Mohon tunggu...
Cak Idur
Cak Idur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hobi membaca dan menulis. Tertarik dengan ICT, pertahanan, teknik, dan sosio-ekonomi.. Ngeblog juga di www.cakidur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Sapi Australia Berbahaya Bagi Wanita

22 Juni 2011   03:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:17 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_115537" align="aligncenter" width="300" caption="Sapi Australia"][/caption] Sebuah riset program doktoral Universitas Gajah Mada telah memastikan secara pasti dan ilmiah bahwa sapi impor asal Australia mengandung hormon sintetik trenbolon asetat. Mahasiswa pascasarjana UGM, Kisman A Rasyid (mantan Kepala Pusat Karantina Hewan Kementan), melakukan penelitian tersebut terhadap sapi bakalan dan daging impor Asutralia pada 2009. Riset desertasi tersebut menggunakan tenik analisis Elisa dengan hasil positif. Hormon sintetik yang diinjeksikan ke tubuh sapi bersifat steroid, bertujuan untuk memacu pertumbuhan dan berat badan sapi ternak.

Namun penggunaan hormon sintetik memberikan resiko kanker terhadap konsumen daging sapi terutama kanker rahim dan kanker payudara. Wah..gawat, Ini dua organ vital bagi wanita. Satunya untuk fungsi reproduksi dan satunya adalah mahkota kecantikan wanita. Makanya lebih baik impor Indonesia berupa daging sapi maupun sapi hidup dari Australia jangan sampai dibuka lagi. Seharusnya dari dulu sebelum mereka membatalkan ekspor sapinya, Indonesia yang terlebih dahulu menyetop impor sapinya dan mencari negara produsen yang lebih sehat sapinya. Australia boleh ekspor daging/bakalan sapi jika mereka sepakat untuk memastikan bahwa sapi-sapinya aman dari hormon-hormon sintetik yang membahayakan konsumen Indonesia dalam jangka panjang. Jangan sampai wanita-wanita Indonesia diracuni oleh daging sapi Australia.

Lebih berharga mana rahim dan payudara wanita-wanita Indonesia atau tuntutan perlakuan yang layak bagi sapi Australia. Anak-anak TK pun pasti bisa menjawabnya dengan tepat. Namun di dunia ini bukan selalu satu ditambah satu pasti dua, apalagi budaya pejabat Indonesia yang lekat dengan korupsi. Gara-gara segelintir oknum yang memperlakukan sapi Australia secara hewani saja pemerintah Australia mengehentikan secara sepihak ekspor sapi ke Indonesia. Masak pemerintah tidak mampu melindungi kesehatan rakyatnya dari sapi dan daginganya dari Australia yang tidak aman dimakan. Ambil contoh Jepang dan Uni Eropa yang menolak impor udang beku dari Indonesia jika produk tersebut mengandung antibiotik karena memang tidak sehat dikonsumsi dalam jangka panjang. Mereka telah berusaha melindungi kesehatan warganya dari produk yang tidak aman. Contoh lagi Taiwan yang menolak impor Indomie dari Indonesia karena dianngap tidak aman konsumsi, mengandung pengawet yang melebihi standart Taiwan.

Apa yang terjadi sekarang ini terbalik. Pemerintah Australia berang karena perlakuan rakyat Indonesia yang tidak berperikehewanan terhadap sapi-sapi Australia. Tetapi pemerintah Indonesia tidak bersikap tatkala rakyat Australia membuat produk sapi yang tidak berperikemanusian bagi rakyat Indonesia. Kesannya sapi-sapi Australia lebih dilindungi oleh pemerintah Australia dibanding pemerintah Indoensia dalam melindungi kesehatan wanita-wanita Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun