Mohon tunggu...
Cameron Malik
Cameron Malik Mohon Tunggu... -

Catatan pinggir yang menjadi utama... juga beredar di: https://volcanoshominid.wordpress.com/ https://www.instagram.com/psyche_collect/ https://gdotlib.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melalui Cawan

16 Agustus 2018   15:00 Diperbarui: 16 Agustus 2018   15:14 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan di balik riuh rendah ini aku masih bersikukuh menghamili sorga.

Dan rahim tempat kesegalaan yang ada terberi telah lama berlalu.

Hingga keterlemparan pada dunia adalah pertemuan pertama ku akan haus dan lapar. 

Dan pertama kali alam mengajarkan bagaimana cara merengek.

Keterlemparan dari bibir rahim merupakan pengenalan penuh cinta dengan ketakutan dan ketakberdayaan.

Bahkan hidup seperti upaya menjinakkan terus menerus trauma masa lalu,ketakutan,kecemasan,beban masa kecil,takdir waktu dan ketakberdayaan.

Hingga aku menyadari ketakutan tidak pernah hidup di dalam rahim.

Sementara kelahiran adalah momentum, begitu sebaliknya.

3/8/16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun