Di tahun 2016 ini boleh dikatakan semua bagian yang berpenduduk di bumi telah menjadi ajang marketing. Hampir setiap aspek di kehidupan kita telah menjadi lahan subur untuk marketing dari banyak penyedia kebutuhan kita. Mulai dari kebutuhan dasar tak terhindarkan seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, sampai kebutuhan telekomunikasi pun kini merupakan kebutuhan dasar tak terhindarkan bagi sebagian dari kita. Semua itu tentu hasil kerja dari banyak pihak, banyak orang, yang terlibat dalam upaya pemenuhan kebutuhan umat manusia yang kini tak terhitung lagi jumlahnya.
Ada yang bangga bila memiliki, dan ada yang bangga bila menjadi. Ada yang bangga bila memiliki harta kekayaan, ada yang bangga bila menjadi harta kekayaan. Contohnya seorang gadis yang ingin menarik perhatian lawan jenisnya maka tak jarang akan mencoba berbagai jenis bahan penambah kecantikan, mulai dari kosmetik sampai perhiasan. Semua itu dapat sampai kepada si gadis melalui rangkaian kegiatan marketing atau pemasaran. Mulanya si gadis bangga bila memiliki kecantikan yang dihasilkan kosmetik, namun seiring dengan waktu dan perkembangan pemahamannya, maka ia ingin memiliki kecantikan yang lebih, maka iapun berniat menjadi cantik dalam arti memancarkan kecantikan dari dalam. Bukan lagi hanya sekedar memoles kulit dengan bahan kosmetik, tetapi menjadi cantik. Sehingga iapun rajin memancarkan aura compassionate nya ke seluruh alam semesta, sehingga
sampai-sampai laki-laki yang paling menghindari perempuan pun akan tertarik kepadanya karena kecantikannya yang paling berharga, yaitu menjadi cantik karena hati penuh welas asih, bukan hanya sekedar memiliki kecantikan buatan dengan bantuan kosmetika.
Karena berapa tebalpun kosmetika yang dipoleskan, ketika hati tanpa compassionate atau kasih sayang maka bahkan jin akan lari menghindar. Bukankah demikian?
Oleh sebab itu mulai sekarang semua perusahaan yang berkecimpung di dunia kosmetika dan kecantikan harus memiliki mindset yang demikian, bertumbuh dari yang menyediakan kosmetika sebagai polesan, sampai menjadi perusahaan kosmetika yang sekaligus dapat memberikan pelatihan pelatihan cara menjadi cantik dari dalam ditambah kosmetika terbaru produksi perusahaan tersebut. Apalagi bila bahan dasar pembuatan kosmetika tersebut dari bahan alam, dan sesedikit mungkin bahan kimia sintetis yang digunakan. Trend saat ini menunjukkan kosmetika dari bahan alam semakin banyak peminatnya bahkan dari negara-negara paling maju di dunia. Semoga ini dapat menjadi inspirasi bisnis bagi para anak negeri ini yang ingin berkiprah di dunia internasional melalui usaha ekspor kosmetika asli Nusantara ke manca negara.
Marketing bagi para praktisi marketing adalah perkara kesiapan diri. Sebagai marketer siap untuk berpikir maju, siap untuk ditolak 7 kali dan mencoba lagi dilain waktu untuk ke 8 kali, siap untuk sukses tetapi juga siap untuk gagal. karena gagal bukan akhir melainkan gagal adalah awal kesadaran mengenai marketing itu sendiri. Kegagalan akan membawa seseorang kepada sukses apabila mempelajari sumber sumber kegagalannya untuk tidak diulangi lagi.
Kunci dasar bagi marketer adalah berpikiran positif, berkata-kata positif, dan berbuat positif.
Dalam berbicara kepada customer, dalam rangka memasarkan produk Anda, hindarilah gaya pemasaran dengan menjelaskan, karena calon pelanggan tidak suka dijelaskan, mereka ingin dimengerti bahwa mereka juga sudah banyak paham tentang banyak produk. Kunci memasarkan atau menjual adalah bertanya. Selling is asking. bukan menjelaskan. Kegagalan pemasar pemula adalah terlalu menggebu-gebu ingin menjelaskan tentang produknya kepada calon pelanggan.
Inti jalan kesuksesan pemasaran adalah memasarkan kepada kelompok calon pelanggan yang tepat. Apabila Anda ingin menjual sesuatu, pastikan Anda berbicara kepada kelompok calon pelanggan yang tepat misalnya yang mampu membeli, dan tugas Anda adalah menyadarkan calon pelanggan Anda bahwa Anda lah dan produk Anda lah yang pantas ia beli.
Untuk itu Anda harus mempunyai welas asih dan hati untuk menjadi seorang pemasar yang baik.
Seorang pemasar yang baik, tidak akan memaksakan apapun kepada calon pelanggannya, tetapi merangsang calon pelanggannya.
Maaf, disini arti kata merangsang bukan artinya yang negatif tapi maksudnya memberikan informasi informasi yang dapat membuat calon pelanggan menyadari bahwa ternyata Anda lah "The One" itu, yaitu Sang Marketer, yaitu orang yang pantas dan tentu saja produknya pantas untuk dibeli.