Menariknya, meski Green & Durant (karena masih ada Steph Curry), Kawhi (karena masih ada Kyle Lowry), atau Manu (karena masih ada Tony Parker) bukan playmaker utama, mereka kadang diberi tugas mengatur aliran bola karena untuk memperkaya variasi serangan.Â
Terlebih para playmaker utama masing-masing tim (di luar Tony Parker dan Giannis) memang dikenal dengan tembakan tiga angka yang akurat, yang bukan hanya bisa mencetak angka selepas mendribel bola, tetapi juga sepersekian detik begitu menerima umpan umpan matang playmaker.Â
Bukan rahasia umum, di luar Steph Curry (yang bisa menembakkan tembakan tiga angka kapan pun dia mau), akurasi tembakan tiga angka hasil operan biasanya lebih bagus dari tembakan tiga angka saat di bawah kawalan satu lawan satu.
Pun dengan juara NBA terkini Milwaukee Bucks yang praktis punya empat playmaker pada lima starter utama mereka Giannis (211 cm), Khris Middleton (201 cm), Jrue Holliday, dan Donte DiVincenzo (193 cm).Â
Bahkan, jika masih kurang, Bucks masih punya Pat Connoughton (196 cm) dari bangku cadangan yang sering dimainkan sebagai playmaker karena punya dribel prima.
Menariknya meski pemain yang nama-namanya disebut di atas punya akurasi tembakan tiga angka minimal 36%, akurasi tembakan tiga angka para pemain Bucks dalam enam pertandingan babak final, lebih sering kurang dari 32%.Â
Artinya saat pertandingan krusial serangan yang lebih dekat dengan jaring, terutama lewat penetrasi dribel terlebih dahululah yang lebih efektif menghasilkan angka.
Sejauh ini para raja dribel inilah yang memisahkan tim-tim juara NBA dengan calon juara atau para pengejar tiket playoff.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H