Mohon tunggu...
Cakra Buana
Cakra Buana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penzaliman dan Penganiayaan Eks GAFATAR "Tragedi HAM yang Disembunyikan"

21 Juli 2016   22:44 Diperbarui: 21 Juli 2016   22:47 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempo Channel merilis sebuah kesaksian hidup dari salah seorang mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara. Dia adalah satu diantara ribuan jiwa dari anak-anak negeri yang dievakuasi paksa meninggalkan tanah air-nya di bumi Borneo menuju kampung kelahirannya di Pulau Jawa. Sekilas kiranya perlu sejenak merenungkan peristiwa mengharukan yang dialami oleh ibu ini dengan sajian ilustrasi karya terbaik video dalam link berikut ini: LINK

Dalam kesaksiannya, sangat jelas seorang ibu bersama dengan mantan eks GAFATAR lainnya telah mendapatkan penzaliman dan penganiayaan dari segenap oknum masyarakat. Kisah cerita seorang ibu ini menunjukkan betapa banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang melekat pada diri anak bangsa hanya karena dihakimi oleh opini publik sebagai aliran sesat.

Padahal orang-orang kampung terdekatnya merasa nyaman dan tidak terusik dengan keberadaannya. Dengan pengusiran ini telah merampas hak-hak dari segenap warga negara atas hak kebebasan beragama dan berkeyakinan, hak kebebasan berserikat dan berkumpul, hak memilih tempat tinggal dimanapun di Indonesia, serta hak-hak lain yang telah dijamin oleh Konstitusi.

Kronologi kejadian pengusiran dan evakuasi paksa ini semakin memperjelas adanya sebuah skenario untuk menumpas kreativitas kemandirian anak-anak bangsa. Sebuah komunitas yang hendak membangun dirinya dengan aktivitas pertanian agar bisa berdiri di atas kakinya sendiri justru harus berlawanan dengan perilaku hidup pragmatis yang serba hedonis dari kaum materialistis. Harapan menyelamatkan negeri dengan bertani harus terkubur oleh isu "framming" media yang dikonstruksi oleh pengambil keuntungan dari peristiwa ini. 

Namun demikian, dari semua peristiwa tersebut ada satu ketabahan,  pelecut dan pembakar dari kesaksian ibu tersebut sehingga bisa bertahan menghadapi penzaliman dan penganiayaan tersebut. Dia sangat yakin bahwa dirinya bukanlah orang jahat dan tidak melakukan tindakan pelanggaran hukum apapun.

Dia berpegang teguh sebagai orang yang berjalan pada jalan kebenaran. Dia kuat dan bisa bertahan hingga kini karena telah menjadi saksi bahwa kebenaran dapat mempertahankan dirinya tetap eksis di bawah pertolongan dari penguasa kebenaran, Allah Tuan Semesta Alam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun