Era digitalisasi mengakibatkan perubahan mendalam bagi segala aspek kehidupan manusia, tanpa terkecuali pada sektor ekonomi. Perubahan ini mencakup segala aspek ekonomi mulai dari kegiatan produksi, distribusi, hingga konsumsi dan interaksi bisnis.Â
Di era digitalisasi kegiatan bisnis lebih dominan menggunakan platform online seperti e-commerce karena dirasa lebih mudah untuk menganalisis perilaku konsumen dan respon pasar dengan cepat. Beriringan dengan kemudahan tersebut, ternyata berbisnis secara online tidak terlepas dari tantangan yang ada.
Salah satu tantangan yang sering terjadi adalah kurangnya minat sumber daya manusia di daerah tertentu untuk mengembangkan bisnisnya sesuai perkembangan teknologi yang ada. Untuk menanggulangi tantangan tersebut perlu adanya inovasi baru pada sektor ekonomi seperti economy creative yang dipasarkan menggunakan strategi pemasaran generasi milenial.
Sebenarnya, apa sih economy creative dan strategi pemasaran generasi milenial itu?
Economy creative merujuk pada sektor ekonomi yang berfokus pada penciptaan, pengembangan, dan pemanfaatan produk dan layanan yang memiliki nilai tambah dari segi kreativitas, inovasi, dan kekayaan budaya. Economy creative memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Selain menciptakan lapangan kerja baru, sektor ini juga memicu inovasi dan peningkatan daya saing.Â
Sedangkan strategi pemasaran generasi milenial merupakan strategi pemasaran yang ditekankan untuk generasi milenial pada era digital seperti saat ini. Aspek utama yang dibutuhkan dalam merancang strategi pemasaran ini adalah pemahaman karakteristik dan preferensi unik yang saat ini sedang naik daun. Generasi milenial dikenal sebagai konsumen digital yang cenderung lebih responsif terhadap pemasaran melalui platform online dan media sosial. Sehingga dalam merancang strategi pemasaran lebih fokus pada iklan media sosial dan konten video untuk memikat perhatian mereka.Â
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan sehari-harinya warga desa Randupadangan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, masih didominasi mata pencaharian petani dan peternak.Â
Adapun beberapa warga desa yang mencoba untuk mengembangkan bisnis namun output yang dihasilkan kurang memiliki inovasi dan jangkauan pemasaran produknya hanya antar desa saja sehingga tak jarang bisnis tersebut mengalami gulung tikar atau berpindah tangan kepada orang pendatang desa.Â
Permasalahan tersebut tak lain diakibatkan karena keterbatasan pengetahuan warga desa tentang proses produksi dan pemasaran produk yang kian berubah mengikuti perkembangan teknologi. Selain itu, jumlah mayoritas ibu-ibu di desa Randupadangan merupakan Ibu Rumah Tangga sehingga jika terdapat upaya pemberdayaan ekonomi maka akan meningkatkan potensi ekonomi di desa tersebut.
Oleh karena itu, dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas 3 Universitas Airlangga, kami menyelenggarakan pengenalan economy creative dan strategi pemasaran generasi milenial kepada ibu-ibu PKK desa Randupadangan dalam upaya pemberdayaan ekonomi desa.Â
Program kerja ini kami laksanakan Pada Minggu (21/01/2024). Dalam hal ini, kami menjalankan dua program kerja ekonomi dalam satu hari dengan diawali program kerja pengenalan economy creative menggunakan media manik-manik yang unik dan beragam. Adapun beberapa produk yang dapat dibuat dari kerajinan manik-manik seperti: