*) Sebuah kisah sejarah dari sebuah desa di lereng selatan Gunung Sumbing.
Ayah saya, lahir dikisaran tahun 1940-han, beliau mengatakan tidak mengingat moment proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1945, namun beliau mengingat peristiwa-peristiwa sejarah setelah kemerdekaan. Beliau ingat betul bahwa setelah kemerdekan masih terjadi peperangan. Dan perang yang paling beliau ingat adalah sebuah peristiwa yang beliau sebut "geger pungkasan", yaitu perang terakhir yang terjadi disekitar wilayah Kabupaten Wonosobo, kususnya di sekitar Desa Krawatan.
Ketika peristiwa yang beliau sebut "geger pungkasan" tersebut berlangsung, beliau kurang lebih berusia 6 atau 7 tahunan dan telah yatim. Beliau anak paling kecil diantara saudara-saudara beliau, sehingga yang beliau bisa lakukan hanya menangis ketakutan sambil digendong dan dipaksa lari menuju tempat pengungsian dan tempat persembunyian oleh kakak tertua beliau yang juga panik bersama masyarakat warga Desa Krawatan yang lain saat itu.
Beliau mengisahkan, saat itu pesawat tempur penjajah berlalu-lalang di langit Desa Krawatan dan sekitarnya, dari kejauhan tampak pesawat-pesawat itu menjatuhkan dan melontarkan bom dari ketinggian, ledakan berdentuman dan asap hitam membumbung tinggi terlihat dari kejauhan. Namun, Alhamdulillah, beruntung tak satupun bom jatuh dan meledak di bumi Desa Krawatan.
Beliau tidak ingat tanggal dan tahun berapa tepatnya kejadian itu berlangsung. Namun, jika dilihat dari tahun beliau lahir, dan usia beliau saat peristiwa itu berlangsung, kemungkinan besar peristiwa itu adalah rangkaian dari peristiwa Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada Juli 1947 sampai dengan Desember 1948.
Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II adalah upaya pendudukan kembali oleh militer Belanda di Jawa dan Sumatra untuk menguasai kembali wilayah Negara Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka dari tangan penjajah Jepang. Peristiwa penyerangan tersebut berpusat di Jogjakarta yang saat itu masih menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
#Memperingati_Hari_Pahlawan_10_November.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H