Mohon tunggu...
Camarmerah
Camarmerah Mohon Tunggu... -

Penutur omong kosong.\r\nhttp://sampahperadaban.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soeharto Juga Manusia

28 September 2012   04:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

2 Februari 2008 18:53:26

Ada orang-orang yang dengan arif bijaksana mengatakan bahwa "Soeharto itu juga manusia," seperti kita semua pun manusia, yang mana sebagai manusia tak akan luput dari kesalahan. Dan bahkan ada orang-orang lainnya, dengan disertai aroma kemarahan dan ketidaksukaan, mengatakan hal yang pada dasarnya senada - bahwa "Soeharto juga manusia! Wajar kalau melakukan kesalahan! Kan kau pun melakukan kesalahan?! Jangan sok suci! Urus saja urusanmu sendiri!"

Sebelum yang lainnya, kenapa aku sedemikian urusannya soal Soeharto? Jawaban pertama adalah karena aku melihat bahwa sejak ia sakit dan terlebih lagi sejak ia mati, sebagian masyarakat mulai melupakan sejarah dan larut dalam melankoli duka dan haru kepergian sang Bapak Pembangunan. Ini berkaitan dengan jawaban kedua, bahwa sudah merupakan hak dan kewajibanku - sebagai bagian dari rakyat negeri - untuk ikut mencemplungkan diri dalam urusan per-Soeharto-an ini, sejak pekerjaan (tanggung jawab dan kewajiban) Soeharto pada masa lalu adalah mengurusi rakyatnya.

Dan jawaban ketiga, adalah karena aku seorang manusia. Dan merupakan kewenangan seorang manusia untuk menyuarakan pikirannya, terlebih lagi ketika itu dilakukan untuk mengingatkan bahwa ada sesuatu yang sangat penting yang telah kita lupakan.

***

Lalu soal bahwa Soeharto itu juga manusia.

Itu benar, Soeharto memang manusia, yang imut-imut dan sungguh kharismatik serta kebapakan. Dan manusia bernama Soeharto itu, selayaknya manusia manapun, jelas dapat dan sewajarnya melakukan kesalahan.

Hanya saja:

Kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh manusia tidak dapat dipukul rata dan disamakan begitu saja satu dengan yang lainnya sebagai sekadar "kesalahan" atau "kekhilafan".

Ketika kau ditodong di jalanan, lalu kau lawan karena ia mulai mengancam hidupmu, dan ternyata sang penodong mati akibat perlawananmu, secara hukum kau tidak dianggap bersalah karena kau membunuh orang itu dalam rangka membela kehidupanmu sendiri.

Seandainya kau saling meledek dengan kawanmu, yang kemudian menjadi memanas, menjadi perkelahian, dan tanpa sengaja kau bunuh kawanmu itu, kau bersalah karena kau telah menghilangkan nyawa seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun