Mohon tunggu...
Muhammad Calvin Capnary
Muhammad Calvin Capnary Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Program Sarjana Ilmu Manajemen dengan konsentrasi Human Capital Management di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Blue Bird: Inovator yang Terkalahkan Inovasi?

22 Maret 2016   15:31 Diperbarui: 23 Maret 2016   06:56 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Source: tempo.Com"][/caption]Bluebird, perusahaan taksi yang di bangun pada tahun 1972, adalah salah satu pionir industri taksi di Indonesia. Selain pionir, bluebird juga di kenal sebagai perusahaan yang memulai beberapa inovasi di Industri taksi seperti tarif taksi menggunakan argometer, armada ber-AC, dan radio komunikasi. Selain itu, bluebird juga menjunjung tinggi keamanan guna menumbuhkan rasa kepercayaan oleh konsumen. Inovasi serta nilai tambah yang di lakukan oleh bluebird tersebut menjadikan bluebird sebagai pilihan utama bagi para konsumen dalam memilih armada taksi.

Untuk berbagai macam fasilitas yang diberikan tersebut, bluebird menetapkan tarif Rp. 7.500 per buka pinta dan Rp. 4.000 per kilometer untuk armada Toyota Limo dan Etios, Rp. 15.000 per-buka pintu dan Rp. 8.000 – Rp. 10.000 per kilometer untuk Toyota Camry dan Alphard dan armada mobil mewah lainnya. Harga yang cukup besar jika di hubungkan dengan keadaan lalu lintas khususnya Jakarta dengan tingkat kemacetan yang tinggi. Pihak perusahaan taksi konvensional berkilah pemberian harga tersebut terkait dengan pajak tinggi yang di tetapkan oleh pemerintah. 

Berbeda dengan moda transportasi berbasis online. Mereka berani menetapkan harga jauh lebih murah di bandingkan dengan angkutan konvensional. Biaya tersebut dapat di tekan dengan penggunaan armada berupa kendaraan pribadi, sehingga terbebas dari pajak angkutan umum. Dengan harga yang murah, mereka juga mampu untuk memberikan keamanan dengan kejelasan data para pengemudi. 

Kehadiran transportasi berbasis online ini merupakan inovasi dan solusi transportasi yang terjangkau di masyarakat. Fenomena ini di sebut Sudden Shifting di dunia bisnis. Agak sulit untuk bluebird mengaplikasikan strategi yang sama dengan moda transportasi berbasis online tersebut, terutama dalam pricing strategy. Agak sulit untuk bluebird untuk menerapkan harga yang sama dengan uber grab dan lainnya dikarenakan bluebird membutuhkan modal yang sangat besar sebagai pengadaan moda transportasi dan juga membayar pajak. 

Terdapat beberapa solusi dalam permasalahan di atas. Pertama adalah segmentasi dan positioning produk. Bluebird bisa mengubah strategi produk mereka dengan fokus kepada pasar menengah ke atas dengan moda transportasi mewah. Kedua, perlu bantuan dari pihak pemerintah untuk menekankan kepada angkutan berbasis aplikasi online pajak yang sama dengan transportasi umum konvensional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun