Dengan memilih langkah migrasi ke mobil listrik, dipastikan bakal berdampak pada penurunan konsumsi BBM dan pemangkasan subsidi energi. Terlebih jika pemerintah menyediakan stasiun pengisian daya mobil listrik dari energi baru terbarukan. Kita punya produksi panas bumi yang melimpah, terbesar ketiga di dunia. Belum lagi potensi pembangkit listrik tenaga air atau tenaga angin yang sudah saya jelaskan di artikel-artikel sebelumnya.
Dilansir dari independensi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan bahwa pihaknya telah mempertimbangkan konsep penyediaan energi untuk mobil listrik melalui baterai yang bisa dibeli di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Setelah mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo, Kementerian ESDM tengah menyusun rancangan kebijakan dalam bentuk peraturan presiden mengenai pengembangan mobil listrik untuk mengurangi emisi karbon.
"Teknologi baterai itu penting. Semua 6.000 SPBU di Indonesia nantinya bisa menyediakan baterai. Setiap mobil listrik masuk SPBU tidak untuk mengisi bahan bakar, tetapi mengganti baterai. Jadi baterai daya kosong bisa dilepas, lalu menukarnya dengan baterai yang terisi. Konsumen harus membayar baterai tersebut," kata Menteri Jonan usai menghadiri Seminar Powering Indonesia di Jakarta, Rabu (19/7/2017) lalu.
Namun, sebelum kita melihat realisasi dari program ini sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa saja kelebihan dan kekurangan pada mobil listrik, berikut ini saya rangkum beberapa kelebihan dan kekurangan mobil listrik yang saya rangkum dari berbagai sumber:
Kelebihan:
- Tidak seperti mobil berbahan bakar konvensional lain, mobil listrik 100% bebas emisi dan tidak berkontribusi terhadap perubahan iklim.
- Mobil listrik lebih hemat energi daripada mobil berbahan bakar konvensional. Efisiensi keseluruhan mobil listrik adalah 48%, secara signifikan lebih baik dibandingkan mobil berbahan bakar konvensional yang mencapai efisiensi sekitar 25%.
- Mobil listrik sangat halus sehingga tidak menyebabkan polusi suara.
- Mobil listrik menjamin keamanan maksimum karena tidak melibatkan bahan bakar minyak sehingga mereka tidak akan terbakar atau meledak jika menabrak sesuatu.
- Sangat kompak dan nyaman.
- Biaya isi ulang sangat terjangkau. Rata-rata memerlukan biaya isi ulang 2 sen per mil dibandingkan bahan bakar konvensional yang membutuhkan 12 sen per mil.
- Masa pakai motor diperkirakan 90 tahun, jika dikendarai sejauh 50 mil per hari.
- Biaya pemeliharaan lebih rendah, karena mobil listrik hanya memiliki 5 bagian pada motornya, dibandingkan mobil konvensional dengan ratusan komponen dalam mesin pembakaran internal.
Kelemahan:
- Harga baterai mobil listrik relatif masih tinggi, lebih dari $10000. Baterai yang mahal ini menjadi alasan utama dibalik tingginya harga mobil listrik secara keseluruhan.
- Fakta mobil listrik tidak bersuara saat hidup tak selalu merupakan suatu keuntungan karena senyap nya suara mobil bisa menimbulkan bahaya bagi orang buta, orang tua dan anak-anak.
- Tipe mobil listrik masih terbatas dan juga mengisi ulang daya secara signifikan lebih lama dibandingkan proses yang relatif cepat pada pengisian bahan bakar ke tangki mobil konvensional.
- Ada juga masalah pemanasan. Mobil listrik yang digunakan dalam iklim yang lebih dingin memerlukan banyak energi untuk memanaskan interior dan defrost jendela. Pada kendaraan yang menggunakan BBM, proses pembakaran sudah mentransfer panas dari mesin, sedangkan pada mobil listrik pemanas membutuhkan energi ekstra dari baterai mobil.
Apabila memang pemerintah ingin mengembangkan penggunaan energi listrik dalam ranah transportasi, sebaiknya harus ada urutan logika yang konsisten. Mulai dari strategi dan teknologi di hulu dalam menggerakkan energi listrik yang harusnya sudah bisa ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kemudian pada sisi hilir, seharusnya transportasi publik dibuat nyaman dan reliable oleh segala golongan penumpang baik itu untuk pekerja kantoran, pengusaha, anak sekolahan dan tentunya dapat membangkitkan semangat semua masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, atau setidaknya migrasi dari menggunakan BBM menjadi kendaraan dengan tenaga listrik.
Contoh bagus yang bisa diambil pelajaran adalah komitmen pemerintah kota San Francisco, dimana kota tersebut membuat sistem moda transportasi yang umumnya dikenal dengan nama MUNI, yaitu bus dan trem digerakkan dengan tenaga listrik dan bahkan dengan biodiesel. Jika pemerintah bisa mendorong pengembangan mobil bertenaga listrik untuk moda transportasi umum, LIPI dan BPPT telah mengembangkan bus bertenaga listrik yang seyogianya bisa didorong untuk bisa diproduksi massal seraya mempersiapkan juga infrastruktur pendukung kelistrikannya. Sehingga, dengan adanya fasilitas moda transportasi umum yang terjangkau dan memadai, minat dan antusiasme masyarakat Indonesia untuk menggunakan transportasi umum akan meningkat.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat tentang Mobil Listrik atau tentang Energi, kalian bisa dapatkan informasi selengkapnya di www.esdm.go.id