Mohon tunggu...
Calvin Briliant
Calvin Briliant Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Mahasiswa Jurusan Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Atmosfer Media Sosial, Seberapa Besar Pengaruhnya terhadap Dunia Pariwisata?

20 Mei 2023   13:30 Diperbarui: 20 Mei 2023   13:36 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://pin.it/2wkBHFS

Dewasa ini, kemajuan dan perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Faktanya, dapat dikatakan bahwa teknologi ini adalah sebuah hasil dari suatu peradaban yang kemajuan dan perkembangan teknologi ini berjalan secara linear atau beriringan dengan kemajuan dan perkembangan suatu peradaban. Teknologi ini merambat di seluruh aspek sumsum kehidupan, mulai dari politik dan birokrasi, sosial, ekonomi, hukum dan pengambilan kebijakan, administrasi dan infrastruktur, edukasi, budaya, telekomunikasi dan internasionalisasi, pertahanan dan keamanan, termasuk sebuah sektor yang paling kompleks, yakni industri pariwisata.

Sebagaimana yang telah diketahui, industri pariwisata ini merupakan suatu hal multisektoral yang saling terintegrasi atau terkolerasi, sehingga dampak akan kemajuan dan perkembangan teknologi sangat terasa bagi dinamisme industri ini. Contohnya saja kegiatan kepariwisataan yang secara definisi awalnya merupakan kegiatan "mobilisasi" sekarang ini "mobilisasi" tersebut tidak hanya didefinisikan secara fisik saja dengan berpindah dari suatu tempat menuju tempat lain dalam jangka waktu tertentu, melainkan "mobilisasi" ini cenderung lebih ke pemaknaan secara psikis dan intangible. Raga boleh saja berada di tempat awal atau tempat yang sama, tetapi jiwa melakukan kegiatan wisata. Ini merupakan realisasi atau implementasi kemajuan dan perkembangan teknologi dalam ruang lingkup pariwisata digital secara operasional menggunakan visual tourism.

Lalu, bagaimana teknologi ini dapat merombak industri pariwisata secara menyeluruh? Dapat dikatakan bahwa pariwisata sebagai suatu hal yang multisektoral dan terintegrasi tentu tidak terlepas dengan sektor sosial, dalam hal ini adalah tren yang sifatnya sangat dinamis. Pada zaman dahulu, fokus orang berwisata adalah mengenal tentang daerah lain, menikmati DTW (Destinasi Tujuan Wisata), dan sebagai "wujud prestige" akan status sosial, sehingga kegiatan kepariwisataan cenderung terbatas secara sosial dan memerlukan waktu yang sangat lama. Namun, pada zaman sekarang ini, orientasi orang berwisata adalah untuk mengikuti tren yang muncul secara dinamis akibat kemajuan dan perkembangan teknologi. Kemajuan dan perkembangan ini tentu sangat mempengaruhi sistem kecepatan penyebaran informasi, khususnya pada ruang lingkup kepariwisataan, sehingga hal ini secara tersirat menghilangkan batasan-batasan, baik secara sosial maupun spasial yang nantinya akan menciptakan suatu tren. Tren inilah yang nantinya akan berkembang menjadi society atmosphere tertentu secara spesifik dan berskala besar.

Society atmosphere atau atmosfer sosial yang muncul akibat tren merupakan suatu kondisi pada kehidupan sosial yang akan menjadi "kiblat sosial" atau bisa juga disebut "direction maker". Kehidupan sosial berskala besar ini akan bergerak secara dinamis dan sesaat juga mengalami transformasi menyesuaikan kiblatnya. Misalnya saja pada perspektif sosial dalam pariwisata, dewasa ini orang lebih memilih DTW atau spot wisata yang "instagramable" dan cocok untuk berswafoto dibandingkan nilai fungsi dan aspek kegiatannya. Kondisi inilah yang disebut atmosfer sosial dalam ruang lingkup kepariwisataan. Dominan orang berasumsi bahwa segala komponen wisata saat berwisata haruslah diabadikan secara visual dan digital, sehingga dapat mewujudkan kepentingan tertentu, misalnya mengikuti tren dan bentuk digital prestige. Dalam dunia digital seperti media sosial, semakin banyak unggahan-unggahan individu saat berwisata di suatu tempat tentunya berdampak menaikkan rasa percaya diri individu tersebut dalam cakupan kelompok sosial tertentu. Inilah yang disebut sebagai bentuk digital prestige. Selain itu, perananan tokoh yang dijadikan "acuan" tren dalam dunia digital juga sangat berpengaruh bagi digital prestige ini. Katakanlah, "Elon Musk pernah pergi berwisata ke bulan, maka jika saya memiliki banyak uang saya akan pergi ke bulan agar tampak seperti halnya Elon Musk".

Dalam teknologi persebaran informasi, perkembangan dan isu spesifik yang ada di dalam media sosial tentu mengikuti laju arus aktual yang sedang hangat atau jenis platform media sosial yang digunakan. Pada platform Instagram, orang cenderung lebih mengekspos kehidupannya, termasuk unggahan saat mereka berwisata ke suatu destinasi. Sebaliknya, pada platform Twitter, orang cenderung membahas segala hal yang sedang hangat atau dianggap "viral". Namun, ada juga yang diskusi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya masing-masing secara spesifik. Hal unik dapat ditemui pada platform media sosial lain, seperti Facebook, yang dimana netizen terspesifikasi menjadi beberapa pokok bahasan atau grup dengan karakteristik tertentu, contohnya ada grup pecinta hewan, grup meme remaja, grup anime lovers, grup otomotif, grup tentang sekolah, grup teknologi, dan sejenisnya. Keunikan-keunikan pada setiap platform media sosial ini sebenarnya mampu menggiring arah dan kecenderungan atmosfer sosial, khususnya pada ruang lingkup industri pariwisata yang meliriknya sebagai "peluang". Itulah mengapa banyak industri pariwisata yang beroperasi secara kreatif berkat adanya keberagaman dan keunikan atmosfer sosial seperti ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun