Mohon tunggu...
C Jati
C Jati Mohon Tunggu... -

rileks

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kira-kira Kenapa Ya Babi Diharamkan?

12 Desember 2014   21:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


  1. Babi itu jorok. Pemakan segala termasuk kotorannya sendiri, dan suka tinggal di tempat yang jorok. Argumen: Kalau dikembangkan di peternakan yang bersih dan higienis apakah halal? Jelas tidak. Kesimpulan: Alasan ini kurang valid.
  2. Sumber penyakit. Carrier berbagai virus, segala macam cacing, bakteri, parasit, rembesan urine, lemak tinggi, penyebab kanker, asam urat, darah tinggi, stroke, serangan jantung dst. Argumen: Katakanlah teknologi medis sudah sangat maju, dan segala macam obat dan penangkal penyakit dari babi sudah ditemukan. Apakah babi jadi halal? Jelas tidak. Kesimpulan: Alasan inipun jadi agak kurang valid.
  3. Tanda ketaatan. Jika agama sudah menetapkan haram, maka harus ditaati. Tidak pakai banyak alasan. Juga sebagai pembeda antara yang beriman dengan yang tidak beriman. Argumen: Di era informasi yang sangat modern sekarang ini, orang semakin kritis dan skeptis saja terhadap agama. Semua pelarangan yang dianggap tidak masuk akal akan dibantah habis-habisan. Kesimpulan: Alasan ini kurang universal, dan ini melemahkan.
  4. Teknik penyembelihannya tidak manusiawi. Babi tidak punya leher. Susah menyembelih babi secara cepat dan bersih. Bahkan ada yang membunuh babi dengan menusuk jantung atau memarang dahinya berkali-kali. Penyembelihan babi sangat menyiksa dan membuat menderita. Argumen: Kalau ditemukan teknik penyembilahan yang tidak menyiksa apakah babi jadi halal? Tentu tidak. Kesimpulan: Alasan inipun jadi susah diterima.
  5. Sifat babi yang buruk bisa menular ke manusia. Babi itu rakus, jorok, tak tahu malu, free sex, dst. Sementara itu DNA babi mirip dengan manusia, selain bahwa kemiripan DNA dikhawatirkan bisa menjadi jembatan evolusi atau lompatan evolusi penyakit-penyakit yg berpotensi membahayakan manusia, kemiripan DNA juga dikhawatirkan menularkan sifat-sifat dari binatangnya. Argumen: Kemiripan DNA tidak menular, tapi diwariskan secara keturunan. Dan sifat tidak diserap melalui usus. Banyak makan babi tidak membuat orang menjadi seperti babi. Kesimpulan: Alasan ini belum tidak teruji. Apakah sifat buruk bisa ditularkan lewat makanan? Mungkin kelak teknologi bisa membuktikan ini. Tapi tidak sekarang, belum. Seperti juga hadist yang mengatakan bahwa uang haram akan membawa pengaruh buruk pada keluarga: “Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari yang haram (dan) neraka lebih layak baginya.” Secara logis ini sulit diterima karena kenapa hanya karena makan yang haram terus harus masuk neraka. Maka penjelasan logisnya adalah mereka yang makan uang haram akan cenderung melakukan perbuatan haram, dan inilah yang akan membawa mereka masuk neraka. Sekali lagi ini lebih bersifat spiritual daripada logis. Kurang universal, terutama bagi mereka yang tidak percaya adanya kehidupan sesudah mati.
  6. Alasan yang tidak diketahui. Mungkin inilah alasan yang paling aman. Dikarenakan setinggi-tingginya teknologi, manusia tetaplah manusia yang tidak sempurna. Selalu saja ada peluang untuk melakukan kesalahan, atau lobang yang tidak diketahui. Alasan ini selalu bisa dikembangkan mengikuti kemajuan jaman. Waktu akan membuktikan apakah alasan yang tidak diketahui ini akan terungkap atau justru akan lenyap. Contoh alasan yang tidak diketahui misalnya:


  • Salah satu potensi alasan yang tidak diketahui mungkin bisa dirujuk dari kitab yoga tentang pantangan makanan. Para yogi sangat ketat dalam mengatur diet makanannya. Makanan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi seluruh tubuh. Para yogi sangat disarankan untuk makan lebih banyak sayuran dan menghindari makanan yang berlemak. Cukup banyak spiritualis yang hanya makan sayuran semata. Walaupun hal ini bukan merupakan syarat mutlak, makan lebih sedikit daging khususnya yang berlemak, membuat seluruh lapisan tubuh menjadi lebih bersih. Untuk daging sendiri, perlu diketahui bahwa daging dari beberapa binatang mempunyai energi yang lebih kotor secara eterik. Makan daging binatang tersebut cenderung membuat lapisan-lapisan tubuh menjadi lebih kotor. Urutan daging yang terjelek adalah: Babi, Belut dan Ikan Lele, Kambing, Sapi, Ayam/Bebek. Kesimpulan: Makan babi sangat buruk bagi kehidupan spiritual seseorang. Maka wajar jika babi dilarang dimakan oleh agama.
  • Larangan memakan makanan tertentu, atau pada waktu-waktu tertentu, bisa jadi dimaksudkan agar manusia mempunyai kesadaran untuk selektif terhadap apa yang dimakannya. Selain agar tidak merugikan kehidupan spiritualnya, juga untuk faktor-faktor kesehatan tubuhnya.


Pertanyaan tambahan: Lalu kenapa Tuhan menciptakan babi kalau nggak boleh dimakan? Padahal kan enak. Sebenarnya bukan hanya babi yang dilarang dimakan. Banyak benda-benda lain atau binatang lain ciptaan Tuhan yang juga tidak boleh dimakan. Ini sama juga dengan larangan-larangan lain dalam agama. Kenapa hidup harus dilarang ini dilarang itu? Dan yang dilarang itu tidak jarang justru yang ingin dilakukan oleh manusia. Tentu karena adanya tujuan tertentu dibalik larangan-larangan tersebut. Bagi mereka yang mempercayainya tentu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun