Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dan Main bareng Midsummer Formula

17 Maret 2016   04:06 Diperbarui: 18 Maret 2016   11:10 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption caption="moviestillsdb.com"][/caption]Sekilas ceritanya amat anak-anak. Seorang anak yang berpergian seorang diri untuk berlibur. Kedua orang tuanya masih sibuk dengan urusan pekerjaan. Mereka baru akan  menjemput di akhir liburan. Tak heran orang tua Kyohei terus menelepon putranya sepanjang perjalanan. Kyohei pun jadi muram karenanya.  Kakek penumpang sebelah juga tak suka. Baginya, tak elok bertelepon di kereta. Bahkan, kakek itu tak sungkan meraih paksa ponsel Kyohei.  
Keduanya tak bisa benar-benar disalahkan. Orang tua Kyohei cuma ingin memonitor anaknya. Orang tua manapun tidak akan membiarkan seorang anak kelas empat berpergian sendiri tanpa pengawasan. Kakek itu pun punya alasan. Ia hanya ingin berkendara dengan nyaman. 

Kyohei tak sepenuhnya berlibur sendiri. Bibinya telah menunggunya di stasiun. Bibi Setsuko akan mengajak keponakannya itu berlibur di daerah pantai.  Bibi dan paman Kyohei mengurus sebuah penginapan keluarga di daerah itu. 

Silakan jika masih ingin membahas soal orang tua Kyohei yang terkesan tega. Tetapi, tidak semua penumpang berpikir sama. Salah satunya penumpang di depan Kyohei. Baginya, Kyohei tampak baik. Toh, Kyohei murung bukan lantaran pergi sendiri namun karena terus diawasi. Penumpang itu baru menghampiri Kyohei setelah insiden raih paksa mereda. Laki-laki berpakaian rapi  itu tak berkata apa-apa. Ia meminta Kyohei segera menghabiskan bekalnya sekaligus memintanya memberikan pembungkus  bekal dari aluminum foil yang sudah tidak terpakai.   

Buat apa? Apakah pria tegap itu ingin menyumpal mulut Kyohei karena berisik? Kalaupun semua penumpang setuju, tak ada satu pun penumpang yang akan benar-benar tega berbuat sejahat itu pada anak kecil, kecuali mungkin kakek tadi. Lantas adakah alasan yang lebih wajar? Mungkin penumpang itu cuma ingin Kyohei menghabiskan bekalnya. Anak konon akan lebih kalem ketika sudah kenyang (gue banget).

[caption caption="Ponsel bungkus Aluminium foil - kissasian.com"]

[/caption]Ternyata dugaan saya salah. Pria itu cuma ingin segera membungkus ponsel Kyohei. "Aluminum foil bisa menghambat sinyal ponsel walaupun perangkatnya masih menyala" sahut penumpang tadi.

Mudah dipahami, tidak bertele-tele, dan mengena. Itulah gaya Manabu Yukawa. Profesor fisika yang tidak menyukai cerita detektif, misteri, atau kasus kriminal. Yukawa sama sekali tidak tertarik pada  pelaku kejahatan dan motifnya. Ia hanya tertarik pada penjelasan logis pada setiap peristiwa. Tidak usah heran kalau tidak ada kata tidak mungkin dalam kamusnya.  

[caption caption="kissasian.com"]

[/caption] Sifat yang justru membuat Kyohei kecil mengagumi Yukawa. Kyohei bahkan rela membuntuti dosen fisika ini sampai penginapan. Profesor Yukawa memang perlu menginap lantaran harus menjadi pembicara dalam simposium teknologi ekplorasi bahari. Teknologi yang akan selalu menjadi bahasan pemerhati lingkungan, seperti kakak sepupu Kyohei, Narumi Kawabata, meski hanya teknologi pencitraan sekalipun. Meskipun menjamin keamanan teknologi yang digunakan, sebagai ilmuwan, Yukawa tetap skeptis. Ia sama sekali tidak menutup kemungkinan akan dampak yang bisa ditimbulkan. Isu inilah yang membuat opini pada setiap wacana ekplorasi selalu berulang.  Manakah yang kita inginkan? Lingkungan asri tapi sebagian dari kita kekurangan asupan gizi dari hasil laut atau sebaliknya. Komentar Yukawa hanya satu. “Ini soal pilihan.”

[caption caption="http://www.otakuhouse.com/ "]

[/caption]Yukawa sendiri tidak mau membahasnya lebih lanjut. Ia justru lebih tertarik mengajak Kyohei melakukan percobaan. Entah percobaan apa. Yukawa hanya mengingatkan Kyohei untuk membawa ponselnya. Masih ponsel yang sama. Ponsel kuning berbungkus aluminum foil beberapa hari lalu.

[caption caption="kissasian.com"]

[/caption]Yukawa ternyata mengajak Kyohei menguji coba roket mainan yang terbuat dari botol plastik dan alat pancing. Percobaan yang nyaris membuat Kyohei bosan lantaran harus diuji berulang agar bisa mendapatkan jarak luncuran terjauh. Semakin jauh roket meluncur, keindahan yang terpancar akan makin terasa. Kita juga bisa ikut menikmati keindahan bawah laut dari badan roket.

[caption caption="kissasian.com"]

[/caption]Kok bisa? Bisa dong. Kan Yukawa masukin ponsel Kyohei ke badan roket.  Pemandangan bawah laut akan bisa keliatan lewat fitur video call. Kyohei cuma perlu menelepon nomornya sendiri dari ponsel Yukawa untuk bisa melihat pemandangan bawah laut. Ponsel Kyohei sendiri bisa tetap kering lantaran Yukawa memasukannya ke plastik kedap air terlebih dahulu, sebelum dimasukan ke dalam botol plastik. Pertanyaannya, apakah botol dan ponsel tidak keburu rusak saat roket melesat cepat dan harus bertumbukan sesaat sebelum roket mengapung di air. Roketnya sih tampak kokoh di film. Entah di dunia nyata. Percobaan  sejenis terbukti berhasil ketika badan roket dibuat dari bahan yang lebih kokoh.

Walaupun hanya fiksi, ide sutradara boleh juga. Setidaknya, udah bikin Kyohei dan saya (sempat) antusias. Teramat antusias hingga Kyohei dan Yukawa nyaris melupakan misteri yang terjadi di penginapan bibi Setsuko. Salah satu tamu hotel diduga tergelincir di jalan curam menuju pantai. Yukawa juga tetap bergeming ketika penyidik melaporkan adanya kandungan gas karbon monoksida pada tubuh korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun