Memahami Istilah "Pendidikan Seks pada Anak"
Ditulis oleh : Abdulloh Muthi' (sekawanpilar)
Pembentukan karakter, etika  atau akhlak yang mulia adalah tujuan utama pendidikan, ketika "seks" dilabelkan dibelakang kata pendidikan. maka menurut pemahaman penulis, kira-kira tujuannya adalah bagaimana pendidikan itu menjadi seperangkat nilai dan aturan yang mampu dipahami anak-anak tentang seksualitas dan batasan dorongan seksual pada mereka.Â
Secara definisi, sebenarnya ada perbedaan yang signifikan antara istilah seks, seksualitas dan dorongan seksual. penjelasan tentang ketiganya dapat dilihat dibawah ini:
- Seks adalah perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, yang dikenal sebagai alat kelamin (sex, dalam bahasa Inggris). Â
- dorongan seksual diartikan sebagai keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual melalui perilaku seksual yang di inginkan, dorongan seksual ini sangat dipengaruhi oleh hormon yang ada dalam tubuh manusia, yaitu hormon esterogen dan progesteron pada perempuan, dan hormon testosteron pada laki-laki. Ketiga hormon tersebut mulai diproduksi tubuh ketika, ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi atau yan dikenal dengan masa pubertas pada anak-anak.Â
- Seksualitas dapat dimaknai perilaku  atau aktivitas manusia dalam menjaga dan mengfungsikan alat kelamin (seks) mereka, dimensi seksualitas ini sangat luas, sedikitnya ada tiga dimensi, yakni : (a) dimensi biologis,seksualitas dalam dimensi ini berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan optimalisasi fungsi organ reproduksi, juga hormon-hormon pemicu timbulnya dorongan seksual. (b) Dimensi sosial, seksualitas dikaitkan dengan  hubungan antar personal manusia satu dengan yang lainnya, dan sudut pandang masyarakat dalam sebuah populasi, serta pengaruh lingkungan yang akhirnya membentuk norma atau aturan tentang seksualitas, seksualitas dalam dimensi ini akan dinilai oleh masyarakat hanya dengan dua kategori yang berlawanan; baik atau buruk, pantas atau tidak pantas. (c)  Dimensi spiritual, seksualitas harus sesuai dengan aturan-aturan Tuhan yang tertuang dalam kitab suci atau ajaran para messenger of God (Nabi dan Rosul, dalam Agama Islam).
Memahami istilah "pendidikan seks" pada anak, maka orang tua atau guru, tidak cukup hanya menerangkan "seks" saja, dengan hanya memberi tahu pada anak tentang perbedaan alat kelamin an sich, baik bentuk maupun fungsi, melainkan mereka harus memberikan pemahaman yang integral dan komprehensif  pada anak, tentang seks dan seksualitas dengan beragam dimensinya. Karena setiap dimensi seksualitas, mempunyai fase dan karakteristik sendiri. Misalnya seksualitas dalam dimensi spiritual prespektif Islam, para orang tua dan guru harus menggali dan membaca lebih banyak ragam referensi tentang bagaimana ajaran Islam menata prilaku seksual umatnya, aktivitas seksual apa yang dihalakan beserta manfaatnya dan yang diharamkan beserta dampak negatifnya, atau bagaimana Islam mengatur aktivitas seksual agar menjadi halal dan membawa kebaikan baik untuk individu, keluarga atau masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H