Harikan segera berakhir itu kata sang penyair..
Lantunan nada indahkan bergulir itu kata sang maestro..
Kata-kata indah kan terukir itu kata sang pujangga..
Tapi beda dengan mereka,
jalanan sunyi diujung yang gelap, dan tak terlihat,
membuat mereka terdiam, merenung akan hidup yang begitu kelam..
matahari mulai melihatkan senyuman nya,
dan merekapun bergegas untuk terbangun,
menodongkan tangan yang yang mungil disetiap bangsawan yg lewat..
terdengar kata "MAAF",
begitu terdengar haru ditelinga mereka..
hanya demi sesuap nasi yang mereka perjuangkan,
belas kasihan yang mereka harapkan..
sampai matahari memberikan senyuman pada sahabatnya,
merekapun terus melangkahkan kaki-kaki mungilnya,
KEMANA KEADILAN?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H