Saat kita berproses dan berperan aktif di dalam sebuah organisasi. Tentu secara otomatis kita akan bekerja secara kolektif untuk mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut. Dalam hal pencapaian kita perlu sebuah perencanaan dan tindakan untuk dapat mewujudkannya. Secara prinsip umum bisa dikatakan bahwa adanya visi dan misi organisasi adalah konsepsi dasar yang menjelaskan apa – apa saja variabel dari tujuan tersebut. Sederhananya makna visi adalah rencana – rencana masa depan yang terukur dan misi adalah alat atau cara yang digunakan untuk mencapai rencana masa depan itu. Sehingga mampu tersimpulkan kedalam sebuah bahasa pergerakan yakni “Tujuan”.
Tidak cukup hanya konsep visi dan misi saja ketika kita ingin berusaha menanamkan nilai – nilai tujuan organisasi yang menjadi semangat para individu (kader) ketika berjuang menggerakkan organisasi. Penanaman makna Mission yang memiliki arti tugas dan tanggung jawab yang dibebankan oleh organisasi pada setiap kader menjadi nilai tambah militansi perjuangan dalam melakukan implementasi perjuangan.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai organisasi pelajar Islam yang memiliki basis yakni pelajar dan remaja tentu memiliki tujuan yang telah disepakat bersama. Apa yang dicita – citakan menjadi semangat bersama dalam melaksanakan tujuan organisasi, tujuan itu berbunyi :
“Terwujudnya Pelajar Muslim, Berilmu Dan Berakhlaqul Karimah Dalam Rangka Menjunjung Tinggi Nilai – Nilai Ajaran Islam Sehingga Terwujudnya Masyarakat Islam Yang Sebenar – Benarnya”
Kedalaman sebuah redaksional tentu memiliki makna yang tidak mudah untuk diterjemahkan secara tepat. Oleh karena itu butuh pendekatan prespektif umum sehingga kedalaman tersebut dapat diterjemahkan kedalam uraian – uraian yang mudah dimengerti dan mampu dijalankan oleh seluruh kader.
Dalam perjalanan rasulullah saw saat menyiarkan agama Islam, ada misi kenabian dan kerasulan yang menjadi tugas dan fungsi nabi Muhammad saw sebagai pengemban dakwah mengenai apa yang telah diwahyukan oleh Allah swt melalui malaikat Jibril. Penting kiranya jika kader IPM adalah bagian dari pengemban dakwah yang telah tertulis dalam konstitusi IPM untuk disebarluaskan dan dimaknai sebagai nilai harga mati seorang aktivis dakwah. Ciri seorang pengemban haruslah memiliki kualitas pribadi yang militan. Jadi kualitas kader merupakan salah satu faktor penentu untuk mengemban misi dakwah tersebut. Kualitas itu dapat diterjemahkan menjadi “4 Aktualisasi Kualitas Kader IPM”.
KUALITAS KADER MUSLIM
“…. Kamilah penolong – penolong agama Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa kami adalah orang – orang muslim”(QS:3:15). Kesaksian sebagai seorang Muslim merupakan identitas alamiah saat kita dengan ikhlas memeluk agama yang diridhoi Allah swt yakni Islam. Sebagai seorang Muslim, kader IPM wajib melakukan perjalanan pemikiran spiritual sebagai upaya menambah rasa kepercayaan diri menjadi Muslim yang kaffah. Muslim kaffah mampu mempelajari Islam bukan hanya sebatas ritualitas ibadah secara vertikal (hablumminallah) dan ritualitas ibadah sosial secara horizontal (hablumminannas). Mempelajari Islam sebagai agama yang sempurna juga memerlukan dialektika dengan rasionalitas Al Qur’an dan Hadits serta logika yang bersifat empiris. Ini nantinya kita sebut sebagi dekontruksi pemikiran yang melahirkan konstruksi pemikiran utuh. Adapun butir – butir yang wajib melekat kepada kader IPM dalam konteks kualitas kader muslim adalah :
- Kader IPM yang mampu menjadi Muslim Kaffah dengan berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Hadist.
- Kader IPM selalu siap sedia menjadi penolong agama Allah dalam keadaan apapun dan dalam kondisi apapun.
- Bahwa kader IPM adalah pengemban misi dakwah syiar Islam yang selalu mencerahkan umat.
- Kader IPM mampu berfikir tentang Islam secara menyeluruh dengan kaidah – kaidah yang dituangkan kedalam konteks Ijtihad.
KUALITAS KADER BERILMU (KEMERDEKAAN BERFIKIR DAN INSAN PENCIPTA)
“ Dan perumpamaan – perumpaan ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang – orang yang berilmu”(QS:35:19).
“Hai orang – orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu : Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan ‘beridirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman di antara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS:58:11).
Ilmu adalah alat yang mampu membedakan manusia dan hewan dalam berprilaku. Ilmu dapat diperoleh melalui proses belajar dan mencari sesuatu dari berbagai hal. IPM sebagai organisasi pelajar tentu menjadikan kader – kadernya untuk terus mencari ilmu. Karena ilmu sifatnya luas dan tidak ada batasan waktu kecuali jantung kita sudah berhenti berdetak. Luasnya ilmu pengetahuan bukan menjadi alasan bagi seluruh kader IPM tidak terus belajar dan mencari hal apapun yang dikatakan itu sebagai ilmu pengetahuan. Memasuki era globalisasi saat ini, Cakrawala pemikiran yang luas adalah identitas individu bisa bertahan dan mampu mengikuti jaman yang semakin maju saat ini. Kebebasan berfikir dan tidak mudah terkena dogma – dogma yang belum tentu kebenarannya haruslah dicari sudut pandang lain oleh setiap kader IPM. Sehingga kualitas kader IPM dalam konteks aktualisasi sebagai kader Ilmu adalah :
- Kader IPM Secara Sadar Mampu Mengamalkan Keilmuannya Sesuai Dengan Al Qur’an dan Hadist.
- Kader IPM Mampu Berfikir Sistematis dan Kritis Tanpa Tunduk Pada Dogma – Dogma Yang Belum Tentu Kebenarannya.
- Kader IPM Wajib Menjadi Pelopor Keilmuan dan Mencipta Teknologi Informasi Demi Kemaslahatan Masa Depan Umat Islam.
KUALITAS KADER BER-AKHLAQUL KARIMAH (KEMANFAATAN UNTUK UMAT)
Islam sebagai agama Rahmatan Lil’alamiin tentu memiliki peranan yang sangat berpengaruh dalam menjaga proses perilaku atau tingkah laku masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Agar tercipta suasana yang adil dan makmur yang diridhoi Allah swt. Kader IPM ikut bertanggung jawab dalam menciptakan kondisi masyarakat yang sudah mulai jauh dari perintah Allah swt. Melalui identitas kader dakwah yang melekat pada setiap diri aktivis IPM.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”(QS 13:11). Kesadaran kader IPM dengan keadaan sosialnya adalah konteks berjuang paling dasar.
Akhlaqul Karimah mampu kita letakkan sebagai gagasan dakwah konstruktif ketika hari ini keadaan umat tak mampu lagi melihat firman – firman tuhan sebagai sebuah petunjuk hidup. Bekal sifat Optimis, Khusnuzon, militansi, istiqomah dan rela berkorban adalah akumulasi dari penerapan seorang kader IPM dalam memaknai posisi kualitas kader Akhlaqul Karimah. Akumulasi tersebut dengan sederhana diterjemahkan melalui :
- Perilaku Kader IPM semata – mata adalah untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
- Optimisme Kader IPM sebagai aktivis dakwah adalah hal sederhana untuk menyakini sesuatu perubahan untuk kebaikan pasti tercipta.
- Khusnuzon kepada sesama muslim merupakan bentuk apresiasi dan ciri kader IPM untuk menjunjung tinggi nilai – nilai ke-Islaman.
- Sikap militansi kader IPM adalah produk organisasi yang harus dilestarikan.
- Kader IPM harus memiliki jiwa Istiqomah dalam mengemban misi dakwah agar tujuan IPM dapat terwujud.
- Penanaman jiwa rela berkorban untuk agama dan bangsa harus ada pada setiap jiwa Kader IPM.
“Perubahan secara revolusioner harus dibarengi dengan gagasan – gagasan revolusioner pula” –Stellin-.
Tafsir tujuan ini bisa kita gunakan sebagai gagasan revolusioner dan penanaman ideologis untuk menambah ghiroh dalam ber-IPM. Karena tujuan perjuangan akan sia – sia jika tidak ada tanggung jawab yang dibebankan pada setiap aktivis IPM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H