Jadi, aku memilih kampus sebelahnya yang mana bahasa asing bersangkutan dengan program studi dan kupelajari di SMA. Entahlah, aku malah sangat yakin dengan kampus sebelah. Kedua kampus ini saling bertetangga dan sebenarnya keduanya sama-sama kampus impianku. Â
Aku sudah mempelajari jalur masuk ke kampus negeri sejak kelas XI dan memiliki rencana lain ketika aku gagal. Ditambah dengan penjelasan dari kakak kelas yang kini ada di kampus tersebut.Â
Acara kampus expo di SMA, kami diberitahu mengenai jalur-jalur masuk dan sedikit cerita bagaimana mereka sampai di sana. Rencana ketika aku gagal SNMPTN, pertama-tama aku ingin kursus bahasa asing tersebut di Kampung Inggris, kemudian tahun berikutnya aku ikut tes SBMPTN.Â
Satu lagi yang membuatku bersyukur, karena aku mendapatkan restu dari orang tua untuk pilihanku ini. SBMPTN sendiri adalah seleksi yang menggunakan pola ujian tertulis secara nasional. Satu waktu, aku melewati masa ujian nasional dan berhasil wisuda SMA. Bertepatam dengan seminggu kemudian hari pengumuman SNMPTN. Dihitung mundur sejak beberapa jam.Â
Mulanya, aku ngerasa biasa saja, tetapi semakin hitungannya mundur dan aku deg-degan sampai keringat dingin. Waktu hitung mundur telah habis dan seketika aku membuka website, memasukan kode dan kata sandi. Jaringan turun karena banyak yang membuka website.Â
Setelah percobaan berulang kali, aku berhasil memasuki website dan aku mendapati tulisan "Selamat, Anda dinyatakan lulus SNMPTN 2018" berwarna hijau di pilihan pertama. Aku bahagia sekaligus terharu. Aku tidak menyangka bahwa diriku bisa berada disana. Kini, aku akan memasuki semester enam, kuliah disana.Â
Kilas balik lagi, sebelum hari pengumuman siapa saja yang mendapatkan kesempatan untuk mencoba SNMPTN, aku sholat Tahajud, Sholat Dhuha, baca Yasin setiap malam Jumat dan berdoa untuk itu. Masih kulakukan hingga kini. Jika ditambah dengan sholawatan, puasa sunnah senin kamis, dan membaca surat Al-Waqiah, luar biasa!