Paham radikalisme dan terorisme untuk sekarang ini sudah marak terjadi dimana-mana, khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Paham radikalisme adalah paham yang sangat berbahaya di Indonesia, paham ini ingin menghilangkan pancasila dari nilai-nilai agama.
Menurut Basri (ketua umum korni), saat ini paham radikal telah terindikasi kuat menyusup di dalam lingkaran sistem pemerintahan, dunia pendidikan, dan kultur masyarakat. Mereka mempunyai metode sistematis dalam merekrut dan mempengaruhi masyarakat.
Penemuan terbaru bahwa paham radikalisme saat ini sudah masuk dalam lingkungan sekolah, paham radikalisme tumbuh subur dikalangan pelajar sekolah dengan pelan tapi pasti, pelajar merupakan sasaran empuk bagi paham ini untuk menyebar luaskan ajarannya. Hasil penelitian dari PPIM UIN Jakarta, yang dilakukan terhadap siswa dan guru dari 34 provinsi di Indonesia, hasilnya yaitu sebanyak 34,3 persen responden memiliki opini intoleransi kepada kelompok lain selain islam, kemudian sebanyak 48,95 persen  responden siswa merasa bahwa pendidikan agama yang telah diberikan mempengaruhi mereka untuk tidak bergaul dengan pemeluk agama lain.
Dalam hal ini peran guru dan orang tua sangat diperlukan dalam mencegah masuk dan berakarnya paham radikalisme. Guru sebagai ujung tombak pendidikan nasional memiliki peran aktif dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Karena anak-anak bangsa itulah kelak yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini.
Sebagaimana terkandung dalam UUD 1945. Siapapun gurunya, apapun mata pelajrannya dan jenjang sekolah tempat mengajar, semestinya paham, bahwa guru adalah insan pendidik yang sedang melakukan aktivitas kebangsaan, berlomba-lomba untuk mencapai tujuan bernegara.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memberikan pelajaran ilmu pengetahuan yang baik dan benar. Dalam hal ini guru tidak hanya mengajarkan ilmu umum saja, tetapi juga harus memberikan pelajaran tentang ilmu agama, karena ilmu agama adalah pondasi penting bagi manusia yang mengatur perilaku, etika, dan keyakinan seorang hamba kepada Tuhan. Dan kedua ilmu ini harus diajarkan dengan baik dan benar, dalam artian antara ilmu umum dan agama harus seimbang, sehingga akan tercipta pemikiran yang seimbang dalam diri siswa.
Tidak hanya guru saja yang berperan dalam mencegah masuknya paham radikalisme di lingkungan sekolah, kepala sekolah ataupun ketua yayasan juga ikut andil dalam mencegah masuk dan berakarnya paham radikalisme di sekolah. Yaitu dengan cara melakukan pembinaan terhadap semua guru tentang konten pembelajaran yang harus diberikan kepada siswa, dan juga melakukan pemantauan terhadap proses pembelajaran di kelas.
Dalam proses pembelajaran seorang siswa juga harus berani memberikan komentar apabila ada seorang guru yang memberikan pelajaran tentang sikap intoleran, dan siswa juga  boleh melaporkan hal tersebut kepada kepala sekolah dan juga orang tuanya. Jika seorang siswa ketika diberi pelajaran tentang intoleransi hanya diam saja dan menerimanya maka siswa tersebut bisa saja ketika ingin bergaul dengan siswa lain yang tidak sepaham atau berbeda agama dengannya, siswa tersebut akan merasa itu bukan temanku karena dia berbeda agama denganku.
Tidak hanya di lingkungan sekolah saja yang bertanggung jawab dalam mencegah masuknya paham radikalisme. Peran kedua orang tua juga sangat diperlukan dalam mencegah masuk dan berakarnya paham radikalisme dalam diri anak. Karena orang tua adalah panutan utama bagi kehidupan sehari-hari anak-anaknya.
Agar paham radikalisme tidak masuk dalam pikitan anak, ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan. Yaitu dengan cara memberikan ajaran agama islam secara benar dan utuh kepada anak-anaknya, menanamkan nilai-nilai pancasila sebagai ideology bangsa dan rasa nasionalisme dalam implementasi kehidupan sehari-hari, memberikan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan supaya anak betah tinggal di rumah, menjadi sahabat bagi anak-anak, dan mengenalkan ragam budaya dan agama yang ada di Indonesia agar anak-anak mengenal nilai kebhinekaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H