Mohon tunggu...
Calvin Natanael Tampubolon
Calvin Natanael Tampubolon Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance dan Fresh Graduate

Seseorang yang suka menulis, travelling, foto, dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

536 Masehi (Waktu Terburuk Dalam Sejarah Umat Manusia)

15 Mei 2020   14:41 Diperbarui: 15 Mei 2020   15:01 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika menjadi seorang penasihat militer kepada Belisaurius yang merupakan salah satu jenderal Kekaisaran Bizantium yang terkemuka, Sejarawan Kekaisaran Bizantium Procopius melihat beberapa masalah yang muncul di udara ketika sedang dalam perjalanan bersama dengan  Belisaurius di Sicily(sebuah pulau terbesar di laut mediterania). Dia menulis tentang sebuah matahari yang memberi cahaya tanpa kecerahan yang hampir sama seperti bulan di sepanjang tahun ini, dan juga terlihat seperti mengalami gerhana matahari karena sinar yang di pancarkannya tidak jelas dan tidak seperti biasanya. Di terjemahkan juga, keadaan diluar selalu saja gelap. 

Dia juga bukan  merupakan salah satu orang yang mengetahui ada permasalahan dengan matahari pada tahun 536 Masehi.  Michael si orang suriah, seorang penulis Kekaisaran Bizantium, menuliskan tentang periode tahun ini yang tertulis " Matahari menjadi sangat gelap dan kegelapannya bertahan selama 18 bulan. Setiap hari, matahari hanya bersinar selama 4 jam dan tetap cahaya ini hanya menjadi sebuah bayangan yang remang.  

Semua orang menyatakan bahwa matahari tidak akan pernah memulihkan cahaya penuhnya. Buah-buahan yang di tanam tidak matang dan anggur rasanya seperti anggur asam." Keadaan matahari yang plin-plan pada tahun 536 ini, memberikan sebuah awan gelap non metaforis ke seluruh belahan dunia, yang menggelapkan langit  setidaknya satu tahun penuh pada tahun 536. Beberapa peneliti kemudian menemukan bukti dari sebuah erupsi gunung berapi yang sangat besar, yang dimana abunya menjadi kontributor utama untuk cuaca yang buruk, penurunan curah hujan, menyebarkan abu dan kehancuran dalam skala global.

Ilmu biologi dasar mengajarkan kepada kita bahwa tumbuhan membutuhkan matahari untuk membantu pertumbuhan dan kelangsungan hidup mereka. Jadi jika tumbuhan tidak mendapatkan langsung cahaya matahari untuk durasi selama setahun, sangat mempengaruhi dari hasil jumlah panen dari tumbuhan yang ditanam di seluruh dunia, dan memicu peristiwa kelaparan di seluruh dunia. Tumbuhan bukan tidak  ingin menangkap sinarnya  matahari, akan tetapi suasana yang menjadi sangat dingin bagi tumbuhan untuk bertumbuh yang disebabkan karena sedikitnya cahaya matahari yang masuk, juga keadaan ini terjadi di eropa pada umumnya. Dengan matahari tertutup dengan timbunan awan yang tak berujung (jika melihat dari bumi), suhu bumi pada saat itu turun menjadi 1.6 - 2.5 derajat celcius atau 34.88 - 36.5 derajat fahrenheit.Banyak peristiwa kelangkaan tanaman pada periode tahun ini, seperti irlandia, yang menderita penipisan stok makanan yang sangat mengerikan yang diberi istilah oleh mereka "Bread Failure".

Penurunan stok makanan dan terjadinya kelaparan dari akibat awan hitam yang menyelimuti bumi, bukan hanya satu-satunya masalah yang terjadi pada tahun 536. Terdapat juga sebuah wabah yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kekurangan vitamin D. Tidak ada seorang pun yang mempunyai sistem kekebalan dari wabah ini. Wabah ini menyebar dari kelas ekonomi yang rendah hingga sampai ke kelas ekonomi atas bahkan sampai penghuni istana kerajaan sekalipun. "Gejala" yang timbul dari wabah ini adalah dimulai dengan luka yang tebentuk di telapak tangan dan berkembang sampai si penderita tidak dapat melakukan apa-apa dengan tangannya, kaki membengkak dan menjadi bentolan yang besar sehingga nanah nya dapat keluar. Tentu saja, wabah ini juga terjadi pada dunia yang sekarang ini. Dengan wabah yang menyebar luas di kota konstantinopel, Kekaisaran Bizantium, bau dalam kota itu menjadi tidak sedap, juga dengan terdapatnya tumpukan mayat yang dilemparkan ke laut agar dapat menghilangkan mayat tersebut, akan tetapi mayat itu muncul kembali dan mengambang. Tidak banyak terdapatnya perencanaan penguburan  pada saat itu. Wabah ini terjadi pada saat kaisar Yustianus I (527 M - 565 M) memimpin kekaisaran Bizantium sehingga dinamakan "Justinian Plague". Kaisar Yustianus memerintahkan agar mayat tersebut dipindahkan dari kota konstantinopel. Tapi dari pemindahan mayat itu, masyarakat konstantinopel yang sehat, bertanggung jawab dalam hal pemindahan mayat tersebut, sehingga dapat membuka peluang mereka dapat terjangkit wabah tersebut. Hal-hal itu tidak buruk menurut kaisar Yustianus I, seperti wabah yang mengambil beberapa nyawa masyarakat konstantinopel dan membuat kota ini menjadi seperti mimpi buruk, sehingga menamakan perstiwa ini "The Plague of Justinian".  Wabah ini menyebabkan kurang lebih 50 Juta orang yang meninggal. 

Pada tahun yang sama sama juga yaitu tahun 536, Keadaan iklim di Cina mulai menjadi gila, mulai dari hujan debu yang dapat diraih dengan tangan anda. Nan Shi, sebuah kronik abad ke enam masehi melaporkan sebuah abu berwarna kuning seperti suatu zat, turun dari langit. Mereka kemudian menamakan cuaca itu "HUI" atau disebut debu, dan dikatakan berwarna kuning. Apakah itu merupakan sebuah abu vulkanik atau beberapa hal-hal rekski random dari iklim yang tidak bisa dijelaskan, tetap saja tidak dapat diketahui. Bagaimanapun, ini merupakan awal dari gangguan iklim di Cina. Sebuah kronik di dinasti sebelah selatan cina mencatat sebuah peristiwa cuaca musim panas-dingin dengan salju yang jarang ter jadi pada pertengahan musim panas dan salju di bulan Agustus, 536 Masehi. Tanaman musim panas yang ditanam menjadi hancur, dan kota Xinzhou bersama dengan kota lainnya mengalami suatu peristiwa kelaparan yang sangat mematikan yang berlangsung selama dua tahun, dan menghasikan angka kematian sekitar 70%-80% dari populasi penduduk. 

Peneliti menemukan suatu bukti yang berada di kedalaman lapisan es di islandia dan di pulau Greenland, yang mengindikasikan sebuah peristiwa vulkanik besar sekitar tahun 536 Masehi. Erupsi vulkanik di islandia pada tahun 540 dan 547 Masehi membuat keadaan menjadi seperti zaman kegelapan, dengan abu yang melapisi langit dan menutup cahaya matahari, membuat banyak orang  pada abad ke 6 Masehi menjadi seperti biasa dalam keadaan tersebut. Berdasarkan sebuah penemuan abu vulkanik di daerah tropis, beberapa peneliti menduga adanya aktivitas erupsi vulkanik di El Salvador yang terjadi pada tahun 535 atau 536 Masehi. Ada juga yang menyebutkan aktivitas vulkanik di Benua Amerika Utara sebagai penyebab dari langit yang gelap di seluruh dunia. Ketika digabungkan dengan dua kejadian erupsi vulkanik di islandia, terdapat sebuah persitiwa "Late Antique  Little Ice Age"  atau fenomena sebuah zaman es kecil yang antik. Zaman Es kecil ini berlangsung pada tahun 536 sampai tahun 660 di benua eropa, dan tahun 680 di Asia Tengah,membuat planet bumi menjadi dingin dari sebelumnya dalam beberapa dekade  dan menghasilkan beberapa gagal panen dan kematian manusia. Kematian manusia pada zaman itu terjadi akibat kelaparan dan secara tidak langsung menyebabkan peristiwa populasi yang kekurangan gizi, sehingga lebih rentan terkena penyakit. 

Pada Abad ke 6, orang-orang romawi melakukan migrasi dari keaisaran romawi barat ke kekasisaran romawi timur atau disebut kekaisaran bizantium yaitu ke kota konstatinopel. Pada saat itu kerajaan di pimpin oleh Yustinius I, orang-orang romawi berusaha kembali ke masa kejayaan kekaisaran Bizantium. Berdasarkan keadaan tahun 536 Masehi yang terjadi di Bizantium, Jenderal Belisaurius dapat mempertahankan stabilitas keamanan diseluruh kota-kota kerajaan, akan tetapi kekaisaran Bizantium tidak bisa mempertahankan keadaan dari penyebaran penyakit yang terjadi di kekaisaran Bizantium yaitu di Kota Konstantinopel sendiri akibat dari peristiwa tahun 536 Masehi tersebut, sehingga kekaisaran Bizantium kehilangan populasi sebesar 35% sampai 55% sampai pada tahun 541 Masehi. Kebanyakan populasi yang meninggal terjadi akibat wabah pandemi tersebut.

Peristiwa ini juga terjadi pada belahan dunia lain di Amerika Latin didaerah peruvian atau peru, terdapat peradaban Moche yang terkenal dengan nelayan yang handal dan sistem pertanian yang sudah sangat maju dengan sistem irigasinya sehingga bisa menanam berbagai jenis tanaman pangan. Sistem pertanian mereka menjadi tulang punggung dari perekonomian mereka, akan tetapi kondisi cuaca pada abad 6 Masehi, membuat perekonomian mereka menjadi kacau. Peneliti meneumkan suatu keadaan cuaca El Nino yang kuat dan tidak pernah terjadi, membuat perairan menjadi sangat panas, dan membuat stok perikanan tangkap menjadi habis, dan ikan-ikan bermatian. Iklim yang aneh ini, membuat suatu peristiwa banjir bandang yang besar, yang dapat mengacaukan sistem irigasi dan mengacaukan kemampuan mereka dalam melakukan penanaman tanaman pangan. 

Orang-orang sangat capek melihat semua aktivitas media sosial yang menyatakan bahwa tahun x atau tahun y merupakan tahun terburuk sepanjang sejarah umat manusia tanpa dilakukan suatu penelitian bukti. Maka dari itu, seorang Sejarawan dari Universitas Harvard, Michael McCormick  dan beberapa kelompok peneliti, melakukan penelitian dari sebuah pertanyaan "Tahun berpakah merupakan tahun terburuk dari sejarah umat manusia?". Kelompok ini melakukan pengamatan mulai dari penggunaan logam, koin, dan perubahan dari sistem moneter abad ke 7 Masehi. Mereka menemukan sebuah analisis dari fragmen aktivitas vulkanik dari gunung berapi vulkanik islandia dalam sampel inti es dari gletser Swiss yang tertanggal tahun 536 Masehi berdasarkan penanggalan tabel periodik, yang mengkonfirmasi sebuah peristiwa vulkanik pada tahun tersebut, sehingga membuat belahan bumi utara menjadi sebuah kegelapan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suatu bukti juga di dapat dari sebuah penelitian terhadap pohon-pohon di islandia. Peneliti bidang dendrologi menggunakan suatu metode dendrokronologi yaitu  penanggalan lingkar pohon adalah metode ilmiah dalam menentukan usia sebuah pohon berdasarkan analisis dari pola cincin pertumbuhan yang terbentuk pada potongan melintang batang pohon. Dendrokronologi dapat menentukan waktu kapan cincin tersebut terbentuk pada berbagai jenis kayu.  Di temukan bahwa terdapat kejanggalan yatu terdapat beberapa pola cincin yang mengganggu muncul ketika meneliti pohon-pohon islandia. Pola cincin tersebut mengindikasikan bahwa terdapat sebuah periode ketika pertumbuhan pohon tersebut menjadi lambat, yang memberi pertanda pendinginan yang signifikan yang terjadi pada pertengahan abad 6 Masehi. Penemuan ini di kombinasikan dengan penemuan inti es yang baru digali pada tahun 2018, membantu menentukan waktu peristiwa bencana yang menghancurkan bumi ke tahun 536 Masehi. Kemudian terdapatnya suatu penemuan yaitu kemunculan kembali timbal dalam inti es, menunjukkan bahwa orang-orang memproduksi perak lagi untuk dijadikan uang atau alat membayar. 

Mungkin ini masih menjadi tahun yang terburuk dalam sejarah umat manusia, apakah masih terdapat lagi tahun-tahun tersebut dalam sejarah umat manusia? Hal ini membuat kita sadar bahwa tahun 2020 yang dimana orang berkata merupakan tahun terburuk sepanjang sejarah umat manusia akibat suatu pandemi Corona, bukan merupakan suatu tahun yang terburuk jika dibandingkan dengan fenomena-fenomena yang terjadi pada tahun 536 yang akibatnya dirasakan hingga pada tahun 660 - 680an. Kita harus selalu bersyukur dan selalu kuat atas segala sesuatu yang terjadi, karena selama hidup di bumi kita tak akan pernah berhenti berhadapan dengan suatu percobaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun