[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Sumber: tribunnews.com"][/caption] Yuddy Chrisnandi, seorang politikus Hanura turut meramaikan pemberitaan di media massa dan sosial media karena menyerang Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo yang juga merupakan rekannya di partai berlambang anak panah tersebut. Yuddy menilai Hary Tanoe selaku ketua Bapilu gagal membawa membawa Hanura menembus presidential threshold (PT) karena hanya memperoleh suara 5,4 persen pada Pileg April lalu. Yuddy yang mendesak Hary Tanoe agar mundur dari Hanura, justru diminta mundur oleh pengurus dan kader partai lainnya. Yuddy terkena senjata makan tuan. Lantas bagaimana sepak terjang Yuddy di dunia politik selama ini? Yuddy sebelumnya berkarir di partai Golkar selama 16 tahun namun keluar dari partai beringin tersebut setelah kalah bersaing menjadi calon ketua umum pada November 2009. Yuddy merupakan satu dari empat calon ketua umum Golkar; Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Hutomo Mandala Putra dan Yuddy Chrisnandi yang berkompetisi dalam Munas Golkar Oktober 2009. Saat itu Yuddy kalah total karena tidak meraih satu suara pun dari 500 – an suara yang ada. Ambisi Yuddy untuk menjadi calon presiden dari Golkar pun pupus seketika. Setahun sebelumnya atau pada November 2008, Yuddy mencabut pencalonan dirinya sebagai Caleg Golkar Dapil Jabar VII. Keputusannya diambil hanya perkara penentuan nomor urut yang tidak sesuai dengan keinginannya. Dirinya tidak berani bersaing dengan system suara terbanyak. Dirinya pun gagal melenggang ke Senayan. Kemudian pada Februari 2010, Yuddy secara mengejutkan pindah partai dan bergabung dengan Hanura. Disini, Yuddy menjabat sebagai ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Hanura 2010 – 2015 namun dirinya gagal. Hasil survei memprediksi Hanura tidak akan mampu melenggang ke DPR karena tidak akan mencapai ambang batas parliamentary threshold (PT). Ketua Umum Hanura, Wiranto bereaksi cepat dengan mencopot Yuddy dari jabatannya sebagai ketua Bapilu dan menggantikannya dengan Hary Tanoesoedibdjo. Di tangan Hary Tanoe, Hanura mampu menembus PT, Hanura pun dengan mulus melenggang ke Senayan. Wiranto kemudian mendudukkan Yuddy sebagai ketua DPP Hanura,  selama menjabat di posisi yang cukup penting tersebut, Yuddy melempeng tidak menunjukkan kinerja dan kontribusi apapun untuk membesarkan nama Hanura. Yuddy yang juga mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI lewat Hanura tersebut gagal meloloskan dirinya sendiri ke Senayan. Mustahil Yuddy bisa membawa Hanura ke Senayan sedangkan membawa dirinya sendiri saja tidak mampu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H