Mohon tunggu...
canakya ratu
canakya ratu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswi aktif menulis berbagai artikel-artikel Semoga dengan artikel yang saya tulis dapat bermanfaat bagi kalian semua!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kepercayaan Animisme Mempengaruhi Cara Pandang Masyarakat Toraja

20 Juni 2024   08:30 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Ritual Rambu Solo (Sumber: www.detik.com)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagamannya, mulai dari suku, adat istiadat, agama, dan bahasa. Hal ini terjadi dikarenakan keberadaan Indonesia yang strategis. Salah satu wilayah yang ada di Indonesia yang kaya akan kebudayaannya adalah Tana Toraja. Tana Toraja merupakan wilayah yang terletak di daerah pegunungan bagian utara, Sulawesi Selatan. Tana Toraja terkenal dengan adat istiadat yang khas dan masih dipertahankan hingga saat ini. Adat istiadat Tana Toraja sudah masuk dalam kacamata Internasional, oleh sebab itu banyak wisatawan dari mancanegara maupun warga lokal datang ke Toraja hanya untuk melihat adat istiadatnya. 

Setiap suku memiliki kepercayaannya masing-masing, sama seperti yang dialami oleh masyarakat Toraja. Suku Toraja memiliki satu kepercayaan yang telah mengatur jalannya kehidupan masyarakatnya dari dulu hingga saat ini. Kepercayaan animisme yang masih dianut oleh masyarakat Toraja adalah Aluk Todolo. Kepercayaan Aluk Todolo dianut oleh leluhur-leluhur suku Toraja. Jika dilihat dari artinya, Aluk diartikan sebagai aturan sedangkan Todolo diartikan sebagai leluhur. Aluk Todolo menjadi aturan dan ajaran dalam kepercayaan suku Toraja sehingga dijadikan sebagai prinsip dasar dalam tatanan kehidupan masyarakat Toraja. Aluk Todolo sudah ada sejak tahun 1969 dan mendapatkan berasal sebagai cabang dari agama Hindu Dharma. Aluk Todolo juga bisa dibilang sebagai suatu agama yang bersifat pantheisme yang dinamistik. 

Mayoritas masyarakat Toraja beragama Kristen, akan tetapi mereka masih setia dan taat dalam menjalankan adat istiadat yang sudah diwariskan secara turun menurun. Salah satu adat istiadat yang masih dilakukan adalah tradisi “Rambu Solo” yaitu upacara kematian. Tradisi Rambu Solo sudah terkenal. Dalam perspektif Aluk Todolo, martabat kemanusiaan sangat dijunjung tinggi karena Puang Matua (Tuhan) menciptakan manusia sebagai makhluk yang unggul dibandingkan makhluk-makhluk yang lain. Tujuan Puang Matua menciptakan manusia adalah untuk mengabdi, menyembah, memuliakan, dan memuja lewat ritual, upacara, dan persembahan. Mereka menyembah dengan sajian kurban persembahan yang ditaruh dan kepada siapakah penyembahan tersebut, yakni di rumah untuk Puang Matua, di sebelah timur rumah untuk dewa-dewa, dan disebelah barat rumah untuk tomembali Puang (Tuhan yang bertugas untuk mengawasi dan memperhatikan gerak-gerik perbuatan anak cucunya yang masih berkelana di bumi). 

Masyarakat Toraja percaya bahwa akan ada nenek moyang turun dari langit lewat tangga, dan hal tersebut menjadi alat komunikasi dengan Puang Matua. Tangga tersebut disebut Eran di langi’ yang berarti menghubungkan langit dan bumi. Para penganut percaya adanya Puya. Puya merupakan akhir dari perjalanan umat manusia dan arwahnya akan mempertanggungjawabkan amal-amal yang telah dilakukan selama hidup. Banyak sekali tata aturan dan norma-norma oleh Puang matua yang harus diterapkan dan ditaati dengan tujuan agar dapat disatukan dengan Sang Ilahi dan hidup bersama Puang Matua. Penganut Aluk Todolo percaya bahwa jika mereka melakukan dosa, maka Puang Matua akan meninggalkannya.  

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun