PROGRAM PARENTING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus di SMK Cendika Bangsa*
 *) Ditulis oleh Abdulloh Muthi'
Tulisan ini diterbitkan oleh media online wartacakrawala.com
 Program parenting biasanya familiar di lembaga pendidikan usia dasar atau taman kanak-kanak, namun untuk sekolah menengah kejuruan, program ini kurang begitu familiar, adapun parenting sendiri dapat  diartikan sebagai teknik pengasuhan orang tua terhadap anaknya.Â
Berpedoman pada defenisi tersebut, maka orang tua memiliki peran yang vital dalam membentuk karakter atau kepribadian yang baik pada anak, karena proses pendidikan karakter anak tidak bisa dibebankan hanya pada pihak sekolah, karena bagaimanapun, lingkungan sosial dimana anak tersebut berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari mereka, lebih banyak dilakukan saat mereka berada diluar lingkungan sekolah, terutama lingkup keluarga.Â
Dan tujuan parenting dapat diwujudkan, jika (1) orang tua mampu menciptakan kondisi yang harmonis dan nyaman pada anaknya jika mereka berada dirumah, (2) orang tua juga harus mengajarkan dan menanamkan konsep karakter spiritual dan sosial.
Bentuk pelaksanaan parenting dirumah dapat berupa pengamatan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak, baik kegiatan sekolah ataupun kegiatan sosial anak diluar sekolah.Â
Proses pengamatan ini tidak hanya sekedar melihat dan mengetahui kegiatan anak saja, orang tua juga harus mempunyai informasi kegiatan yang dilakukan oleh anak, misalnya: tujuan, dengan siapa, dimana, dan kapan kegiatan anak tersebut dilakukan, serta dampak kegiatan tersebut bagi perkembangan fase kehidupan dan masa depan anak. Â
Mereka (baca:orang tua) harus mendukung jika dinilai kegiatan tersebut bermuatan positif, dan sebaliknya mengarahkan anak jika kegiatan itu dinilai negatif.
Tugas sekolah, terutama sekolah menegah kejuruan, dalam kaitannya dengan program parenting ini adalah untuk memfasilitasi para orang tua yang masih belum begitu memahami konsep dan pelaksanaan parenting.