Mohon tunggu...
Caliza Pakarti
Caliza Pakarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Merupakan mahasiswa di Universitas Negeri di Timur Jawa Dwipa, Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dunia Distopia: Met Gala dan Genosida di Palestina

19 Juni 2024   22:35 Diperbarui: 19 Juni 2024   22:58 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Genosida yang terjadi di Palestina merupakan peristiwa besar yang masih terjadi hingga detik ini. Fenomena ini membuat banyak orang untuk memboikot produk yang bekerja sama dan mendukung Israel. Tetapi, kini terdapat sebuah kampanye baru untuk memboikot artis, yaitu Blockout 2024. 

Kampanye ini dimulai pada acara tahunan, Met Gala, pada 6 Mei 2024 silam. Met Gala merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Anna Wintour, seorang ikon dalam dunia fashion, sebagai ajang mengumpulkan dana untuk Costume Institute di Metropolitan Museum of Art, New York. Met Gala akan memiliki tema yang berbeda setiap tahunnya dan akan mengundang berbagai selebriti, desainer, dan tokoh terkenal yang mempunyai influence yang besar di dunia kreatif. 

Pada tanggal yang sama, Rafah, salah satu kota di Palestina, mengalami invasi dari tentara Israel. Hal ini membuat penduduk Rafah untuk kembali mengamankan diri dari area yang merupakan area terakhir untuk keluar dari jalur Gaza. Penduduk Rafah yang tadinya berjumlah 250.000 penduduk, kini menambah menjadi 1,4 juta penduduk. Penambahan penduduk yang pesat ini disebabkan oleh imbauan Militer Israel yang mengharuskan penduduk Gaza untuk evakuasi ke Rafah. Tetapi, setelah kejadian ini terlihat bahwa tidak ada lagi area yang aman untuk ditempati. 

Melihat kekontrasan yang terjadi di New York dan Rafah membuat netizen marah atas ketidakpekaan yang dimiliki oleh para selebriti ternama. Fenomena ini disebutkan sebagai suatu fenomena distopia. Istilah distopia digunakan sebagai cara untuk menggambarkan suatu keadaan dimana kehidupan masyarakat akan diwarnai oleh ketidakadilan dan kesengsaraan berkat kekuasaan totaliter oleh pemerintah atau bentuk kekuatan dan kekuasaan lainnya. 

Respon masyarakat semakin memburuk setelah salah satu selebriti Tiktok, Haley Kalil, membuat video dengan menggunakan suara Marie Antoinette dengan kalimat, "Let them eat cake". Kalimat ini merupakan simbol yang krusial dalam revolusi Prancis untuk melawat ketidakadilan yang terjadi pada masa itu. Haley Baley kemudian menuai ujaran kebencian di akunnya. Tidak berhenti sampai situ, followers Haley yang menyentuh angka 10jt kini turun mencapai angka 5jt berkat kampanye Blockout 2024. 

 

Netizen kemudian membuat daftar nama selebritis yang tidak menyuarakan genosida yang terjadi di Palestina untuk di-block. Kampanye ini dilakukan guna untuk menekan para selebritis tersebut untuk menggunakan platform-nya sebagai cara menyuarakan genosida yang terjadi. Kampanye ini tidak hanya berhenti sampai blok selebritis saja, namun turut mengajak masyarakat untuk tidak menonton dan mendukung konten yang dibuat oleh para selebritis dan influencer tersebut. 

Kampanye Blockout 2024 kian menuai keberhasilan. Terdapat beberapa selebritis dan influencer yang mulai untuk menyuarakan terkait kasus genosida yang terjadi saat ini. Tetapi, tidak sedikit netizen yang berspekulasi bahwa mereka hanya mendukung Palestina agar tidak kehilangan pengikut dan uangnya saja. Menurut penulis, terlepas dari intensi dibalik suara para selebritis, suara mereka untuk warga Palestina penting. Terlebih lagi mereka memiliki platform yang dapat menarik banyak perhatian masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun