Persaudaraan Islam sangatlah elok dan indah sifatnya. Ia dapat menghilangkan permusuhan yang berasal dari turun temurun yang sudah berabad lamanya, orang asing dijadikannya sahabat karib dan persahabatannya itu lebih kuat daripada perhubungan saudara yang berasal dari satu darah. Kemudian Tjokroaminoto menuliskan, "Dengan sebenar-benarnya persaudaraan di dalam Islam adalah sesempurna-sesempurna persaudaraan, baik di dunia maupun persaudaraan di akhirat".
Sedangkan dalam Kedermawanan Cara Islam, Tjokroaminoto menguraikan anasirnya dalam Islam seperti, "Pertama, akan membangun rasa ridho mengorbankan diri dan rasa melebihkan keperluan umum daripada keperluan diri sendiri. Lebih baik mati sendiri, tetapi janganlah membiarkan orang lain mati karena kelapran, inilah rupanya yang telah menjadi pokoknya cita-cita. Kedua, akan membagi kekayaan sama rata di dalam dunia Islam. Dengan lantaran menjadikan pemberian zakat sebagi salah satu rukun Islam, adalah dikehendaki:
supaya umpamanya ada orang mendapat tinggalan warisa harta benda yang besar, orang-orang yang miskin dan kekurangan akan mendapat bagian daripada kekayaan itu. Ketiga, untuk menuntun perasaan orang, supaya tidak menganggap kemiskinan itu satu kehinaan, supaya orang anggap kemiskinan itu lebih baik daripada kejahatan. Sebagian orang suci dalam Islam lebih memilih hidup miskin, sedangkan kita punya Nabi yang mulia itu sendiri telah berkata; kemiskinan itu menjadikan besar hati saya".
Dalam BAB lain misalkan Tjokroaminoto menuliskan tentang Sosialisme yang Menyelamatkan Rumah Tangga. Saya kira pembahasan ini ditujukan kepada khalayak umum baik orang Muslim ataupun orang non-Muslim ataupun pandangan Barat agar terbuka kepada Islam. Maka ditulislah, "Perkawinan adalah perkara yang terpenting di dalam ekonomi yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga dan dalam kehidupan masyarakat. Nabi kita menentukan perkawinan (pernikahan) itu hendaknya dilakukan dengan cara yang sederhana dan lumrah sekali.
Kemudian diawalnya dijelaskan, "Ini adalah langkah untuk mempermudah tujuan bagi rakyat untuk terikat menjadi satu persatuan dan akan menjadi satu keluarga, dan akhirnya mempermudah tercapainya cita-cita, "Satu Allah di atas dan satu persatuan rakyat di bawah". Semua manusia (segenap peri-kemanusiaan menjadi satu persatuan, satu rakyat, satu Negara, diperintahkan dan dikuasai oleh satu Allah, yaitu Allah yang Maha Kuasa, dengan lantaran hukum yang sudah diturunkannya kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril, yaitu kitab Suci al-Qur'an".
Sedangkan tentang Umar sebagai sahabat-sahabat Nabi yang bersifat Sosialis, dituliskan "Dia tidak pernah menyimpan uang di dalam peti perbendaharaan negeri, tetapi pada tiap-tiap Jumat malam dibagikan kepada rakyat menurut kebutuhan mereka masing-masing. Dia pun berkata, bahwa barang-barang yang ada di dalam dunia ini oleh Allah diberikan kepada kita dan tidak diberikan sebagai pembalasan kebajikan, sebab pembalasan yang sejati di atas kebajikan termasuk perhitungan di kehidupan yang lain".
Penulis mengakhiri tulisan ini sebagaimana Tjokroaminoto pun menyebutkan, "Islamisme adalah dasar dan sumber sosialisme yang sejati, untuk menimbulkan keselamatan dunia dan keselamatan akhirat bagi segenap kemanusiaan". Kemudian Tjokroaminoto menuliskan, "Dengan sebenar-benarnya persaudaraan di dalam Islam adalah sesempurna-sesempurna persaudaraan, baik di dunia maupun persaudaraan di akhirat".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H