Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mencoba Mengamati Cara Bermain Warriors

8 Juni 2017   00:06 Diperbarui: 10 Juni 2017   21:48 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nggak tau kenapa dari kemaren saya selalu macet kalo mau corat-coret tentang Golden States Warriors. Bahkan sebelum saya ngerumpiin Boston Celtics, saya lebih dulu pengen ngobrolin tentang mereka. Berbagai daya upaya saya lakukan (halah lebay), termasuk menonton ulang di nba replay dua pertandingan mereka sebelum final, di mana Kyrie Irving menginspirasi Cavs yang ketinggalan lebih dari tiga perempat pertandingan di kesempatan pertama, tetep aja saya bingung saya ini mau bikin coretan kayak apa. Aksi Curry yang lebih banyak beraksi di paint area pada kesempatan kedua babak reguler juga blom ngasih saya ide banyak.

Mampetnya inspirasi saya (halah) mungkin dilatarbelakangi oleh jarangnya saya nikmatin aksi Kevin Durant dan konco-konconya. Beberapa yang saya sempat nonton, waktu Larry Nance (Lakers) berhasil melewati Durant yang lagi lesu darah, satu-satunya, pertandingan di mana Lakers bisa menang lawan Warriors dan satu-satunya pertandingan di mana D'angello Russell berhasil menguasai dirinya (sendiri), saat pengen beradu kebolehan dengan guard yang di atas kertas, dianggap lebih berbakat darinya.

Buat saya, meski saya doyan permainan mereka, Warriors terkadang terlihat menang terlalu mudah. Semakin lawan bernafsu mengejar, Warriors biasanya justru unggul makin jauh karena pertahanan lawan jadi kurang rapi, terlebih mereka punya Andre Iguodala ma Shaun Livingston, meskipun tembakan tiga angkanya nggak gitu konsisten, kemampuannya ngeliat celah bisa dibilang Cherrybelle banget, istimewa.

Dari sisi starter, mungkin, pindahnya Bogut yang rentan cedera tanpa pengganti yang sepadan akan membuat tim ini lebih menarik, minimal babak reguler jadi lebih kompetitif lantaran tim jadi nggak begitu dominan.  Dari sisi postur, Zaza Pachulia sekilas lebih mirip Kevin Love. Kalok nggak punya basic defense yang nggak bener-bener bagus, frame kayak Pachulia mah lewat. 

Minimal saat saya lihat secara statistik, saya ngerasa ada benernya. Rebound para starter sedikit menurun, dari 29,4 per pertandingan musim lalu jadi 28.5 per pertandingan musim ini. Secara individu, rebound Draymond Green, Zaza Pachulia, ma Kevin Durant yang secara teori punya tinggi badan memenuhi syarat sebagai pemetik rebound cenderung turun secara berjamaah dari musim lalu, sekitar 1-2 rebound per pertandingan. 

Faktor postur Pachulia yang kurang kokoh serta Durant yang lebih ofensif bisa jadi tolok ukur. Menurunnya jumlah rebound juga berbanding lurus sama banyaknya angka yang bisa dicetak tim lawan di jaring Warriors.  Pertahanan mereka nggak sekokoh musim-musim sebelumnya 101.9 per pertandingan, peringkat kedua di bawah San Antonio Spurs. Meski begitu, Warriors banyak ngehasilin poin 113,2 poin per pertandingan.

Channel: BBallbreakdown

Besarnya raihan poin, menurut saya, mau nggak mau, disumbang oleh permainan efektif Kevin Durant. Buat banyak orang, termasuk saya, Durant adalah keping yang selama ini blom dimiliki Warriors. Dengan banyaknya pemaen yang jago ngebukak ruang field goal Durant naek dari 50,5% jadi 53,7% musim ini. Tapi bukan cuma itu alesan Jerry West ngedatengin Durant. 

Post up player mungkin mereka punya Shaun Livingston, tapi pemaen yang bisa bikin peluang, sekaligus nyelesaiin sendiri meski dijaga ketat. Durant jagonya. Terima kasih buat Coach Nick yang udah bikinin video aksi Durant buat kita semua di game kedua kemaren. Di menit 4:29 bisa kita liat, meski waktu tinggal nembak tinggal dikit, Durant masih sempat nyeruduk Richard Jefferson sekitar 0,5 detik untuk bisa dapet ruang tembak yang lebih lega buat nembakin tembakan tiga angka dari jarak 7,94 meter (menurut itungan software analisis olahraga dartfish).

Meski punya starter yang menakutkan, dengan three point attempts berkisar 5-10 upaya per pertandingan dan akurasi di atas 35%, akurasi para pemain pelapis cuma berkisar antara 15-36%. Three point attempt mereka, para bench, sayang terbilang minim. Iguodala yang paling lumayan, 2.5 peluang per pertandingan dengan akurasi 36%

Buat saya, saya kira, akurasi tembakan tiga angka yang terlalu biasa bakal jadi nilai plus tim ini. Plus karena tim ini tetep sama kayak tim-tim lain, tetep punya kekurangan sana-sini. Terlebih, saya kira, meski punya Kevin Durant, kedalaman roster mereka nggak sebaik musim lalu. Mereka kehilangan pemain dengan frame "meyakinkan" yang bisa bikin ruang sekaligus nembak macam Marresse Speight ma Leandro Barbosa. Kalok rajin nyaksiin aksi Patrick McCaw, Brandon Rush, ma Ian Clark pas Playoff kayaknya kita bakal ngeh sebagus apa mereka di babak playoff. Sebagai catatan McCaw bikin 18 angka lawan Spurs, 4 di antaranya tembakan tiga angka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun