Mohon tunggu...
Cakra Dep
Cakra Dep Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilkada Depok dan Tokoh Muda

21 Oktober 2015   22:31 Diperbarui: 21 Oktober 2015   23:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai kota anak muda , depok kelebihan stok tokoh muda. Stok tokoh muda yang bergerak dibidang usaha , dunia artis , tokoh politik dan masih banyak lagi. Contoh saja artis , meski artis ibukota kebanyakan mereka hidup dan tinggal di depok seperti azis gagap , eman , ginanjar dan lainnya. Apalagi kalau bicara tokoh muda yang bergerak dibidang politik. Hampir semua penggerak kekuatan politik dipimpin oleh anak-anak muda dengan di mentorin oleh tokoh-tokoh yang menjelang uzur.

Ada bang rudi samin. Yang kemarin sempet kecewa karena ditelikung di pemilihan bakal calon walikota Kota Depok. Bang rudi samin ini santer sudah digadang-gadang semua grassroot untuk maju di kompetisi pilkada walikota depok dan hampir bisa dipastikan maju tanpa ada yang menghalangi karena hampir semua grassroot dan stakeholder pdip depok sudah sepakat. Namun tiba-tiba semua berubah ketika ada titipan dari jakarta yang juga bukan orang depok masuk ke depok dan mengambil tiketnya padahal sampai akhir penjaringan calon nama dimas tidak ada. Yang ada hanya Achmad Nasir Biasane, Soetadi Dipowongso dan Rudisamin.

Banyak orang simpati kepada bang rudi samin atas peristiwa "tiket walikota" dan menjadi perbincangan di akar rumput kader pdip. Sebagian besar orang merasa tidak habis pikir kenapa tiba-tiba ada orang jakarta datang dan menyerobot begitu saja padahal bang rudi samin lebih menguasai medan dan persoalan kota depok. Dan bang rudi samin sudah mempersiapkan banyak hal agar bisa maju ke gelanggang pilkada walikota depok termasuk penyebaran 10000 banner rudi samin , belum termasuk permintaan 300 juta untuk menaikkan suara hasil survey. Kerasnya dunia politik , orang yang pantas maju malah tersingkir.

Ada juga bang Imam Budi Hartono. IBH ini nasibnya mirip-mirip dengan bang rudi samin hanya beda coraknya. Jika bang rudi karena diserobot oleh orang jakarta yang sekarang maju pilkada depok maka bang IBH harus ngalah dengan keputusan partai karena masalah survey elektabilitas. Pks memberikan tiket walikota ke IAS (Idris Abdul Shomad) karena dianggap memiliki kans menang lebih besar berdasarkan hasil survey elektabilitas meski tegas-tegas idris shomad atau yang diakrab dengan panggilan pak kyai idris ini bukanlah kader pks. Hal ini sesuai dengan apa yang ditegaskan di munas pks beberapa waktu lalu di bumiwiyata depok. Makanya tak heran ketika pak kyai diserang negatif campaign negatif  , pks diam seribu bahasa.

Hanya saja IBH tunduk kepada keputusan partai sehingga tetap mengikuti apa yang sudah digariskan dan berjuang dibelakang idris pradi. Berbeda dengan bang rudi samin yang mengungkapkan kekecewaannya karena menganggap bahwa semua itu dikarenakan kongkalikong orang-orang tertentu di pdip mengingat pemegang tiketnya kabarnya juga bukan kader pdip murni malah kader golkar ical. Dan itu bisa diartikan bahwa db adalah golkar menunggangi pdip meski golkar sendiri sedang ada permasalahan internal.

Tokoh muda lainnya adalah Pradi Supriatna. Bang pradi ini termasuk beruntung karena tiket seharusnya jatuh ke bang nuroji yang juga tokoh muda depok dari partai gerindra. Tapi kemudian tiket diberikan ke bang pradi supriatna sehingga bang pradi resmi maju kedua kali di pilkada depok sebagai kandidat wakil walikota.

Bang pradi supriatna awalnya terkenal karena keterlibatannya di dunia sepakbola depok. Cukup lama didunia bola hingga aktif di persikad , bang pradi bertemu pak yuyun yang kemudian menggandengnya maju ke pilkada depok 2010 melawan nurmahmudi - idris shomad. Namun memang belum bernasib baik , bang pradi gagal di pilkada 2010 dan kembali di dunia usaha dan sosial termasuk dunia persepakbolaan depok.

Dan kini pada tahun 2015 , pradi supriatna bersama kyai idris shomad maju di kompetisi pilkada urutan nomer 2.

Jika dipaparkan disini akan ada berlembar-lembar kisah tokoh muda di Kota Depok dari berbagai kalangan. Depok kebanyakan stok tokoh muda baik itu yang terkenal di media maupun di akar rumput bergerak dibidang sosial pendidikan. Bisa dikatakan Kota Depok tidak butuh tokoh muda dari luar karena bahkan masih banyak tokoh-tokoh muda lainnya yang butuh dorongan agar terus berkiprah dan mampu menunjukkan eksistensi diri.

Kisah bang rudi samin yang kalah dengan tokoh muda import yang belum jelas kemampuannya sangat melukai grassroot dan juga sangat disayangkan oleh banyak stakeholder di Kota Depok. Kompetisi pilkada yang seharusnya menjadi ajang pembuktian diri para tokoh muda putra daerah depok tiba-tiba terkooptasi oleh kekuatan lain yang memaksakan calon mereka masuk gelanggang.

Pertanyaannya , berapa harga yang harus dibayar Kota Depok untuk tokoh titipan tersebut jika dia menang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun