Bertahannya NU Kultural Karena Adanya NU Struktural.
Provokasi yang disampaikan bahwa lebih baik keluar dari struktur organisasi dan cukup mengikuti secara kultural saja adalah statement yang kurang tepat. Dikarenakan bagaimanapun juga, suatu gerakan akan lebih kuat jika dilakukan secara terstruktur, sebagaimana pepatah Islam menyebutkan bahwa:
الحق بلا نظام يغلبه الباطل بنظام
“Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang teorganisir.”
Hal itu juga diilustrasikan bahwa pada beberapa waktu silam di Surabaya ada tempat prostitusi. Berbagai upaya untuk menutup tempat tersebut telah dilakukan namun banyak yang gagal karena kurang terstruktur dengan baik. Namun, saat upaya dikonsep dengan baik sehingga melibatkan walikota Surabaya pada saat itu, Tri Rismaharini, maka upaya tersebut berhasil karena terorganisir.
Begitu juga hal tersebut relevan dengan berjalannya Nahdlatul Ulama’. Dalam kehidupan bernegara, pernah muncul berbagai organisasi Islam yang ingin menggantikan NKRI dengan mendirikan negara Islam atau khilafah, seperti DI/TII dan Hizbut Tahrir Indonesia. Gerakan terstruktur tersebut bisa dilawan dan dikalahkan salah satunya oleh NU, karena NU juga memiliki struktur yang kuat.
Selain menyangkal gerakan politik yang tidak sesuai dengan NKRI tersebut. NU baik secara struktural maupun kultural juga menyangkal gerakan dakwah yang ingin menghilangkan tradisi-tradisi keislaman lokal. Namun, karena gerakan tersebut terorganisir di beberapa negara, maka ada urgensi hadirnya NU secara terorganisir (struktural) pula.
Mekaten, maturnuwun
Sumber gambar: NU Online
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H