Kesantunan berbahasa merupakan kehalusan suatu bahasa secara budi bahasa dan tingkah laku dalam menuturkan atau menyatakan sesuatu terhadap orang lain dalam komunikasi. Dalam kata lain kesantunan juga dapat diartikan sebagai kesopanan dalam berkomunikasi.
     Kesantunan dapat dilihat dari dua aspek ,yaitu aspek bahasa dan tingkah laku. Aspek berbahasa dapat dilihat atau didengar dalam kata, intonasi, dan struktur kalimat. Tingkah laku dapat dilihat dari ekspresi, sikap, gerak-gerik tubuh saat menyampaikan sesuatu. Ekspresi seseorang yang baik adalah ekspresi yang tidak terlihat menyebalkan agar lawan bicara kita tidak merasa kesal ataupun tersinggung. Dalam kondisi formal sebaiknya kita tidak menunjukkan gerak-gerik yang berlebihan.
         Fungsi kesantunan dalam berbahasa adalah mewujudkan, mempertahankan, serta menyelamatkan harga diri dan kemormatan lawan bicara selama berlangsungnya suatu percakapan. Keaantunan juga berfungsi untuk menghindari rasa tersinggung dan kesalah pahaman dalam sebuah percakapan.
         Kesantunan memiliki beberapa unsur, yaitu etika berbahasa, norma social, dan sistem budaya. Etika berbahasa merupakan aturan dalam berbahasa yang membuat bahasa tersebut terlihat atau terdengar sopan. Ada beberapa factor yang menyebabkan kita untuk menunjukkan atau menonjolkan etika berbahasa kita, yaitu situasi, tempat, waktu, usia, kedudukan, status soisal.
Ketika saya berbicara dengan guru maka saya harus bertutur kata yang santun karena guru saya berusia jauh lebih tua , berbeda halnya dengan ketika saya berbicara dengan teman sekelas, saya akan berbicara dengan bahasa yang santai atau bahasa sehari-sehari. Sebagai contoh, saya harus memanggil guru dengan awalan bapak/ibu, lain halnya dengan memanggil teman langsung memanggil namanya.
         Kesantunan berbicara memiliki empat prinsip / maksim, yaitu maksim kualiatas, maksim kuantitas, maksim relevansi, maksim cara. Maksim kualitas adalah maksim yang menuntut penutur untuk mengatakan hal yang sebenarnya, dengan kata lain maksim ini menuntut penutur untuk berkata jujur sesuai dengan fakta. Sebagai contoh, ketika lawan bicara atau mitra tutur kita menanyakan keadaan kesehatan temannya, maka kita harus memberikan informasi tersebut secara akurat dan tidak dibuat-buat kalau memang tidak tahu.
         Maksim kuantitas adalah maksim yang menuntut penutur menyatakan kontribusi secara jelas dan singkat tanpa bertele-tele. Maksim relevansi yaitu maksim yang menuntut penutur untuk menyatakan kontribusi yang relevan.
         Kesantunan berbahasa juga memiliki dua aspek, yaitu jenis kalimat dan struktur kalimat. Jenis kalimat yang digunakan sebaiknya kalimat tanya dan kaliamat berita, karena terdengar lebih sopan atau santun daripada kalimat perintah. Struktur kalimat sebaiknya menggunakan kalimat yang lengkap atau jelas daripada kalimat yang pendek atau kurang lengkap.
         Sudahkah anda berkata dengan santun? Kalau belum marilah lakukan sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H