Mohon tunggu...
Candra Setiawan
Candra Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca publik

hidup bebas lepas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Batu Keramat, Gunung Kromong , dan Ancaman Longsor di Tol Cipali

3 Agustus 2015   13:39 Diperbarui: 3 Agustus 2015   13:39 2618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Lonsor di Tol Semaran - Solo (sumber :http://semarang.bisnis.com)"][/caption]

Ini merupakan sedikit catatan dari sisi lain tol cipali yang menarik bagi saya. Tol Cipali selain sebagai penghubung jalan antara Cirebon dan Jakarta memiliki sisi menarik mulai dari batu keramat yang tetap dibiarkan di tempat semula , rencana jalan tol yang berubah hingga harus menembus bukit di Palimanan, hingga ancaman longsor dan pergerakan tanah di sepanjang jalan tol.

 

Bagi para pengendara sisi menarik ini luput dari perhatian karena menikmati jalan tol yang lancar dan mulus di sepanjang di jalan tol ini. Bagi yang sadar bahwa di jalan tol ini dibangun dengan 2 tipe jalan yaitu dengan beton sambungan dan jalan aspal. Ada alasan kenapa tidak semua dibangun dengan beton atau jalan aspal semua.

[caption caption="Wisnu Dewantoro Corporate Affair PT. LMs saat memberikan penjelasan"]

[/caption]

Berdasarkan penjelasan Wisnu Dewantoro Corporate Affair PT. LMS (Lintas Marga Sedaya ) pemilihan 2 tipe jalan ini diakibatkan oleh jenis batuan dan tanah yang berada di jalan ini. Di sepanjang jalan tol ini terdapat soft clay atau tanah lempunng yang mengakibatkan mengembang jika terkena air (expanding clay). Soft clay ini sangat berbahaya jika mengembang, tipe dari soft clay ini pada saat kering akan sangat keras sedangkan jika terkena air akan mengembang dan bersifat seperti bubur. Kejadian longsor akibat expanding clay ini sangat sering terjadi di tol Semarang – Bawen karena formasi kerek pembawa batuan lempung banyak tersingkap di daerah ini. Dalam dunia geologi peristiwa ini disebut swelling. Swelling ini diakibatkan oleh mineral lempung monmorilte dan smectite yang berada di tanah lempung mengikat ion H+ dan ion OH- dari unsur air (H2O). Pengikatan ion ini mengakibatkan mineral lempung berkembang dan sangat muda hbergerak. Beberapa kejadian longsor dengan tipe batuan yang tersusun oleh oleh sedimen batu lempung diakibatkan oleh swelling ini.

 [caption caption="Pergerakan tanah akibat batuan lempung di Bawen (sumber : http://regional.kompas.com) "]

[/caption]

Untuk mencegah kejadian swelling ini pengembang membuat rekayasa yaitu mengeruk dan mengupas lapisan batuan lempung ini dan menimbun dengan material tanah urugan agar stabil saat pembuatan jalan. Karena dikuatirkan masih memiliki potensi pengembang di beberapa bagian memilih jalan aspal langsung dibandingkan jalan beton sambungan. Walapun pembuatan jalan aspal langsung secara ekonomi lebih mahal dibandingkan dengan beton sambungan. Hal ini dipilih karena jalan aspal langsung mudah dilakukan perbaikan bila terjadi pergerakan tanah/ longsor.

 [caption caption="Formasi Kerek pembawa batu lempung banyak tersingkap di sepanjang jalan tol Semarang - Solo dan menjadi ancaman (sumber : http://suaramerdeka.com) "]

[/caption]

Sedangkan beton sambungan walaupun secara ekonomi lebih murah bila dibandingkan jalan aspal langsung. tetapi secara perbaikan akan sangat lama jika terjadi pergerakan tanah yang mengakibatkan jalan retak. Penggantian beton sambungan ini jika terjadi kerusakan harus dibongkar dan dibuat dari awal. Untuk mencegah agar tidak terjadi kerugian kerusakkan akibat swelling ini ,pengembang menunggu selama satu tahun untuk mengamati kondisi tanah di bawah jalan beton sambungan. Setelah satu tahun dan tidak ada pergerakan tanah maka jalan beton samabungan ini akan ditingkatkan dan diaspal.

 [caption caption="Dinding penahan lonsor di Tol CIkopo - Palimanan"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun