Mohon tunggu...
Canal PURI
Canal PURI Mohon Tunggu... -

tertarik pada ulasan2 bidang sosial, ekonomi dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mempora Vs PSSI... Sepakbola Pun Jadi Permainan Politik

22 Februari 2011   06:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:23 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Menpora, Andi Mallarangeng dalam konferensi pers di Media Centre gedung Kemenpora, Senin (21/20211) mendesak kepada PSSI untuk dilakukan reformasi di tubuh PSSI, pemerintah melalui Menpora mengancam akan mengambil tindakan tegas, termasuk menjatuhkan sanksi. Hal ini terkait tidak lolosnya calon yang mendapat restu Pemerintah yaituKepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal George Toisutta dan pengusaha Arifin Panigoro.

Apabila kita lihat atmosfer sepakbola akhir-akhir ini di tanah air yang mulai bergairah, apalagi selepas piala AFF 2010 dan Indonesia ‘hanya’ sebagai runner up, maka seharusnya Kementerian Olah Raga lebih memberikan support lagi kepada PSSI sebagai pengelola sepak bola di negara kita tercinta ini dan bukannya trend bola yang mulai membaik malah akan dibrangus dengan memaksakan calon untuk mengganti Ketua Umum PSSI Nurdin Halid (yang kebetulan akan melakukan Kongres pada 26 Maret nanti) dengan calon lain yang selama ini tidak kita kenal di bola.

KONDISI OBYEKTIF CALON KETUA UMUM PSSI

Nurdin Halid, dibandingkan dengan G.Toisutt dan A.Panigoro, pengalaman mengurus bola tidak bisa dipungkiri lagi dan ini sebetulnya yang harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih calon ketua umum PSSI dan mengenai tudingan kegagalan dalam mengurus bola selama ini maka agak susah diukur karena selama ini kita memang tidak pernah berhasil amat dalam prestasi bola kita, malah justru akhir2 ini iklim bola sudah mulai berkembang.

George Toisutta, ini memang hebat di kepangkatan militer (Kepala Staff TNI AD) tapi ini kan yang diurus bola bukan anak buah yang mengandalkan garis komando, tidak ada jaminan kalau di PSSI dia akan berhasil dan tentu terlalu riskan kalau kita berjudi mendudukkan dia sebagai Ketua Umum PSSI. Kalaulah dia sudah pensiun bolehlah diakomodir sebagai anggota pengurus PSSI dulu sambil uji coba kemampuan dulu sebelum dia betul2 siap jadi Ketua Umum. Bukan lagi zamannya sekarang Pemerintah melakukan balas jasa kepada pejabat yang mau pensiun dititip pada job-job tertentu sepertipada zaman orde baru dulu.

Arifin Panigoro, sebagai pengusaha sukses tentu Beliau ini memang hebat mengelola perusahaan Medco Group, apalagi jabatan sekarang sebagai Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) dan sebagai penggagas Liga Primer Indonesia (LPI), liga tandingan LSI yang baru beberapa kali bermain. Dengan dibentuknya LPI tentu tidak bisa diragukan komitmen Beliau dalam memajukan sepak bola di tanah air ini. Hanya memang kita belum melihat konsistensinya dalam mengurus bola dan ini tentunya perlu diuji dulu. Seharusnya kalau memang pencinta bola dan punya potensi besar mengurus bola kenapa tidak dari beberapa tahun yang lalu sudah bergabung di PSSI ketika masih berkuasanya Ibu Megawati/PDI. Untuk mau jalan pintas jadi Ketua Umum PSSI pada Kongres 26 Maret nanti, ini sama saja dengan berjudi kalau para anggota PSSI memilihnya, artinya bisa lebih buruk dan tentu bisa juga berhasil.

Pada akhirnya kalau kita mencermati perkembangan politik dinegara kita akhir2 ini, sepak bola ternyata kena imbasnya. Bukan cuma Century, Pajak, Korupsi, dll. Sepak Bola juga dijadikan komoditas politik. Kita terpaksa kesampingkan kondisi obyektif diatas karena akhirnya politiklah yang bermain dan sepak bola dijadikan obyek dan yang paling mengemuka adalah persaingan antara Demokrat (Alfian Mallarangeng) , Golkar (Nurdin Halid) serta Arifin Panigoro (PDP). Mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan masing-masing, Kita tidak tahu siapa yang menang nantinya, yang jelas bukan Sepak Bola.

Wassalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun