…. atas nama kemanusian, jangan ada premanisme politik, seyogyanya kita menjunjung tinggi demokrasi secara bermartabat. -Khofifah I.P.
Pembawaanya sederhana, bersahaja dan bersahabat, jauh dari kesan glamour dan angkuh layak nya istri-istri pejabat dan pengusaha kaya di negeri ini. Penampilanya tak jauh berbeda dengan ibu-ibu Muslimat NU (Nahdlatul Ulama) di desa-desa di pelosok pedalaman negeri ini. Tetapi kecerdasan dan keberanianya membuat semua sorot mata tertuju pada nya, bahkan ketika di antara anggota dewan wakil rakyat yang katanya terhormat itu. DialahKhofifah Indar Parawansa. Srikandi NU yang tak pernah lelah menegakkan amar makruf nahi munkar melalui ikhtiar jalur politik yang jujur dan santun. Dia yang tak pernah letih melawan kenyataan yang sudah terlanjur kronis kemudhoratanya, dan berusaha menciptakan kenyataan-kenyataan baru yang lebih baik. Dialah Mbak Khofifah, yang jalan pikiran dan sepak terjang nya sangat saya kagumi. Bahkan menjadi lentera inpirasi yang tak pernah kunjung padam. Awal kenal dengan Mbak Khofifah Saya kenal nama beliau sejak beliau ditunjuk sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada saat Gus Dur jadi presiden tahun 1999. Tetapi, saya baru mulai tertarik dengan figure beliau pada tahun 2000. Ceritanya, pada saat itu saya yang masih duduk di kelas 1 STM Telkom di pondok pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan Jombang. Kebetulan waktu itu sekolah kami sedang mengadakan kunjungan ke Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) – ITS sekaligus ziarah wali di Surabaya, Gresik, Lamongan, dan Tuban. Masih terekam kuat dalam memori ingatan saya, waktu itu kami diterima langsung oleh Pak Muhammad Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur PENS ITS. Rupanya penampilan kami yang rapi dan pembawaan kami yang santun mampu mencuri hati Pak Nuh. Siswa STM sudah kadung dilabeli dengan stereotipe dunia cowok yang nakal dan “urakan”. Sementara kami, meskipun siswa STM separuh dari kami adalah siswa perempuan. Kami yang laki-laki berpakaian PDH (atas biru bawahan biru dongker) lengkap dengan papan nama di dada dan kopiah warna hitam, sementara kami yang perempuan dengan jilbab putihnya yang anggun.

optimisme kami adalah optimisme yang tidak pernah padam untuk amar makruf nahi munkar. Kemungkaran-kemungkaran seperti ini harus kita lawan secara maksimal dengan cara-cara yang elegant, cara-cara yang sopan, cara-cara yang santun, dan cara-cara yang mengikuti koridor hukum yang ada. Tapi bahwa amar ma’ruf nahi munkar tidak boleh pernah berhenti. – Khofifah I.P.
Proses pencalonan mbak Khofifah yang berliku ini telah memberikan pelajaran politik dan demokrasi yang sangat berharga buat seluruh rakyat Indonesia. Bahwasanya, politik tidak selalu harus dilakukan dengan cara-cara kotor dan tidak terpuji. Tetapi politik yang jujur dan santun pun masih ada dan harus terus ditegakkan dan diperjuangkan. Mbak Khofifah dan emak saya. Selain jalan pikiran dan sepak terjangnya yang oh sungguh mengagumkan saya, Mbak Khofifah secara pribadi sungguh sangat khusus buat saya. Beliau memiliki banyak kesamaan dengan emak saya. Pertama, wajah dan senyuman khas nya. Sungguh wajah dan senyum nya mbak Khofifah mirip sekali dengan Ibu saya. Setiap melihat beliau di TV atau di youtube, selalau mengingatkan saya pada emak saya. Kedua, sama-sama aktivis Muslimat nya walaupun levelnya yang berbeda. Emak saya adalah aktivis Muslimat di Desa di ujung selatan Kabupaten Banyuwangi. Sejak dahulu, beliau membesarkan Muslimat NU , yang bergerilya dari dusun ke dusun dengan sepeda ontelnya, untuk beramar makruf nahi mungkar. Menebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Lentera Inspirasi yang tak pernah Padam Buat saya pribadi, mbak Khofifah adalah inspirasi saya untuk Berani. Saat ini banyak orang yang cerdas dan pintar, tetapi sedikit sekali yang jujur dan santun. Dan di antara yang cerdas, pintar, jujur dan santun itu tak banyak yang berani. Bahkan banyak di antara mereka yang pada akhirnya harus tunduk pada kenyataan dan tenggelam di dalamnya. Mbak Khofifah buat saya adalah inspirasi untuk berani karena benar, dimana pun saya berada suatu saat nanti. Seperti nasehat Gus Dur pada pak Mahfud MD dan anak-anak ideologisnya:
Kalau mau melakukan perubahan jangan tunduk pada kenyataan, tetapi lawan itu kenyataan kalau anda yakin itu benar, dan kita harus membuat kenyataan baru.
Terima kasih mbak Khofifah sudah menjadi Inspirasi buat kami. Selamat berjuang Mbak Khofifah ! Semoga bisa membawa Jawa Timur menjadi lebih Berkah ! Akmi merindukan pemimpin yang cerdas, jujur, santun, dan berani seperti mu. Insya Allah jika Allah berkendak, enkau mampu mewujudkan Jawa Timur dan Indonesia yang lebih baik. Baldatun Toyibun Warabbun Ghoffur, Allahumma Ammiin. Picture taken from: http://img.lensaindonesia.com/thumb/350-630-1/uploads–1–2013–04–44724-khofifah-indar-parawansa1-aktivis-gpp-tolak-rencana-kedatangan-ke-stain.jpg
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI