Mohon tunggu...
Calon Pujangga
Calon Pujangga Mohon Tunggu... Lainnya - Masih amatiran. Terima kasih sudah membaca dan berkunjung. :)

Calon Pujangga hobi menulis, membaca karya sastra dan berteater. Suka sama seni dan berwisata. Isinya kisah-kisah dan ragam konten lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingkah Detox Dopamine di Masa Pandemi?

19 Desember 2021   15:00 Diperbarui: 19 Desember 2021   15:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa waktu demi waktu telah berlalu. Hingga telah sampai lah kita dipertengahan bulan Desember. Namun, pandemi masih belum berakhir. Meski sudah banyak yang vaksin, kita masih menerapkan prokes jika ingin bepergian. Beberapa orang menghabiskan waktu di rumah saja. 

Ketika di rumah, segalanya dilakukan secara daring. Hiburan dapat dengan mudahnya diakses melalui internet. Gen Z banyak menghabiskan waktu hiburan membuka media sosial. Ragam media sosial seperti Twitter, Facebook, Tiktok dan masih banyak lagi. Rerata yang paling sering dikunjungi adalah Instagram dan Tiktok. Segala informasi up to date bahkan lebih dulu beredar di media sosial. 

Salah satunya adalah diriku sendiri. Aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuka media sosial. Ya, sekedar untuk mencari hiburan dan tanpa sengaja lewat informasi up to date. 

Pandemi membuatku terputus koneksi dengan dunia luar. Kegiatan sosial secara langsung begitu terbatas. Aku tidak mempunyai teman di dunia nyata. Orang tuaku juga termasuk strict. Sampai pada akhirnya, aku merasa iri dengan teman-temanku yang bisa bepergian keluar. Menghabiskan waktu bersama di kafe. 

Melihat mereka yang asyik dari IG Story. Orang-orang yang memposting foto liburan. Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? Rasa jenuh dan kesepian menghantui diriku. Tidak ada teman mengobrol. 

Teman-teman yang dulunya akrab denganku, perlahan menjadi asing, sebab kami terpisah oleh jarak. Komunikasi juga menjadi jarang karena kami memiliki prioritas dan kesibukan masing-masing.

Ketika kamu sudah mulai:

1. membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial,

2. takut ketinggalan informasi dan trend kekinian,

3.  tertriggered ketika membuka media sosial,

4. berbuat nekad di media sosial demi mendapatkan perhatian dari orang lain,

5. merasa sedih,  kesepian, hampa dan iri melihat teman-temanmu yang tampak bahagia di media sosial. 

Sudah saatnya untuk melakukan Detox Dopamine. Mari kita ulas singkat tentang "apa itu Detox Dopamine?"

Detox Dopamine adalah suatu upaya untuk mereset sistem otak agar otak tidak bergantung kepada rangsangan yang menghibur. Tujuannya adalah untuk mengurangi kecanduan dengan mengubah kebiasaan buruk menjadi diri yang lebih produktif.

Kita ambil contoh dari notifikasi Instagram. Satu waktu, aku mengupload IG story dan foto. Aku mendapatkan notifikasi dari Instagram dengan banyaknya orang yang melihat IG Storyku, like dan komen fotoku. Disitu, aku menjadi senang dan aku melakukannya lagi. Namun, disaat aku melakukannya lagi dan lagi, ternyata di luar ekspektasi. 

Sedikit yang melihat IG Storyku, like dan komen fotoku. Alhasil, aku menjadi sedih dan kesepian. Membandingkan diriku dengan mereka yang bisa dapat banyak penonton, like dan komen.

Adapun contoh lain, misalnya baru bangun tidur, secara otomatis aku langsung membuka gawai. Berharap ada notifikasi WhatsApp dari teman-temanku. Berlanjut scrolling Tiktok dan Twitter agar tak tertinggal informasi up to date.

Satu contoh lagi, ketika aku membuat postingan bahwa diriku sedang sakit demi menarik perhatian orang lain. Ketika aku berhasil mendapatkannya, aku merasakan ketenangan. Dan saat di luar ekspektasi, aku menjadi begitu sedih. Diriku menjadi bergantung kepada media sosial untuk mendapatkan perhatian netizen. 

Tenang saja, adapun 5 aktivitas  yang bisa dilakukan selama 'Detox Dopamine' sebagai berikut

1. Berolahraga

Bangun tidur diusahakan agar tidak terdistraksi dengan gawai. Tak perlu olahraga yang berat, bisa memulainya dengan olahraga yang ringan. Untuk permulaan cukup dengan 10-15 menit. Jika alarm di gawai membuatmu sulit, bisa dengan membeli jam untuk setel alarm agar meminimalisir distraksi gawai. 

2. Memasak

Tahukah kamu? Memasak baik untuk kesehatan mental. Kita bisa mengeksplor resep baru, mencoba menerapkannya dan menikmati hasilnya sendiri. Selain itu, memasak juga bisa menambah skill baru untuk diri. 

3.  Membaca Buku

Bisa dengan membaca novel fiksi. Tenggelam sejenak dalam dunia fiktif imajinatif. Bisa juga dengan  buku bergenre self improvement sebelum tidur untuk membuat dirimu lebih berkembang. Menggantikan kebiasaan membuka media sosial sebelum tidur dengan membaca novel atau buku bacaan lainnya.

4.  Bermain Alat Musik

Melatih ingatan dengan bermain alat musik. Menghasilkan lagu yang indah dengan not tertentu. Selain itu, dapat menenangkan pikiran dari alunan yang didengarkan. Mengeksplor ragam alat musik menambah skill dan pengetahuan baru.

5. Menulis Jurnal

Menulis tentang apa yang kamu rasakan hari ini. Merencanakan tentang apa yang ingin kamu lakukan di esok hari. Apa mimpi dan cita-citamu. Dengan menulis jurnal, kamu mengenali dirimu lebih dalam. 

Demikian ulasan singkat dariku mengenai 'Pentingkah Detox Dopamine di Masa Pandemi?.' Semoga bermanfaat dan pandemi segera berakhir dan kita bisa beraktivitas seperti sedia kala. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun