- Pagelaran Wayang Kulit yang EdukatifÂ
Pada Sabtu (30/11) malam, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit dengan Dalang Ki Cahyo Kuntadi dan mengambil lakon "Antasena Kridha". Pagelaran ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Kampus ITS yang ke 34 tahun. Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon "Antasena Kridha" ini bukan saja menyajikan hiburan semata, akan tetapi juga memberikan wawasan tentang seni pewayangan pada penonton yang hadir di malam itu. Upaya panitia penyelenggara dalam mengedukasi penonton tentang lakon "Antasena Kridha" ini diwujudkan dengan memasang baliho-baliho yang memuat informasi pengenalan tokoh wayang yang akan dimainkan pada lakon "Antasena Kridha" di sekitar lokasi acara. Baliho-baliho tersebut memuat ilustrasi visual, biografi singkat, dan karakter dari tokoh wayang. Beberapa tokoh wayang yang dikenalkan antara lain Antasena, Bathara Baruna, Werkudara, Dewi Urangayu, dan sebagainya. Adanya informasi ini tentu sangat membantu penonton, terutama generasi muda yang mungkin belum akrab dengan kisah pewayangan untuk memahami konteks cerita dan karakter yang dihadirkan dalam pertunjukan.Â
wayang kulit memiliki fleksibilitas untuk terus relevan dan dekat dengan generasi muda.Â
"Dengan banyaknya terpampang gambar wayang dan juga keterangan biografinya di pinggir jalan lingkungan ITS merupakan jembatan untuk masyarakat supaya tertarik menonton wayang dan juga sudah ada bekal pengetahuan tentang tokoh wayang yang akan ditampilkan dalam pertunjukan tersebut." Ungkap Ki Cahyo Kuntadi saat dihubungi tim admin caksi pada Rabu (11/12) petang. Langkah kreatif ini menjadi jembatan penting untuk menghidupkan kembali minat terhadap seni tradisional di era modernisasi. Dengan menghadirkan biografi tokoh-tokoh wayang secara visual dan informatif, panitia berhasil menciptakan daya tarik baru bagi penonton muda. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman dalam menonton wayang, tetapi juga memberikan edukasi budaya secara ringan dan menarik. Strategi seperti ini menunjukkan bahwa seni- Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa InggrisÂ
Upaya panitia dalam menjembatani generasi muda dalam mengenal wayang tidak hanya dengan memasang baliho pengenalan wayang, akan tetapi juga memberikan terjemahan bahasa dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Wejo Seno Yuli Nugroho, M.Sn dari Laboratorium Wayang Virtual "Kedhaton Ati" Surakarta merupakan sosok dibalik proses penerjemahan lakon ini. Adanya fasilitas ini tentu sangat membantu penonton dalam memahami alur cerita, dialog antar tokoh, hingga nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam lakon karena bahasa wayang yang notabene merupakan bahasa jawa dan memuat beberapa sastra tingkat tinggi menjadi lebih mudah dipahami.Â
"Gagasan terjemahan 3 bahasa ini sangat luar biasa bagus, kreatif dan inovatif karena bahasa bisa menjembatani penonton untuk mengerti dan tau alur cerita wayang, sehingga diharapkan penonton betul-betul bisa menikmati keindahan sastra dalang maupun kreativitas dalang di panggung. Ketika pertunjukan wayang sudah bisa dinikmati secara esensi, maka wayang akan tetap digemari dan menjadi pertunjukan yang sangat menarik sepanjang zaman, karena pertunjukan wayang itu berfungsi sebagai sarana edukasi menyampaikan pesan-pesan moral kehidupan secara universal." Ungkap Ibu Sukesi Rahayu saat dihubungi tim admin caksi pada Rabu (11/12) malam. Apresiasi dan rasa bangga atas inovasi ini pun juga diungkap oleh Ki Cahyo Kuntadi.Â
Dengan adanya terjemahan ini, Ki Cahyo berharap semua kalangan dan seluruh bangsa di dunia bisa menikmati sajian cerita dalam pertujukkan wayang. Terjemahan langsung ini menjadi bukti bahwa seni tradisional seperti wayang mampu beradaptasi dengan kebutuhan penonton modern. Hal ini melegitimasi komitmen panitia untuk menjadikan wayang sebagai seni lintas generasi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Dengan menghadirkan elemen edukatif sekaligus hiburan, Pagelaran Wayang Kulit di ITS ini berhasil menunjukkan bahwa seni tradisional tidak hanya berharga sebagai warisan budaya, tetapi juga relevan sebagai media pembelajaran yang menarik bagi generasi muda.
- Penjelasan Lakon secara Komprehensif dalam bentuk Booklet Digital
Dalam pagelaran Wayang Kulit di ITS ini, panitia juga menghadirkan inovasi menarik lainnya berupa booklet. Booklet ini berisi penjelasan tiap-tiap adegan, tokohtokoh dalam lakon, dan penjelasan tentang Antasena sebagai tokoh utama dengan begitu lengkap dan komprehensif. Tidak hanya itu, desain booklet yang menarik secara visual membuatnya mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Dengan menyediakan booklet yang informatif, pagelaran ini juga menjadi media pembelajaran yang berharga. Penonton muda, terutama yang belum familiar dengan wayang, dapat membawa booklet ini sebagai referensi untuk mendalami kisah-kisah wayang lebih lanjut. Inisiatif seperti ini menjadi contoh bagaimana seni tradisional dapat dikemas secara modern tanpa kehilangan esensi budayanya.
- Sanggit Lakon yang MenarikÂ