Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Golden State Warriors yang Mencoba Mengulangi Masa Keemasan

7 Oktober 2021   19:31 Diperbarui: 8 Oktober 2021   11:09 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Golden State Warriors yang Mencoba Mengulangi Masa Keemasan | sumber KOMPAS.com

Semuanya bermula dari sini. Meskipun memang lebay, permainan basket NBA tujuh atau delapan tahun belakangan mengacu pada Warriors. Kalau tidak meniru gaya mereka ya menyusun skema permainan untuk menaklukkan mereka.

Untuk kategori pertama, saya tidak tahu berapa banyak tim yang sudah mencoba, tapi untuk kategori kedua setidaknya baru Memphis Grizzlies dan San Antonio Spurs yang mencoba dengan gaya mereka sendiri.

Kedua tim rela menempel ketat pemain Warriors dengan tubuhnya sampai mepet, kalau perlu membungkuk, untuk menutup ruang gerak Steph Curry dan Klay Thompson memastikan keduanya tidak bisa menembak apalagi mengumpan.

Di luar mereka, rasanya tim lain sekedar hanya meniru dan meski mengembangkan skema yang sama, hasilnya tidak selalu sama karena sejauh ini belum ada pemain yang gaya bermainnya mirip Steph Curry, Klay Thompson, Draymond Green, Andre Iguodala, Kevin Durant, Shaun Livingston, Leandro Barbosa, Andrew Bogut, atau Javale Mcgee.

Menariknya mereka bukan pemain serba bisa dalam satu paket. Praktis cuma Durant yang kiranya punya itu semua.

Curry kita tahu tidak begitu jago bertahan, Klay sama sekali tidak dikenal jago dribel, Draymond Green justru akurasi tembakan tiga angkanya makin menurun seiring bertambahnya usia.

Kemudian Iguodala jelas bukan penembak jitu yang bagus meski, sewaktu muda ketangkasannya bisa dibilang di atas rata-rata dan kemampuan mengeblok bolanya juga lumayan untuk pemain setinggi kurang dari dua meter, Livingston, sejak pulih dari cedera malah makin jarang menembak tiga angka, rebound Barbosa nggak istimewa-istimewa amat, meski kelincahan dan finishing di bawah jaring bisa dibilang lebih dari luwes

Sementara Bogut juga bukan center paling cepat di eranya, meski terbilang gesit dan jelas jago mengumpan, serta Mcgee jago ngumpan dan nembak pun tidak.

Mereka hanya rajin bergerak tanpa bola, tidak egois mengoper bola, dan memaksimalkan potensi yang mereka punya, yang kebetulan tidak ada duanya.

Saya bilang tidak ada duanya lantaran saat skema Warriors diterapkan tanpa kehadiran salah satu dari mereka hasilnya amat jauh berbeda, terutama musim 2019-2020, ketika Durant sudah pindah dan Duet Splash Brother Curry-Thompson cedera.

Tanpa keduanya tidak ada lagi pemain yang mampu menembak sambil bergerak begitu menerima umpan. Ketika Mychal Mulder mencoba hasilnya tidak sama. Tembakannya tetap saja luput.

ist
ist

Konon untuk bisa mengembangkan skema permainan seperti itu, Steve Kerr berguru pada para mentor pelatih NBA. Almarhum Tex Winter yang merancang skema triangle offense, Greg Poppovich yang mengagungkan pentingnya pertahanan, pergerakan pemain tanpa bola serta akurasi jumpshot, serta Mike D'antoni yang menekankan serangan sebisa mungkin diselesaikan kurang dari tujuh detik pertama sebelum pertahanan tim lawan terbentuk sempurna.

Ketiga gaya itu konon dipadukan dengan pengalaman Steve Kerr yang memang dikenal sebagai penembak jitu dengan akurasi tembakan tiga angka tertinggi di NBA sampai detik ini di atas Seth Curry dan Joe Harris di urutan kedua dan keempat.

Kerr mulai menerapkan skema permainan racikannya sejak menggantikan Mark Jackson pada musim 2014-2015, yang kini kembali menjadi komentator NBA.

Skema tersebut dimulai dengan membangun pertahanan yang kokoh memanfaatkan kombinasi kekuatan fisik Harrison Barnes, tinggi badan dan kelicahan kaki Klay Thompson dalam menutup ruang gerak, kegesitan dan kekuatan fisik Draymond Green dalam menjaga pemain lawan, serta postur besar serta keluwesan Bogut dalam menutup pergerakan pemain lawan dan melakukan blok. 

Apabila pertahanan kokoh tadi membuat tembakan pemain lawan luput, para pemain Warriors langsung memulai serangan balik cepat, dengan memanfaatkan kecepatan dan akurasi umpan Draymond Green, serta kemampuan Steph Curry dalam menarik setidaknya satu pemain bertahan lawan karena akurasi tembakan tiga angka jarak jauhnya yang luar biasa, meski persentasenya, sampai detik ini, tidak sebagus adiknya, Seth Curry.

Dengan daya tarik itulah, prakis, pemain seperti Bogut atau Iguodala, yang kerap dimainkan dari bangku cadangan, bisa bergerak bebas tanpa bola sembari bersiap menyelesaikan serangan. 

Kalaupun terhalang, keduanya cukup luwes mengirim umpan matang, termasuk pada Curry atau Thompson yang ada di belakang atau samping mereka ketika setidaknya satu pemain mencoba merebut bola.

Jika Kerr ingin ingin serangan dan pertahanan Warriors lebih menggigit, ia tinggal menggantikan posisi Bogut dengan Iguodala yang lebih lincah dan tangkas dalam menyerobot bola dari penguasaan pemain bertahan lawan.

Itulah faktor kunci yang kadang kita lupa kenapa pada era tersebut Warriors bukan hanya jadi tim dengan serangan paling mematikan (nomor dua di bawah Los Angeles Clippers era Chris Paul), tapi juga tim dengan pertahanan paling pedas saat itu.

Praktis dengan skema yang sudah terkonsep rapi saat itu, kita tahu kenapa pergantian personel dari Harrison Barnes yang lebih kokoh dan kaku ke Kevin Durant yang lebih luwes dan tangkas justru membuat Warriors makin kuat sekaligus dibenci banyak pihak padahal Durant tidak salah apa-apa sama kita semua.

Tanpa bermaksud melewatkan keseruan juara Warriors selepas era Barnes dan penurunan prestasi akibat cedera duo splash brother, izinkan saya langsung melompat ke era Warriors saat ini, tepatnya musim baru nanti di mana Klay akhirnya bisa kembali bermain setelah dua musim cedera dan Iguodala akhirnya kembali setelah sekitar dua musim berkelana.

Terlebih Warriors rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menjamin Curry tetap berada di Warriors selama empat tahun ke depan untuk menjaga lima tulung punggung utama Warriors tetap utuh yaitu Kerr, Iguodala, Thompson, Green, dan Curry, yang sekaligus akan menarik minat penonton dan pengiklan mumpung Curry masih laku dan belum habis.

Dengan situasi ini, Warriors kembali seperti musim 2015-2016 di mana peran Barnes (draft nomor 7 tahun 2012) diisi Kevin Durant (draft urutan nomor 2 tahun 2007) dan Bogut (draft nomor 1 tahun 2005) oleh Zaza Pachulia (draft urutan nomor 42 tahun 2003). Bedanya kini peran Durant diisi oleh Andrew Wiggins (draft nomor 1 tahun 2014) dan James Wiseman (draft nomor 2 tahun 2020). Belum lagi, musim ini  Warriors memilih Jonathan Kuminga pada draft nomor 7 tahun 2021.

Melihat urutan draft ketiganya, fans Warriors patut senang karena draft urutan-urutan awal biasanya memang bagus. Hanya saja tipe permainannya agak berbeda dengan para pemain (cadangan) yang biasanya didatangkan ke Chase Center, kandang Warriors.

Jika di era Barnes dan Durant, Warriors biasa mendatangkan guard muda dengan jumpshot lumayan seperti Patrick McCaw dan Quinn Cook atau forward muda dengan visi bagus namun jumpshot kurang, seperti Jordan Bell (yang musim ini juga mudik ke Warriors, meski belum bisa dipastikan ia akan terpilih dalam tim musim ini atau tidak mengingat jatah pemain tiap tim hanya 16 orang) untuk memaksimalkan skema permainan tajam Warriors.

Musim ini Warriors setidaknya punya dua guard yang punya akurasi tembakan tiga angka bagus, serta dribel, dan finishing luwes di bawah jaring dalam diri rookie Warriors Jordan Poole dan Chris Chiozza, yang musim lalu bermain bagus sebagai playmaker Brooklyn Nets.

Permainan mereka berdua dinilai cocok dengan permainan Warriors karena mereka bisa menyerang saat dua starter Warriors seperti Green dan Andrew Wiggins membuka ruang dengan bergerak bebas tanpa bola untuk menarik perhatian pemain lawan

Di posisi guard atau forward, Warriors masih bisa memainkan ipar Steph Curry, Damion Lee, yang gaya bemainnya agak mirip Poole, meski bisa dibilang lebih luwes. 

Makin kemari, Lee bahkan menunjukkan ia tidak sekedar nebeng nama ipar, mengingat finishing dan akurasi tembakannya makin bagus, terutama saat berdiri bebas.

Posisi guard Warriors makin rame dengan adanya Avery Bradley, yang sejak bermain untuk tim pertamanya, Boston Celtics, dikenal telaten mengikuti pergerakan pemain lawan yang bergerak tanpa bola dan punya akurasi jumpshot mirip Quinn Cook. itu pun dengan catatan permainannya belum habis musim ini.

Di posisi yang sama, permainan Mychal Mulder tidak bisa dibilang bagus. Meski telaten mengikuti pergerakan pemain lawan dan punya dribel dan akselerasi yang bagus, akurasi tembakan serta finishing di bawah jaringnya masih perlu dipoles karena kerap memaksakan diri.

Patut diakui, mayoritas pemain muda Warriors memang bukan tipe passer seperti Iguodala atau David West yang sesekali mengirim umpan. Sebagian besar pemain mereka justru kebanyakan shooter berpostur tinggi dan jago rebound termasuk forward Otto Porter (rentan cedera) dan Nemanja Bjelica.

Terlebih Bjelica termasuk penembak serbabisa, bukan hanya akurat saat berdiri bebas (spot up), tapi juga cukup luwes ketika menembak begitu menerima bola sambil bergerak (catch and shoot), meski tidak seluwes Steph Curry.

Sebenarnya spot up masuk dalam kategori catch and shoot karena  saat melakukan spot up , pemain juga akan menembak segera setelah menerima umpan. Hanya saja catch and shoot sekarang lebih identik dengan gaya menembak seperti Curry, yang timing menembaknya biasanya lebih cepat.

Selain Curry, Thompson, dan Bjelica setidaknya ada dua pemain lagi yang cukup cakap menembak ala catch and shoot yaitu Bradley dan Poole, meski untuk nama terakhir belum terlalu luwes

Salah satu kelebihan Bjelica yang lain yang jarang dipertontonkan adalah memberi umpan kepada pemain yang begerak bebas tanpa bola ketika ia berada di area tembakan tiga angka maupun dekat area lemparan bebas.

Bukan hanya itu, Bjelica mampu bergerak tanpa bola di antara kawalan pemain lawan, memanfaatkan posturnya yang tinggi dan kokoh, meski kebanyakan orang menduga Bjelica seperti robot karena berpostur kaku saat menembak.

Pemain yang yang justru mengingatkan kita pada Warriors era juara justru Juan Toscano Anderson, yang rela jatuh bangun dalam menyelamatkan bola serta pergerakan yang tangkas termasuk saat menyelinap di antara penjagaan pemain lawan.

Gaya bermainnya lebih asik ketimbang pengisi posisi Barnes atau Durant di posisi small forward, Andrew Wiggins sendiri boleh dibilang gaya bermainnya agak mirip Kawhi Leonard (KW3) terutama sejak bermain untuk Warriors karena bukan cuma punya jumpshot yang akurat, tapi juga defend yang bagus memanfaatkan tubuhnya yang tinggi, langkahnya yang lumayan ringan, serta rentang tangan yang panjang.

Namun sayangnya visinya kadang kurang bagus karena Wiggins sering memaksakan menembak (dan untungnya masuk) ketimbang mengumpan, meski rekan di sebelahnya lebih bebas, termasuk pada pemain seperti Wiseman yang gaya bermainnya seperti JaVale Mcgee yang punya langkah kaki lincah dan lompatan bagus.

Sayang defense WIseman belum bagus, karena meskipun lincah, gerakan kakinya masih terbawa gerak tipu pemain lawan. Beruntung musim lalu, ia harus menepi di awal-awal musim karena cedera, sehingga waktunya bisa digunakan untuk pemulihan sekaligus mempertajam skill.

Selama cedera, posisinya lebih sering diisi Kevon Looney, yang turut merasakan cincin juara di era Durant, yang punya pergerakan cukup gesit dan punya slam dunk cukup bagus, meski agak kurang jangkung untuk gaya Warriors.

Menarik, bagaimana Kerr akan memaksimalkan potensi Jonathan Kuminga yang gaya bermainnya amat cocok dengan skema Warriors karena selain cepat dan bertenaga, ia jago memberi umpan dan bergerak tanpa bola, Sayang dribelnya masih kurang lengket dan umpan cepatnya masih sering meleset. Belum lagi, ia masih kerap memaksakan diri menembak, meski ruang tembaknya kurang lapang. 

Beruntung, kekuatan dan kecepatanya saat melakukan akselerasi dan slamdunk masih di atas rata-rata mayoritas pemain NBA. Tidak heran manajemen, Warriors lebih getol mengembuskan gosip untuk melego Kuminga dan Wiseman, demi memaksimalkan peluang Warriors menjadi juara. 

Melihat gaya permainan para pemain yang memperkuat Warriors musim ini, saya sih optimis pemain mereka bakal banyak mendapat ruang gerak yang lapang, terutama ketika Curry atau Thompson mendapat pengawalan setidaknya satu pemain lawan. Sayang nggak banyak pengumpan tajam yang biasanya juga bagus melakukan pergerakan tanpa bola di tim ini seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun