Orlando Magic punya big man yang saya suka. Nicola Vucevic dan Aaron Gordon. Mereka bukan cuma bagus di dalam, di tengah, dan di luar juga. Posturnya idola saya pisan. Kuat dan lincah untuk ukuran big man.
Aaron Gordon bahkan menemukan ritmenya sebagai pemain sejak digeser dari small forward ke power forward. Akurasi tembakan luar biasa, sempat luar biasa 25 dari 42 tembakan tiga angkannya masuk, 59,5 persen kata orang jawa bilang. Evan Fournier juga sama, meski belum seheboh Gordon.
Lewat posturnya, bukan sekedar tembakan tiga angka yang bisa mereka hadirkan tapi juga menjaga pemain tim lawan dari point guard sampai center,
Akurasi tembakan mereka seolah berbanding lurus dengan hasil bagus di lapangan, dari 12 pertandingan, mereka hanya kalah empat kali. Miami Heat, Cleveland Cavaliers, San Antonio Spurs, dan New Orleans Pelicans lewat aliran bola yang diorkestrasi DJ Augustin, dan kombinasi tembakan tiga angka dan drive Nicola Vucevic dan Aaron Gordon.
Speight merupakan pemain yang membawa Golden State Warriors sedangkan Simmons jadi rookie tapi tua yang mateng pohon, dan harum namanya di San Antonio Spurs, lewat defense dan jump shot-nya.Â
Nggak heran bang Ito girang pisan ngeliat, tim yang emang punya tradisi ngembangin Big man dan shooter bagus kembali mencorong. Salah satu di antaranya ya shooter mereka sekarang Evan Fournier. Shooter yang bukan Cuma jago tembak dari luar tapi juga dalem, mid-range jump shot maksud saya.
Channel: Coach Nick (Bballbreakdown)
Buat saya, draft 2015 memberi tahu kita banyak hal. Pemain yang mid-range jump shot-nya bagus, cenderung lebih siap menghadapi para pemain NBA yang rata-rata punya fisik dan teknik sudah jadi.
Gary Harris, Donovan Mitchell, Devin Booker, dan Jamal Murray contohnya. Ketika bermain lebih ke luar, akurasinya cenderung lebih terjaga, maksud saya, nggak begitu beda jauh dari masa-masa kuliah, Beberapa malah lebih bagus. Kyle Kuzma dan Jayson Tatum contohnya.Â
Dua nama ini lebih dikenal lewat tembakan dua angkanya yang asik, tapi hari-hari belakangan mereka lebih harum sebagai penembak tiga angka yang jitu, meski akurasi nggak sementereng awal musim. Tentu saja gaya bermain yang dirancang tim juga berperan penting. Kehadiran pembuka ruang seperti Marcus Morris, Al Horford, Kyrie Irving, dan Jaylen Brown memudahkan Tatum, yang terbilang tinggi menjulang, mengembangkan bakatnya terpendamnya.Â
Menembak tiga angka nyaris tanpa melompat. Dengan mid-range yang akurat, beberapa dari mereka malah bisa disebut reliable scorer bagi timnya.