Los Angeles kembali diguncang kebakaran hebat yang melanda kawasan Pacific Palisades sejak Selasa (7/1/2025). Kobaran api yang dipicu oleh angin Santa Ana dan kondisi cuaca kering ini telah menghancurkan ribuan hektar lahan, memaksa ribuan warga mengungsi, dan menyebabkan korban jiwa. Hingga saat ini, otoritas setempat masih berjuang untuk mengendalikan situasi yang terus memburuk.
Menurut laporan Tempo.co, kebakaran ini telah menghanguskan 9.596 hektar lahan dengan tingkat pengendalian api yang baru mencapai 14 persen hingga 14 Januari 2025. Sebanyak 25 orang dilaporkan tewas, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka. Tidak hanya itu, kebakaran ini juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai $250 miliar, mencakup kerusakan properti, fasilitas umum, dan hilangnya sumber mata pencaharian (Daniswari, 2025)
Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles, Freddy Escobar, menyampaikan bahwa kebakaran ini merupakan salah satu yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Dikutip dari The Scottish Sun, ia bahkan menangis di lokasi kebakaran, menyesalkan bahwa peringatan akan risiko ini telah lama diabaikan.
Angin Santa Ana yang bertiup kencang menjadi salah satu faktor utama penyebaran api. Fenomena angin ini meningkatkan risiko kebakaran di California, terutama pada musim dingin ketika vegetasi mengering. Selain itu, pemanasan global memperburuk kondisi ini dengan memperpanjang musim kebakaran dan meningkatkan intensitasnya.
Sementara itu, banyak warga yang terpaksa mengungsi dengan membawa barang seadanya. Julia Martinez, salah satu korban kebakaran, dikutip dari New York Post bahwa ia harus meninggalkan rumahnya hanya dengan dokumen penting dan pakaian. "Saya melihat rumah saya terbakar, itu adalah mimpi buruk yang menjadi kenyataan," ujarnya.
Tidak hanya itu, kualitas udara di Los Angeles juga memburuk akibat asap tebal yang menyelimuti kota. Oleh karena itu warga dihimbau untuk menggunakan masker N95 dan membatasi aktivitas di luar ruangan demi menghindari paparan partikel berbahaya.
Kebakaran di Los Angeles ini menjadi pengingat akan urgensi mitigasi perubahan iklim dan perlunya sistem pencegahan kebakaran yang lebih baik. Pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta perlu bekerja sama untuk mengurangi risiko kebakaran di masa depan. Sementara itu, upaya pemadaman terus dilakukan dengan harapan api dapat segera dikendalikan dan warga yang terdampak dapat kembali ke kehidupan normal mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H