Komoditas pertanian di Karangrejek, Karangtengah, Imogiri, Bantul sangat potensial dan strategis dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat setempat dengan pembuatan pupuk organik  dan mengurangi residu bahan agro-kimia. Peningkatan produktivitas pupuk organik menghadapi berbagai kendala, diantaranya pupuk organik padukuhan Karangrejek belum memiliki dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kondisi lahan pertanian perlu dilakukan program pengembalian hara tanah dengan penambahan pupuk organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Berdasarkan hal tersebut, tim pengabdian Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kelompok 171 mengadakan Penyuluhan Pengolahan Limbah Organik Menjadi Pupuk Organik yang Berstandar Nasional.Â
Acara ini dibuka oleh Prima Juwita selaku ketua pelaksana dan materi penyuluhan tersebut diberikan oleh Bapak Ir. Mulyono, M.P. pada tanggal 2 Februari 2023. Penyuluham tersebut dihadiri oleh Pak Tuwandi selaku Ketua Padukuhan Karangrejek, Kelompok Tani, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya. Menurut Bapak Ir. Mulyono, M.P. pengomposan yang memenuhi SNI Kompos dengan syarat Carbon = minimal 15%, C/N: Maksimal 25, Bahan Ikutan= maksimal 2, bahan ikutan (beling, plastik, keriki) Kadar Air = 8-25%, PH: 4-9% Hara Makro (N,P,O,K) minimal 2, dan logam berat. Semua persyaratan kecuali kadar air, bahan ikutan, ukuran butir, dan cemaran mikroba dihitung atas dasar berat kering (adbk) untuk pupuk organik granul. Contoh praktik pada bulu aua, yang merupakan sumber n,p,k, bisa menjadi pengganti pupuk ponska dan menjadikan tanaman budidaya  tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk pengomposan dengan bulu ayam bisa dengan mencampurkan bulu ayam dengan kokopit, granjen, daun jati kering (harus dicacah) dengan perbandingan 1:1 bulu ayam dan bahan pencampur. Kemudia disiram dengan tetes tebu atau E4 (1 liter air E4). Panas maksimal 60 derajat celcious selama satu minggu, dan jika sudah panas harus diaduk dan dilakukan 3 kali pemindahan, setelah dicampur kemudia diperas, jika menggumpal tetapi tidak ada airnya berati takaran sudah pas dan dinyatakan berhasil.
Manfaat dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman tentang pengomposan yang memiliki SNI sesuai dengan persyaratan dan zat yang terkandung juga menjaga kesuburan lahan pertanian dan meningkatkan nilai ekonomi jual di Padukuhan Karangrejek, Karangtengah, Imogiri, Bantul dengan aplikasi pupuk organik secara terpadu dan pelatihan teknologi untuk pengolahan limbah.
"Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan manfaat kepada masyarakat terutama petani di Karangrejek. Sehingga dapat mengolah limbah menjadi pupuk organik mandiri yang bernilai ekonomis sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kompos." kata Prima Juwita selaku mahasiswa UMY dan ketua pelaksana penyuluhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H