Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

7 Fakta Dampak Negatif Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia

21 Agustus 2017   19:09 Diperbarui: 21 Agustus 2017   19:43 33452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya kita sudah sedikit membahas tentang potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia. Secara harfiah Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya. Sama halnya dengan teori Kebutuhan Dasar manusia menurut Abraham Maslow berikut ini:

Menurut Abraham Maslow Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Yang termasuk dari kebutuhan fisiologis diantaranya adalah sandang, pangan, papan, energy, pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, kepada kebutuhan seksual. ehem..

Bahan bakar minyak atau energi fosil merupakan salah satu sumber energi yang bersifat tak terbarukan (non-renewable energy sources) yang selama ini menjadi penopang pemenuhan kebutuhan energi di seluruh sektor aktivitas manusia. 

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber daya energi yang begitu melimpah, mulai dari tenaga air (Hydropower), panas bumi (Geothermal), gas bumi, batubara, gambut, biomassa, biogas, angin, energi laut, matahari dan sebagainya.Ke semua energi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif, dan kemudian dapat menggantikan ketergantungan terhadap bahan bakar minyak yang semakin terbatas baik dari jumlah dan cadangannya.

Saat ini bahan bakar minyak memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri, terutama pada sektor transportasi (sumber). Harus disadari saat ini Indonesia telah mengimpor minyak mentah maupun bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Krisis energi yang melanda dunia berdampak melebar, dimana tingginya harga minyak mentah dunia berpengaruh langsung terhadap kegiatan perekonomian.

Kekayaan sumber daya energi, khususnya sumber energi baru dan terbarukan yang kita miliki saat ini perlu sedini mungkin dipikirkan metode pemanfaatan sebagai energi alternatif. Ini semua semata demi menggantikan dan mengurangi peran bahan bakar minyak dalam menyumbang konsumsi terbesar energi nasional saat ini.

Sumber: http://www.conserve-energy-future.com
Sumber: http://www.conserve-energy-future.com
Untuk menemukan energi terbarukan, saat ini Indonesia memiliki mega proyek untuk energi panas bumi. Proyek yang dimaksudkan adalah Mega Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sarulla. Proyek PLTPB Sarulla ini berlokasi di Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Proyek ini akan dilakukan dalam tiga tahap, dimana fokus dari proyek ini adalah memanfaatkan uap dan air garam yang telah diekstraksi yang berada dilapangan (panas bumi) untuk meningkatkan efisiensi pembangkit listrik.

Sebenarnya eksplorasi sumber daya panas bumi ini telah dimulai pada tahun 1993 di Indonesia, namun sayangnya harus berhenti pada tahun 1998 karena krisis keuangan yang melanda Asia dan negara kita. Sehingga pada saat krisis keuangan tersebut akhirnya para developer menjual semua asset pembangkit listrik tenaga panas bumi ini kepada PT. PLN Persero.

Tahap pertama, Unit I yaitu proyek Silangkitang (SIL) telah dijadwalkan eksplorasi pada tahun 2016 yang lalu dengan target pencapaian kapasitas sebesar 110 MW, lalu direncanakan akan bangun Unit II dan Unit III yang diberi nama Proyek Namora -- I -- Langit (NIL) berkapasitas 2x110 MW berikutnya dapat dicapai 18 bulan kemudian. Jadi, total kapasitas PLTP Sarulla ini sebesar 3x110 MW, yang akan menjadi salah satu PLTPB terbesar di dunia nantinya.

Menurut Menteri ESDM, Pak Ignasius Jonan mengatakan bahwa PLTPB Sarulla ini sangat dibutuhkan untuk mengurangi defisit listrik di Provinsi Sumatera Utara. "Kita harapkan dengan beroperasinya PLTPB Sarulla ini dapat membantu daerah ini yang masih mengalami defisit listrik" Ujarnya.

Komitmen untuk membangun PLTPB ini ditempuh untuk melaksanakan komitmen Pemerintah dalam mencapai target bauran energi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Maka dengan adanya PLTPB Sarulla sebagai salah satu PLTP terbesar di dunia ini telah mendorong adanya eksplorasi panas bumi yang telah menyesuaikan potensi energi di wilayah Sumatera Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun