Pergerakan gadget pribadi bergerak dinamis mengikuti perkembangan teknologi yang ada seiring peningkatan tingkat pendapatan masyarakat. Pelaku bisnis harus cermat mengikuti trend ke depan dari produk yang dilayani. Hal itu merupakan prinsip dalam filosofi bisnis antara bisnis laut merah dan bisnis laut biru. Dahulu sepeda motor didominasi oleh produk dengan teknologi 2-tak yang murah tapi bising. Cuma Honda yang konsisten dengan produk mainstream berupa sepeda motor 4-tak dan franchise jaringan layanan purna jual. Perhatian terhadap green company semakin besar dan regulasi otoritas internasional membatasi kendaraan 2-tak sehingga perlahan namunpasti semua produsen sepeda motor beralih ke teknologi 4-tak yang lebih ramah lingkungan mengikuti jejak Honda. Hal tersebut menjadikan sepeda motor Honda makin terdepan. Populasi sepeda motor sebagi moda transportasi jarak pendek semakin besar. Alhasil bisnis minibus pengangkut penumpang yang sangat menggiurkan dari era 70-an hingga 90-an makin surut dan lesu. Pada era 90-an bisnis pager dan bisnis wartel yang melayani jasa telepon (fixed line) dan faksimil tengah booming. Sementara teknologi telepon seluler mulai dikenal masyarakat. Seiring dengan matangnya teknologi dan regulasi telepon bergerak serta tingkat kemakmuran penduduk menyebabkan telepon seluler makin terjangkau dan populer. Bisnis wartel dan faksimil serta pager akhirnya ambruk. Perkembangan produk komputer desktop yang mulai marak di akhir dekade 80-an semakin dominan di dekade 90-an. Kini sudah hampir tidak ada administrasi kantor dan bisnis yang memakai mesin ketik yang pernah begitu dominan di era perang dunia I hingga dekade 80-an. Pangsa pasar komputer desktop yang marak pun perlaha-lahan dimakan oleh produk komputer jinjing/mobile. Alhasil bisnis rental komputer yang menggiurkan di dekade 90-an perlahan mulai surut dan gulung tikar. Kehadiran telepon mobile yang pesat di era 2000-an menggulung bisnis pengiriman surat karena orang lebih memilih sms daripada mengirim surat. Kebiasaan masyarakat memakai jam tangan (arloji) dan jam weker pun perlahan mulai luntur karena semunya sudah secara tidak sadar tergantikan oleh handphone. Mungkin industri jam tinggal bertahan pada produk jam dinding sebagai ornamen, tidak lagi mengandalkan jam tangan sebagai produk massal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H