Lingkungan Rotterdam terbentuk dari masyarakat kelas pekerja dengan etos kerja yang tinggi, khas kehidupan keras ala Rotterdam bagian Selatan. Walaupun kehidupan sosial ekonominya telah berkembang dan kian beragam setelah era Perang Rotterdam, semangat dan citra pekerja keras masih tampak hingga sekarang, setidaknya lewat motto sterker door strijd, stronger through struggle.
Karena kultur sepakbola Feyenoord terbangun dari masyarakat pendukungnya, tidak heran rasanya jika semangat kerja keras tertanam diatas lapangan. Semangat ini kentara saat Feyenoord berhadapan dengan Ajax. Lewat perbedaan karakter permainan antar kedua tim muncul ungkapan klise saat keduanya saling besentuhan. Permainan teknis nan elegan khas Ajax berhadapan dengan kerja keras ala Feyenoord. Menariknya, walaupun tampak berseberangan, ramuan keduanya menjelma menjadi kekuatan tersendiri di Piala Dunia 1974. Dari 22pemain yang dipanggil terdapat lima punggawa Ajax, lima punggawa Feyenoord, dua penyerang PSV, dan tujuh pemain yang pernah bersentuhan minimal dengan dua dari tiga De Grote Drie, Ajax, Feyenoord, dan PSV. Dari sekitar tujuh nama tersebut terdapat sosok orkestrator Total Football 1974. Johan Cruyff. Bersama Johan Neeskens dan Ruud Krol, Cruyff menunjukan karakter permainan yang lincah, stylish, dan visioner khas Ajax. Willem van Hanegem dan Rinus Israel mewakili ciri khas permainan Feynoord yang memiliki semangat bertarung yang kuat, gesit, liat dan ulet.Sementara duet PSV van de Kerkhof bersaudara memberikan sentuhan bertenaga dari gaya bermain yang kuat dan gesit. Ciri khas permainan ketiga klub masih terlihat dari para pemain mereka musim-musim berikutnya. Sneijder mewakili gaya dan visi khas Ajax. Van Der Vaart dengan visi dan kelincahan Ajax, Stam, Van Bommel, Robben dengan permainan bertenaganya, kerja keras dan keuletan ditunjukan oleh Kuyt dan Drenthe.
i.dailymail.co.uk
Kombinasi para pemain dari De Grote Drie ini menghidupkan serangan melalui orkestrasi umpan-umpan satu dua sentuhan antar pemain. Saat bek sayap bergerak naik untuk menyerang, pemain tengah atau sayap segera menutup ruang yang ditinggalkan. Pemain depan seperti Johann Cruyff pun bisa bisa mengiris sisi lapangan untuk mencipta peluang atau tidak canggung jika harus mundur ke belakang. Sederhananya, para pemain memaksimakan serangan melalui penguasaan bola. Saat bola direbut lawan, biarkan mereka menguasai bola seminimal mungkin. Mengutip kata-kata Johann Cruyff “Voetballen is heel simpel, maar het moeilijkste wat er is, is simpel voetballen.” Bermain bola itu sederhana, tetapi memainkan sepakbola sederhana adalah hal yang paling sulit dilakukan.
cache1.asset-cache.net
Filosofi kesederhanaan Total Football coba diterapkan dari sudut pandang yang berbeda oleh Van Gaal. Jika biasanya dilihat dari kacamata Ajax, kali ini Van Gaal mencoba meramu aroma Feyenoord yang kental dengan sisi agresif dan maskulinnya. Aroma Feyenoord ini setidaknya tergambar jelas dari pemain yang dibawa Van Gaal ke Brazil kali ini. Walaupun hanya terdata lima pemain, jika mau dicermati lebih dalam terdapat 11 pemain Feyenoord. Keenam pemain tersebut termasuk Leroy Fer, Georginio Wijnaldum, Ron Vlaar, Rob Van Persie, Dirk Kuyt, dan Jonathan de Guzman. Mereka berenam melengkapi empat punggawa pertahanan Feyenoord yang dipimpin oleh gelandang muda, ulet, dan visioner yang juga sekaligus kapten Feyenoord Jordie Clasie. Sumbangsih sebelas pemain timnas menjadi rekor tersendiri bagi Feyenord sejauh ini. Selama sepuluh kali ikut serta dalam Piala Dunia, timnas Belanda mencantumkan 166 pemain pada susunan pemain. 119 (72%) pemain berasal dari De Grote Drie, Ajax menyumbang 39 pemain, Feyenoord mengirim 29 pemain, sedang 27 pemain berasal dari PSV, lima pemain pernah berseragam Feyenoord dan PSV, sembilan pemain pernah bermain untuk Ajax dan PSV, delapan pemain mengabdikan diri untuk Ajax dan Feyenoord, sementara Ruud Geels dan Ronald Koeman beruntung pernah tergabung bersama ketiga tim.
hamrofootball.com
Nama terakhir inilah yang menjadi arsitek formasi 5-3-2 yang dipakai Louis Van Gaal pada Piala Dunia kali ini. Menarik dicermati karena Belanda identik dengan formasi 4-3-3 dan Feyenoord sendiri tercatat baru dua kali menggunakan formasi 5-3-2 yaitu saat mengandaskan SC Cambuur 5-1 dan PSV 2-0. Walaupun tampak defensif, formasi ini justru terlihat cair dalam penerapannya. Dalam cetak birunya, lima bek Feynoord sejatinya diisi oleh Joris Mathijsen yang berpengalaman, Bruno Martins Indi yang kuat, kekar dan cepat, serta Stefan De Vrij yang besar, lambat, namun sigap. Sedang sisi sayap diisi Daryl Janmaat, pemain berpostur proporsi bek tengah, yang memiliki kecepatan, kontrol bola, dan umpan silang yang bagus serta Terence Kongolo, pemain berpostur bek sayap yang cepat dan lincah. Posisi Kongolo disisi kiri timnas diisi oleh Daley Blind/ Paul Verhaegh yang dari sisi postur dan gaya bermain bisa disamakan dengan Daryl Janmaat. Kongolo sendiri mengisi bangku cadangan. Saat dua bek sayap ini bergerak naik prinsip saling mengisi total football justru amat kentara di lini tengah. Nigel De Jong yang berfilosofi Ajax bisa menampilkan gaya tanpa kompromi khas Feyenoord lewat permainan fisik dan tekel-tekel kerasnya. Jika Van Gaal menginginkan gaya yang lebih elegan, Jordie Clasie bisa jadi pilihan. Gelandang petarung ini memiliki tekel, kontrol bola, serta umpan yang akurat. Saat beruji coba melawan Ekuador Van Persie pernah mencicipi umpan panjang Clasie yang berbuah menjadi gol. Tidak heran Clasie kerap disejajarkan dengan Paul Scholes atau Xavi Hernandez.
blogspot,com
Walaupun terlihat kokoh, tiga bek Belanda masih kerap terlihat canggung saat menerima umpan lambung dan menghadapi pemain ulet dengan kontrol bola bagus seperti Tim Cahlil. Dua gol Australia menjadi tantangan tersendiri buat Meneer Van Gaal, terlebih dengan absennya Martins Indi karena diduga mengalami gegar otak ringan. Joel Veltman bisa memberikan gaya bertahan tersendiri bagi timnas Belanda yang sebagian besar diisi para petarung. Gerak tubuh serta kemampuan membaca pergerakan lawan mengingatkan kita pada Fabio Cannavaro. Kemampuan membaca pergerakan lawan Veltman terlihat saat tekelnya satu langkah lebih cepat dari pergerakan Neymar. Sebuah aksi yang tidak mudah, mengingat Neymar cukup dikenal dengan kecepatan dan tehnik olah bola yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
[caption id="" align="aligncenter" width="507" caption="i.dailymail.co.uk"]
Aroma Feyenoord makin kentara dengan adanya De Guzman. Boleh dibilang pemain Swansea City ini adalah pemain dengan kelincahan seorang sayap yang dimainkan sebagai gelandang. Rasanya tidak sulit untuk menebak perannya di lapangan jika melihat dari kecepatan lari dan kemampuannya menerobos pertahanan lawan. Jika ingin menyuntikan energi lebih pada lini tengahnya, tidak ada salahnya jika Meener Van Gaal memasang Leroy Fer. Melihat gaya bermainnya, rasanya sulit dibilang kalau pemain Norwich City ini adalah seorang Gelandang tengah. Melihatnya beradu sprint rasanya kecepatannya bisa diadu dengan Robben, kalau tidak bisa dibilang lebih cepat. Hanya saja ketika melihat tekelnya yang liat rasanya tidak heran mengapa Fer disebut pemain Feyenoord dan mengapa pelatih memasangnya di lini tengah.
Visi permainan timnas Belanda sendiri dipercayakan pada Wesley Sneijder atau Jordie Clasie. Salah satu dari mereka diharapkan dapat menyuplai bola-bola matang bagi dua mantan penyerang sayap kiri di lini depan Belanda yang mendapat kebebasan menyayat lapangan dari segala sisi, mengingat mereka berdua tidak bermain di belakang striker. Pergerakan yang lagi-lagi amat berasa Total Football. Dua pekerja keras dengan olah bola prima ini mendapat pelapis yang bertipe mirip. Jermain Lens dan Memphis Depay. Gocekan dan tehnik mengambil tendangan bebas Depay banyak mengingatkan penikmat bola pada Cristiano Ronaldo. Mungkin pernyataan ini bisa memantik diskusi tersendiri. Tapi jika ada yang bertanya mengenai perbandingan antara Depay dan CR sete saya hanya bisa berkomentar, gaya mungkin sama, tapi soal ketajaman bisa jadi topik beda.
informationng.com
Jika ingin memaksimalkan irisan-isan dari sayap, Van Gaal bisa memainkan Georginio Wijnaldum. Alumni Feyenoord ini adalah sayap lincah yang bukan hanya piawai menerobos pertahanan lawan untuk menciptakan peluang, tapi juga memiliki umpan lambung dan tarik yang akurat. Sederhananya, gaya Wijnaldum merupakan merupakan tipe penyerang-menyerang sayap abad 21 yang berpostur sedang. Sekilas gayanya mirip Nani. Permainan umpan tarik dan bola lambung seperti ini menjadi makanan empuk bagi predator kotak penalti sekelas Huntelaar.Pilihan gaya bermain Belanda makin kaya dengan disertakannya Dirk Kuyt. Dirk Kuyt adalah striker pekerja keras yang mampu bermain melebar dan membuka ruang gerak bagi para pemain dari lini kedua. Dengan tendangan kerasnya, Sneijder, Van Persie, De Jong, Clasie, Robben, bahkan Ron Vlaar bisa jadi pemain yang diuntungkan dengan gaya bermain Kuyt.
Kiper menjadi sektor yang tidak bisa dipisahkan dari permainan sepak bola. Setelah identik dengan sosok elegan menjulang dalam diri Edwin Van de Saar, gawang orange kini dipercayakan pada sosok mungil laiknya Hans van Breukelen, Jasper Cillessen. Kiper Ajax ini bahkan sepantaran dengan dengan Martins Indi. Namun melihat rekor kebobolan Ajax yang hanya 28 gol dari 34 penampilan, boleh jadi tidak beralasan jika Van Gaal hanya menempatkan Cillessen di bangku cadangan. Reaksinya mungkin belum terlihat semengilap Perrin dengan reaksi akrobatik khas Buffon muda, namun kemampuan membaca arah bola dan kelincahan sebagai kiper mungil menempatkannya dalam 34 pertandingan Ajax musim ini.
Menarik melihat pelapis Cillessen di Piala Dunia kali ini. Sejak dikenal dengan Total Footballnya,De Grote Drie setidaknya mengirim dua wakil atau minimal alumninya pada pos penjaga gawang, Piet Schrijvers, Pim Doesburg, Eddy Treijtel, Ed de Goey, Hans van Breukelen, hingga Maarten Stekelenburg. Dua diantara mereka setidaknya mengisi tongkat estafet kiper timnas dalam delapan kali keikutsertaan Belanda dalam Piala Dunia sejak era Cruyff. Tim Krul sendiri adalah pemain ADO Den Haag sedang Michel Vorm adalah alumni Utrech. Keduanya saat ini menjaga gawang tim Inggris Newcastle United dan Swansea City. Krul memang tidak terlihat tidak terlalu menonjol, tapi tampilan yang sigap dan biasa-biasa saja ini menunjukan sisi konsisten seorang kiper. Sedang Vorm terkenal dengan reaksinya yang cepat dan kesigapannya untuk terbang menghalau permainan bertenaga. Tiga nama tiga gaya yang siap diturunkan dalam situasi pertandingan yang berbeda.
Melihat variasi kedalaman skuad yang ada, Van Gaal leluasa memainkan total football dengan fondasi lini belakang yang kokoh, lini tengah yang nyaman, serta lini depan dengan leluasa. Veltman, Clasie, Fer, Kuyt dan Huntelaar bisa memberikan gaya yang berbeda jika dibutuhkan. Warna ini berpotensi membawa timnas Belanda melangkah ke babak-babak selanjutnya. Terlepas sepakbola tidak selalu ramah pada sepakbola indah, total football masih tetap menjadi inspirasi hingga kini bukan hanya bagi penikmatnya, tapi juga bagi perkembangan variasi permainan tim berfilosofi juara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H