Mohon tunggu...
Calam Rahmat
Calam Rahmat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Filof Awan

22 Februari 2014   19:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awan tenang yang tak terdengar,
Karena bentuknya selalu berubah..
Harus rela luluh menjadi rintik hujan..
Bentuknya selalu berubah mengikuti hukum alam..
Jatuh ke sungai...
Mengalir kelaut...
Terus menguap ke langit dan kembali menjadi awan lagi..
Bukankah rintik hujan tak pernah bertanya..
Kenapa mereka harus meninggalkan tata langit,
Saat harus jatuh dan membasuh bukit..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun