Mohon tunggu...
Financial featured

Harga BBM Naik, Inilah Alasan Kenapa Subsidi Harga BBM Harus Dikurangi

30 Agustus 2017   07:23 Diperbarui: 2 Juli 2018   11:17 7933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada artikel sebelumnya kita sudah banyak membahas tentang Energi Terbarukan sebagai energi alternatif pengganti energi-energi fosil, lalu kemarin juga kita sudah membahas tentang memaksimalkan pemanfaatan LNG sebagai subtitusi dari Bahan Bakar Solar atau Diesel. Sekarang saatnya saya mengajak kalian membahas tentang subisidi BBM di Indonesia. Apakah subsidi BBM tersebut masih efektif diberikan kepada masyarakat?

Memang kondisi ekonomi dunia saat ini berada pada posisi tiga kejadian penting yaitu harga minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika Serikat. Harga rata-rata minyak mentah dunia (crude oil price) beberapa tahun belakangan ini cenderung berfluktuasi dengan tolak ukur mengalami penurunan harga. Jadi penurunan harga minyak mentah dunia ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu salah satunya karena revolusi shalegas di Amerika Serikat. Shalegas adalah gas alam yang diperoleh dari serpihan batu shaleatau tempat terbentuknya gas bumi.

Produksi Shalegas telah menyebabkan penurunan harga sumber energi lainnya. Karena ekspansi dan persediaan sumber energi Shalegas yang cukup melimpah serta Shalegas dianggap mampu menurunkan biaya produksi. Produksi Shalegas juga mampu meningkatkan ketahanan energi serta mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang mahal yaitu minyak bumi dan batubara. Revolusi shalegas ini akan berdampak sangat besar bagi Amerika Serikat terutama menguntungkan dalam membuka lapangan pekerjaan baru untuk negara tersebut.

Faktor lain yang menjadi penyebab turunnya harga minyak dunia yaitu karena adanya peningkatan produksi oleh negara yang tergabung dalam OPEC (Organization of The Petroleum Exporting Countries). Ketika produksi minyak mengalami peningkatan sementara permintaan minyak tidak mengalami perubahan atau konstan maka akan terjadi kelebihan produksi minyak yang mengakibatkan harga minyak tersebut akan turun (teori supply & demand).

Dalam sebuah siklus perekonomian hampir disetiap aspek kegiatan ekonomi membutuhkan energi atau bahan bakar minyak baik itu digunakan untuk menjalankan mesin produksi, penghasil energi listrik dan juga sarana transportasi yang dapat dijadikan sebagai pengalokasi barang dan jasa. Ketika terjadinya fluktuasi harga minyak mentah dunia maka akan berdampak kepada perubahan harga bahan bakar minyak di Indonesia karena mengikuti harga minyak mentah dunia. Pada saat kondisi sekarang ini apabila produksi minyak mentah berlimpah sementara kebutuhan minyak tidak bertambah atau justru berkurang, maka harga minyak cenderung turun.

Pada gambar diatas sudah terlihat jelas bahwa grafik harga minyak mentah dunia dari tahun 2000 sampai 2016 mencapai puncak harga tertinggi pada tahun 2008, namun mengalami penurunan harga yang signifikan dari tahun 2014 sampai 2016 akhir. Mengingat pentingnya keberadaan bahan bakar minyak dalam kegiatan perekonomian, maka pemerintah perlu melakukan intervensi dan mengendalikan tingkat harga bahan bakar minyak agar bisa dibeli oleh masyarakat banyak.

Salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah bagi penyediaan bahan bakar minyak yaitu berupa pemberian subsidi. Subsidi bahan bakar minyak yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia berawal pada masa pemerintahan orde baru dan sampai saat ini subsidi terhadap bahan bakar minyak masih diberlakukan, hanya saja subsidi yang diberikan oleh pemerintahan sekarang dikurangi.

Pada gambar diatas menunjukan grafik subsidi bahan bakar minyak dan energi Indonesia dari tahun 2005 sampai 2016. Dari grafik tersebut menunjukan rasio antara subsidi bahan bakar minyak yang diberikan oleh pemerintah dan subsidi energi. Nilai rasio subsidi bahan bakar minyak dan subsidi energi berubah menjadi besar ketika terjadinya krisis ekonomi global.

Implikasi dari peningkatan harga minyak di pasar dunia, mengakibatkan pemerintah mengambil kebijakan menaikan harga BBM didalam negeri. Pada akhir tahun 2007 sampai dengan awal 2008, perekonomian dunia menghadapi krisis energi yang memicu peningkatan harga minyak dunia. Harga minyak dunia meningkat dari kisaran 60-65 US$ per barrel pada pertengahan tahun 2007 melonjak hingga di atas 100 US$ per barrel pada awal tahun 2008.

Di dalam negeri kenaikan harga minyak dunia direspon oleh pemerintah dengan menaikan harga BBM jenis premium dan solar yaitu dari IDR. 4000/liter menjadi IDR. 6000/liter. Peningkatan harga BBM tersebut menjadi kondisi yang sangat serius bagi pemulihan perekonomian nasional dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kebijakan subsidi BBM yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia membuat anggaran subsidi energi di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun cenderung mengalami kenaikan. Besaran subsidi BBM dinilai menjadi alasan pokok tidak stabilnya keseimbangan primer APBN dari sisi pengeluaran sehingga dapat menimbulkan defisit anggaran pemerintah. Komsumsi yang berlebihan membuat Indonesia kini menjadi negara pengimpor minyak yang sangat tergantung dari fluktuasi harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun