"Rahim.... bumi suci kang siniwi, pertiwi sang adi...." merupakan cuplikan tembang Bhumi Giri Bahari yang bergema pada bedhol kayon Pagelaran Wayang Kiai di hari Sabtu (2/11) malam. Gending ini merupakan karya dari komposer karawitan kelas dunia yang juga merupakan dosen jurusan karawitan ISI Surakarta, Dr. Peni Candra Rini., M.Sn.
Dengan aransemen yang digarap oleh Daryanto, S.Sn dan Bagus Bagaskoro WM, gending bhumi giri bahari menjadi pembuka yang begitu megah dan berkarakter kuat. Pemilihan gending ini bukan tanpa alasan, Ibu Sukesi Rahayu menjelaskan bahwa gending ini sangat mewakili suasana yang diinginkan dalam pakeliran wayang kiai, "Rasa gendingnya mewakili suasana. Menggambarkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, gunung-gunung menjulang tinggi dengan segenap kekayaan dan keindahan alamnya, juga lautan Indonesia yang kaya akan hayati, dan dilalui garis katulistiwa garis tengah porosnya bumi, seperti yg sudah tertulis dalam sabda para leluhur Nusantara," ungkap beliau saat dihubungi tim admin caksi pada Senin (5/11) sore.
Dr. Peni Candra Rini sendiri, yang juga merupakan adik kandung dari ibu sukesi merasa sangat senang dan bangga saat mengetahui gending bumi giri bahari digunakan untuk opening wayang kiai. Beliau mengungkap bahwa gending ini memang dipersembahkan untuk Indonesia dan untuk seniman lain juga bisa mereinterpretasi lagi karya ini sesuai dengan kebutuhan.
Momen diangkatnya kayon lokananta terlihat begitu agung dan berwibawa. Suara ibu kesi yang berkarakter menjadi warna tersendiri dalam bedhol kayon ini.
"Jejantung ing khatulistiwa, pinenthang gendhewaning bangsa, sabdaning ratu pandhiteng aji, jayaning giri bahari...."
Perasaan bangga, gagah, hati yang besar seakan hanyut dalam rasa musikal yang luar biasa. Ibu kesi mengungkap bahwa karakter lagu ini sangat lekat dengan warna suara beliau, sehingga beliau berusaha menghayati saat menembangkan tembang ini, "Saya berusaha menghayati sepenuh hati sampai menangis karena terbawa rasa lagu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H