Mohon tunggu...
Callista Astagina
Callista Astagina Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMAN 28 Jakarta, XI MIPA 5 (08)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seluk Beluk Fast Fashion, Tampil Kekinian yang Mengkhawatirkan

29 Agustus 2020   17:14 Diperbarui: 29 Agustus 2020   17:12 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Source: https://www.stcatharinesstandard.ca/

Di era sekarang siapa sih yang tidak ingin terlihat modis dan trendy? Keinginan untuk tampil modis adalah hal yang wajar. Tak jarang masyarakat berlomba lomba mencari pakaian paling baru untuk terlihat trendy. Hal ini juga dimanfaatkan industri pakaian untuk saling meningkatkan keuntungan. Fast fashion pun hadir karena dinilai dapat memenuhi permintaan dengan harga yang terjangkau.

Fast fashion adalah istilah yang digunakan industri tekstil dalam membuat pakaian dengan proses yang lebih cepat, menggunakan bahan baku yang berkualitas rendah, serta dijual dengan harga yang murah. Sehingga fesyen dapat dibeli oleh semua orang dari berbagai kalangan. Prosesnya yang cepat membuat tren ini mampu bersaing di luaran sana untuk memenuhi kepuasan para penggemar fesyen. Bahkan setiap bulan toko pakaian fast fashion dapat mengganti pakaian yang dijual sesuai tren.

Penggunaan bahan baku yang murah yang menyebabkan tren ini dapat dijangkau berbagai kalangan, tetapi dapat berbahaya bagi lingkungan. Contohnya penggunaan poliester yang berasal dari bahan baku fosil, sehingga jika dicuci akan menimbulkan serat mikro yang meningkatkan jumlah sampah plastik. Penggunaan kulit hewan menyebabkan penurunan populasi hewan yang menyebabkan kepunahan. Dalam proses pembuatannya, industri tekstil dapat membuang limbah air atau limbah kain yang juga dapat mencemari lingkungan.

Tidak hanya menimbulkan pencemaran lingkungan, tren fast fashion ini juga berdampak ke masalah sosial. Pengeksploitasian pekerja pabrik besar besaran yang bahkan di bawah umur dan tidak dibayar sesuai upah minimum. Hal ini sangat berpengaruh terhadap masalah kemiskinan yang menimbulkan kesenjangan sosial terhadap para pekerja dan tidak sesuai dengan hak asasi manusia.

Sebagai salah satu konsumen fesyen seharusnya dapat bijaksana dan bersifat selektif dalam membeli pakaian. Menggunakan apa yang sudah dimiliki, mendonasikan pakaian yang jarang dipakai, atau mencari pakaian bekas yang masih layak pakai dapat menjadi langkah awal untuk meredam maraknya tren fast fashion ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun