Mohon tunggu...
Candra S dan Febri Ihza
Candra S dan Febri Ihza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mulawarman

Kami adalah mahasiswa salah satu universitas yang berada di kalimantan timur tepatnya di kota samarinda yaitu Universitas Mulawarman

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Profesi Food Vlogger Makanan terhadap Industri Kuliner, Efektif??

17 April 2023   22:00 Diperbarui: 17 April 2023   22:04 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Candra Septiansyah dan Febri Ihza Fahlevi
Pada 2016, data menunjukkan bahwa Kota Samarinda memiliki jumlah unit usaha sebanyak 83.713 unit yang dimana 96% dari angka tersebut merupakan usaha berskala mikro kecil. Namun perkembangan usaha kecil dan menengah diberbagai daerah termasuk Kota Samarinda, tidak lepas dari berbagai macam masalah, salah satunya adalah intensitas pelanggan.

Sesuai namanya, food vlogger adalah mereka yang bisa membuat ulasan tentang makanan melalui media sosial Instagram. Food vlogger lahir dari dunia kuliner yang semakin bertumbuh. Dalam industri makanan, promosi melalui media sosial adalah alat yang efektif sebagai jembatan agar suatu produk yang mereka hasilkan bisa bersaing di pasar. Seluruh pedagang harus mengakui bahwa adanya promosi melalui media sosial sangat erat hubunganya dengan penjualan, semakin baik promosi yang dilakukan maka peningkatan penjualan juga semakin besar.

Pastinya semua usaha kuliner memiliki banyak kompetitor bisnis yang tersebar dari berbagai daerah. Untuk itu, salah satu fungsi media adalah untuk membuat masyarakat mengetahui keunggulan dari masing masing usaha mereka, entah dari segi rasa, harga, lokasi jualan, pelayanan, serta kondisi dari warung makan. Seseorang yang bekerja sebagai food vlogger menggunakan momen ini untuk melakukan liputan guna mengenalkan produk berupa kuliner terhadap pengikut media sosial mereka. Promosi yang dilakukan tergolong dua jenis, kesepakatan timbal balik atau sekedar review karena ada sebuah keunggulan tertentu.

Pasti ada kesepakatan timbal balik antara pengusaha selaku pemilik dan reviewer selaku pekerja. Sebelum melakukan liputan, pemilik akan mengcontact sang reviewer untuk melakukan koordinasi, setelah mencapai kesepakatan. Reviewer akan melakukan liputan di tempat usaha milik owner. Pengusaha harus mengeluarkan dana agar makananya masuk liputan dan media sosial milik sang vlogger agar dikenal oleh semua orang dan dari pihak reviewer selaku pekerja akan menggunakan pengikutnya sebagai modalnya agar menarik pengikutnya agar mencoba tempat kuliner yang dia datangi.

Untuk di kota samarinda sendiri terdapat beberapa reviewer makanan dengan pengikut yang lumayan banyak di media sosial instagram, seperti :

  • Sobatjajan.samarinda (136 ribu pengikut)
  • Smrfoodies (103 ribu pengikut)
  • Makanansmr (96 ribu pengikut)
  • Jajanmakanansmr (11 ribu pengikut)

jumlah follower yang banyak akan mempengaruhi seberapa banyak orang yang melihat tayangan yang diupload oleh reviewer tersebut. Terlihat dari masing-masing akun instagram tersebut bahwa kuliner yang direview tidak semuanya berasal dari restoran mewah, jajanan pinggir jalan pun tetap masuk liputan.

Untuk jenis yang liputan yang murni berdasarkan keunggulan, biasanya vlogger selaku pekerja akan mengatakan salah satu keunikan dari kuliner yang tidak dimiliki kompetitor lain. Untuk disamarinda sendiri ada beberapa kuliner yang tercatat, seperti kuliner yang biasanya didatangi oleh pejabat, makanan yang bersifat unik, porsi makanan yang over, jam buka kuliner yang berbeda, dan keunikan lain yang memancing reviewer datang untuk melakukan liputan secara gratis.

Dari beberapa liputan makanan yang dilakukan, para pengikut sang vlogger mengakui bahwa ketika mereka mendatangi tempat yang sama pada keesokan harinya mereka mendapat respon positif dari pemilik usaha yang juga bisa dilihat dari keramaian tempat usaha mereka.  Sang pemilik merasa senang bahwa usaha mereka diliput secara gratis, hasilnya adalah usaha mereka ramai didatangi orang-orang karena rasa penasaran.

Secara tidak langsung sang reviewer juga mendapat feedback berupa respon positif dari sang penjual yang menandakan bahwa liputan yang dilakukan memang benar-benar pure membantu usaha seseorang. Pengikut yang mencoba usaha yang direkomendasikan pun merasa senang karena apa yang mereka saksikan ternyata benar adanya tanpa dilebihkan oleh sang reviewer, Bisa ditarik kesimpulan bahwa memang adanya influencer makanan dalam media promosi melalui media sosial instagram memang benar benar membantu industri kuliner secara signifikan. Respon dari para pemilik usaha memang menjadi saksi bagaimana atensi dari para pengikut media sosial reviewer untuk segera mencoba apa yang mereka lihat. Sekian dari opini kami, kurang lebihnya mohon dimaafkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun