Menikmati acara masak pas jam laper emang enak. Nggak kerasa jarum jam geser cepet banget jadinya #eh. Itu juga yang saya rasakan dari menikmati acara Masterchef Australia versi baru. Versi yang baru diperkenalkan musim ini.
Versi di mana juri lama digantikan juri baru dan peserta lama, favorit pemirsa, dipanggil kembali untuk meraih trofi yang kebetulan nggak sempat mereka raih.
Produser Masterchef sendiri cukup kreatif dalam memperkenalkan juri baru. Tim keatif justru sengaja memajang juri tamu untuk memperkenalkan juri baru satu per satu. Cara yang unik tapi wajar mengingat juri tamu tersebut adalah Gordon Ramsay.
Gordon memanggil Jock Zonfrillo, sesama chef asal Skotlandia yang bertahun sebelum hijah ke Australia pernah berbagi satu dapur dengan Gordon Ramsay. Bukan kebetulan Jock, yang sempat dikenal sebagai pemadat, dipilih jadi juri Masterchef Australia.
Selain dikenal sebagai koki yang menghabiskan lebih dari separuh hidupnya di dapur, Jock juga dikenal pernah dimentori oleh mentor, sahabat, sekaligus rival Gordon Ramsay, Marco Pierre White, White-lah yang konon memberi kesempatan kedua bagi Jock, yang konon "diasingkan"karena memadat.
Menariknya ketika Jock menyambangi resto Marco kala itu, tuan rumah sendirilah yang membukakan pintu. Satu kesan yang nggak akan dilupakan koki mana pun mestinya.
Mel sendiri, begitu Mellisa Leong, biasa dipanggil termasuk konon termasuk generasi Australia Singapura peranakan pertama di Australia. Nggak heran peserta masterchef kali ini, termasuk yang punya akar Indonesia seperti Jess Liemantara, Reynold Poernomo, dan Ben Ungerman termasuk sering tertangkap kamera dalam satu frame.
Kebetulan sebagai tukang riviu makanan enak, Mel juga punya pengetahuan yang cukup memadai tentang masakan italia, mengingat konon pasangan cici Mel punya darah Italia.
Kebetulan juga, kelebihan masterchef Australia, selain dari kebiasaan hobi peluk dan saling support antar peserta memang ada pada kebebasan berkreasi berdasarkan akar minat dan budaya para pesertanya.