Â
Pendahuluan           Â
Menurut Azamella (2019), Indonesia adalah negara dengan berbagai suku bangsa, bahasa, ras atau etnis, dan adat istiadat. Ada 1.331 kelompok suku bangsa dan 652 bahasa daerah. Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah memenuhi kebutuhan manusia. bukan hanya digunakan sebagai cara bagi orang untuk bertukar informasi satu sama lain dalam interaksi sosial, tetapi juga dalam konteks yang  lebih luas antar lembaga dan wilayah, serta antar negara dan benua. Kehidupan sosial masyarakat ternyata sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang demikian pesat. Ini juga yang menyebabkan kehidunpan mengalami perubahan dan pergeseran pola hidup dan interaksi. dari pola yang mengandalkan komunikasi langsung ke pola yang mengandalkan komunikasi melalui media. Kearifan lokal tergeser dalam konteks adat dan kebudayaan lebih luas, yang secara bertahap berdampak pada kehidupan masyarakat.
Kemunculan digital, yaitu jaringan internet, terutama teknologi informasi komputer, mengawali era digital. Media di era digital baru memiliki fitur yang dapat diubah, seperti jaringan atau internet. Karena pergeseran budaya dalam penyampaian informasi, media massa beralih ke media baru atau internet. Masyarakat dapat memperoleh informasi dengan lebih cepat berkat kemampuan media modern. Sebagian besar masyarakat di era digital menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari-hari, Prasanti (2017). Budaya digital masyarakat Indonesia sangat cepat menerima kemajuan teknologi. Akibatnya, Indonesia dipandang sebagai bagian dari budaya global. Â Digital yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang sejalan dengan kemajuan zaman.Namun, perkembangan digital mempengaruhi media tradisional karena masyarakat lebih banyak menggunakan media modern sebagai sarana untuk mendapatkan informasi. Media konvensional adalah alat penting untuk komunikasi sosial di masa lalu. Dia tidak lagi terlihat di masyarakat.
Transformasi yang terjadi dalam masyarakat akibat kemajuan teknologi telah membawa perubahan signifikan terhadap konsep komunitas. Pada masa prapertanian, komunitas terbentuk berdasarkan kedekatan fisik dan relasi sosial yang akrab, di mana komunikasi dilakukan secara langsung dan budaya berkembang melalui lisan. Seiring kemajuan zaman, peralihan dari era pertanian, industri, hingga informasi telah mengubah cara manusia berinteraksi dan membangun komunitas. Komunitas yang dahulu bersifat lokal dan intim kini telah bergeser menjadi lebih global dan virtual, berkat media modern seperti internet, media sosial, dan teknologi digital. Konvergensi media turut memperkuat fenomena ini dengan mengintegrasikan berbagai platform komunikasi, menciptakan ruang-ruang interaksi yang melampaui batas geografis. Fenomena ini menuntut pemahaman baru terhadap dinamika komunitas, khususnya dalam konteks budaya, komunikasi, dan teknologi.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis perubahan konsep komunitas dari budaya tradisional menuju media modern. Secara khusus, tulisan ini ingin mengungkap bagaimana transformasi teknologi mengubah pola komunikasi dan hubungan sosial dalam masyarakat. Selain itu, tulisan ini juga berusaha mengeksplorasi dampak konvergensi media terhadap dinamika budaya dan struktur komunitas modern. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara teknologi, media, dan perubahan sosial dalam membentuk komunitas masa kini.
Evolusi Komunitas: Dari Ikatan Sosial Tradisional ke Jaringan Digital
Komunitas merupakan salah satu bentuk organisasi sosial tertua yang berkembang seiring dengan perubahan peradaban manusia. Dalam masyarakat prapertanian, komunitas didasarkan pada hubungan langsung yang erat, dengan anggota kelompok yang saling bergantung melalui interaksi tatap muka. Pada masa ini, komunikasi berkembang secara lisan dan budaya ditransmisikan melalui cerita dan pengalaman yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ikatan sosial pada era ini sangat kuat, karena individu hidup dalam kelompok kecil yang saling mendukung untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang keras.Â
Seiring berkembangnya masyarakat menuju era pertanian, komunitas mulai menunjukkan perubahan signifikan. Penemuan sistem pertanian memungkinkan manusia hidup menetap dan membentuk komunitas yang lebih besar. Dalam proses ini, tulisan diperkenalkan sebagai media komunikasi baru yang membantu menyimpan informasi secara permanen. Namun, kemampuan membaca dan menulis masih terbatas pada kelompok tertentu, seperti pemuka agama atau bangsawan. Meski ikatan sosial masih kuat, komunitas mulai menunjukkan kecenderungan individualisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat prapertanian.
Perkembangan lebih lanjut terjadi pada era industri, yang disebut juga sebagai era cetak. Kehadiran mesin cetak memungkinkan penyebaran informasi secara massal dan lebih merata, sehingga masyarakat non-elit mendapatkan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan. Namun, era ini juga ditandai oleh fragmentasi sosial akibat urbanisasi dan industrialisasi. Orang-orang yang sebelumnya hidup dalam komunitas yang saling mengenal kini berpindah ke kota dan menjadi bagian dari kelompok yang lebih besar dan anonim. Media massa, seperti surat kabar, menjadi sarana utama untuk membangun jaringan komunikasi baru di tengah perubahan pola sosial.Â
Transisi ke era informasi menandai perubahan mendasar dalam konsep komunitas. Komputer dan teknologi digital memungkinkan interaksi sosial yang tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Komunitas virtual mulai terbentuk, di mana individu terhubung melalui jaringan digital berdasarkan minat yang sama, bukan kedekatan geografis. Teknologi ini mengubah cara manusia membangun hubungan sosial, yang sebelumnya berdasarkan tatap muka menjadi lebih berbasis komunikasi virtual.