Mohon tunggu...
Muhammad Calvin Capnary
Muhammad Calvin Capnary Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Program Sarjana Ilmu Manajemen dengan konsentrasi Human Capital Management di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Gaji Besar Menghasilkan Produktiftas yang Tinggi?

21 Maret 2016   18:48 Diperbarui: 21 Maret 2016   19:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Baca juga "Sudden Shifting di Sektor Sumber Daya Manusia" http://www.kompasiana.com/calvincapnary/sudden-shifting-di-sektor-sumber-daya-manusia_56eb772081afbd640965fc0d"][/caption]Banyak perusahaan yang beranggapan bahwa apabila kompensasi yang di berikan kepada pegawai besar, maka akan menghasilkan produktifitas yang tinggi. Menurut Molkovich dan kawan-kawan dalam bukunya yang berjudul “Compensation, 11th Edition” di tahun 2014, kompensasi memberikan pengaruh terhadap perilaku para pegawai di dalam organisasi atau perusahaan. Namun hal tersebut harus di lihat dari beberapa sudut pandang, seperti masyarakat, stockholders, manager, dan juga pegawai itu sendiri. Oleh karena itu, tanggapan tersebut tidak bisa di sama ratakan kepada semua element di dalam organisasi.

Gaji besar menghasilkan produktifitas yang tinggi?

Banyak perusahaan yang menganggap bahwa gaji yang besar akan menghasilkan tingkat poduktifitas yang tinggi pula. Sebagai contoh perusahaan yang berhasil menerapkannya adalah Google. Perusahaan yang bertempat di California ini merupakan salah satu perusahaan dengan gaji terbesar di dunia.

 Di kenal sebagai perusahaan yang memberikan gaji dan benefit lain yang fantastis kepada pegawainya, rata-rata gaji yang di terima oleh pegawai mereka mencapai angka di atas 70 juta rupiah per-bulan. Hasilnya produktifitas para karyawan pun meningkat dan google pun berhasil menjadi perusahaan paling kaya selama 3 tahun belakangan. Namun, tidak semua perusahaan seberuntung dan seberhasil google.

Sebagai contoh Chrysler, perusahaan produsen mobil terbesar nomor 3 di US ini mengalami kebangkrutan pada tahun 2009 lalu sebelum akhirnya di akuisisi oleh Fiat, pabrikan mobil asal Italia. Padahal, Chrysler merupakan salah satu perusahaan yang terbilang royal memberikan gaji yang besar kepada pegawainya.  Gaji rata-rata yang di terima para pegawai produsen mobil tersebut adalah sebesar $ 52.000 pertahun.

Gaji yang besar tersebut tidak berbanding lurus dengan tingkat produktifitas mereka terlebih dalam hal inovasi. Dalam hal inovasi, pabrikan asal US tersebut harus bertekuk lutut kepada beberapa pabrikan asal Jepang seperti Toyota dan Honda. Padahal, gaji yang diberikan Toyota dan Honda kepada pekerjanya tidak sebesar gaji yang di berikan oleh Chrysler. Toyota dan Honda hanya memberikan bayaran sebesar 22 – 28 dollar perjam-nya, angka ini sangat jauh bila dibandingkan dengan gaji yang di terima oleh para pekerja Chrysler. Ini mempertegas bahwa gaji yang besar belum tentu menghasilkan produktifitas yang tinggi. Banyak hal yang perlu di perhatikan oleh perusahaan di samping memberikan gaji yang tinggi kepada para pegawai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun