Mohon tunggu...
Muhammad Hidayat
Muhammad Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan.

Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Tertarik pada masalah sosial, ekonomi dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Air Crash Investigation" Belajar dari Tragedy

18 April 2013   17:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:59 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai orang awam kita tak layak  berspekulasi atau menuduh ini itu menyangkut kecelakaan di Bandara Ngurah Rai yang melibatkan pesawat Lion Air tanggal 13 april lalu. Namun dengan belajar dari program dokumentari Air Crash Investigation, paling tidak kita sudah menemukan jawaban bahwa kecelakaan pesawat itu bisa terjadi karena banyak hal dengan faktor yang tidak tunggal. Jikapun akhirnya penyebab kecelakaan ditemukan, menyalahkan satu atau berbagai pihak juga tidak ada gunanya karena yang paling penting adalah bagaimana di masa depan kejadian serupa tidak terjadi lagi.

Berita tentang kecelakaan pesawat Lion Air di bandara Ngurah Rai perlahan meredup, apalagi diterpa dengan kejadian pengeboman di Boston, Amerika Serikat. Syukurlah, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu sehingga kisah sedih dan haru biru sudah bisa dilewati, tinggal cerita tentang bagaimana mengangkat potongan-potongan pesawat ke tempat yang layak. Namun apakah cerita itu benar selesai? Tidak, kecelakaan ini menyisakan pertanyaan tentang kenapa pesawat Lion Air yang masih gress ini bisa celaka? Kecaman terutama dialamatkan kepada Lion Air yang dianggap sebagai penerbangan murah namun cuai akan keselamatan dan pilot yang dicurigai menggunakan narkoba.

Sebuah program dokumentari di saluran TV National Geographic berjudul Air Crash Investigation dapat membantu kita menemukan jawabannya ("menemukan jawaban", bukan menemukan sebab kecelakaan Lion air ini loh). Dulu, saya agak takut menonton tayangan tersebut karena isinya tentang kecelakaan pesawat yang lebih sering memakan korban bahkan hingga seluruh penumpang dan awak pesawatnya. Dan tentunya penggambarannya membuat kita ngeri terutama saat harus bepergian dengan pesawat terbang. Namun lama kelamaan, saya sadar bahwa dokumentari ini sangat mendidik dan informatif.

Air crash investigation sejatinya adalah sebuah dokumentari yang menggambarkan upaya penyelidik kecelakaan pesawat terbang seperti lembaga KNKT di seluruh dunia menemukan sebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Selalu dimulai dengan penggambaran tentang kondisi sebelum kecelakaan terjadi, baik kondisi di bandara, pilot, petugas di kapal dan penumpangnya. Kemudian dilanjutkan dengan penggambaran bagaimana kecelakaan itu terjadi, terutama penggambaran posisi pesawat dan peristiwa di ruang kemudi pesawat karena dokumentari ini dibuat berdasarkan rekaman data penerbangan (Flight data recorder), percakapan di ruang kemudi (cockpit voice recorder) dan percakapan dengan menara pengawas. Digambarkan bagaimana reaksi pilot terhadap kejadian atau apa yang dilakukan sebelum kejadian.

Setelah itu digambarkan bagaimana para penyelidik dengan keahlian berbeda-beda bekerja. Mulai dari mencari data di lapangan, mencari kotak hitam yang sering kali sulit ditemukan, data cuaca, rekaman dengan menara, mengumpulkan serpihan-serpihan, wawancara dengan saksi sampai membawa barang bukti ke laboratorium. Kemudian bagaimana dugaan-dugaan tentang penyebab kecelakaan diuji dengan bukti-bukti tersebut untuk mengerucutkan masalah.

Ketika ada dugaan kuat bahwa satu masalah tersebut merupakan penyebab utama kecelakaan, para penyelidik tidak berhenti sampai disitu. Tujuan mereka yang utama adalah bukan mencari siapa yang salah atau paling bersalah dalam satu kecelakaan pesawat, melainkan menemukan sumber masalah dan kemudian mencari jawaban kenapa itu terjadi. Tidak sampai disitu saja, mereka juga mencari tahu bagaimana agar ke depan tidak terjadi lagi kecelakaan serupa dengan fokus pada perubahan baik prosedur di darat maupun di udara, infrastruktur, pelatihan awak kapal, maupun penerapan teknologi baru yang lebih menjamin keselamatan penerbangan.

Dalam satu episode, seorang pilot senior diduga sebagai penyebab utama  tabrakan dua jumbo jet dengan dua lorong  (penerbangan internasional) di atas landasan terbang karena tidak menunggu izin dari menara pengawas untuk terbang. Namun penyelidik tidak serta merta gembira dan menghentikan penyelidikannya. Pasti ada penyebab mengapa seorang pilot yang sangat senior (bukan cuma senior) bisa melakukan kesalahan yang sangat dasar, menarik tuas gas tanpa izin terbang?. Akhirnya ditemukan bahwa rekaman suara di ruang kemudi dan di menara pengawas berbeda. Ada saat dimana pilot tidak mendengar perintah menunggu karena pada saat yang sama ada yang memencet tombol bicara (push to talk) radio. Pilot kemudian berasumsi bahwa permintaan izin telah diberi. Akhirnya terjadi kecelakaan hebat. Rekomendasi akhir penyelidikan akhirnya memutuskan untuk mengganti sistem komunikasi radio dua arah di seluruh bandara untuk menghindari kejadian serupa.

Di episode lain diceritakan tentang seorang pilot handal yang berhasil mendaratkan darurat pesawatnya namun akhirnya semua penumpang dan dia sendiri harus tewas. Kenapa? karena pesawat terhempas ke luar landasan di bandara yang berada di tengah kota, kemudian jatuh di atas sebuah Pom bensin. Pesawat pun meledak dan terbakar hebat. Seandainya bandara itu tidak di tengah kota dan tidak ada pom bensin di dekatnya, cerita nya jadi lain. Rekomendasinya? Sekitar bandara harus steril dari bangunan yang berbahaya seperti pom bensin.

Ada pula di episode lain dimana penyelidik  menemukan bahwa bahan yang digunakan untuk membuat komponen tertentu ternyata kualitasnya di bawah standar sehingga menyebabkan aus sebelum waktunya. Ini menunjukkan bahwa perawatan rutin pun belum tentu mencegah kecelakaan jikalau bahan baku dan proses manufaktur komponen pesawat tidak memenuhi standar. Disini rekomendasi mengarah kepada pengawasan kualitas dalam proses pembuatan pesawat. Selain itu mengecek seluruh pesawat dengan jenis yang sama dan mengganti komponen yang di bawah standar dengan komponen baru yang standar.

Di lain waktu, ada pula ditemukan bahwa penyebab kecelakaan pada pesawat baru (model baru) disebabkan adanya perubahan sistem peringatan kesalahan. Di model yang lama, pilot bisa mendengar pesan kesalahan dengan bunyi bip bip bip sedang di model baru, pesan itu tidak ada atau diganti dengan metode lain. Si pilot yang juga senior terbiasa mendengar bip bip bip pesan kesalahan sehingga bisa cepat menemukan sumber kesalahan/masalah. Di model baru, pesan kesalahan tidak dikenal, hingga pilot tidak bisa menemukan penyebab dengac cepat yang berakibat tidak dapat melakukan tindakan penyelamatan. Akibatnya... kecelakaan fatal!!!. Rekomendasi penyelidik adalah memperbaiki prosedur standar pengoperasian pesawat dan menerapkannya ke seluruh pesawat jenis yang sama agar jika terjadi masalah yang sama, pilot bisa menemukan solusinya dengan cepat.

Akhirnya, sebagai orang awam kita tak layak  berspekulasi atau menuduh ini itu menyangkut kecelakaan di Bandara Ngurah Rai yang melibatkan pesawat Lion Air tanggal 13 april lalu. Namun dengan belajar dari program dokumentari Air Crash Investigation, paling tidak kita sudah menemukan jawaban bahwa kecelakaan pesawat itu bisa terjadi karena banyak hal dengan faktor yang tidak tunggal. Jikapun akhirnya penyebab kecelakaan ditemukan, menyalahkan satu atau berbagai pihak juga tidak ada gunanya karena yang paling penting adalah bagaimana di masa depan kejadian serupa tidak terjadi lagi. Kita harus fokus pada solusi ketimbang berkutat pada masalah. Dibutuhkan pelibatan pihak-pihak untuk menerapkan aturan atau prosedur maupun teknologi baru dalam dunia penerbangan untuk meningkatkan keselamatan penerbangan. Tidak ada gunanya memaki, menyalahkan dan menghujat kalau akhirnya tidak ada perubahan mendasar yang dilaksanakan dan diawasi oleh pihak-pihak yang berwenang.

Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun