Mohon tunggu...
Cak Idur
Cak Idur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hobi membaca dan menulis. Tertarik dengan ICT, pertahanan, teknik, dan sosio-ekonomi.. Ngeblog juga di www.cakidur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ikan Kakap Bakar Petung

3 April 2014   11:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="http://cakidur.files.wordpress.com"][/caption] Dalam suatu perjalanan pulang dari Balikpapan, di daerah Petung, kabupaten Penajam Pasir Utara, aku mampir di sebuah rumah makan. Tengah hari sudah lewat, waktunya makan siang, kami merapat ke kiri di kedai makan bertulisan RM Karawang, tempat parkir cukup leluasa, ruang interior kedai begitu lapang. Di depannya tampak pelayan kedai tengah memanggang masakan. Tempat makan ada dua macam, di sebelah kanan berjajar meja kursi dan sisi kiri berderet meja dipan lesehan. Pelanggan bisa memilih bahan baku menu di box pendingin dekat ruang bakaran. Ada ikan patin, nila, ayam, dan kakap, tampak masih  cukup segar terlihat di insang ikan. Aku memilih ikan kakap, sengaja karena pernah makan ikan kakap bakar kaki lima di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Terasa nikmat, tapi di Tanah Grogot masih kurang menggigit meski ikannya cukup besar. Jika memilih ikan kakap ada dua pilihan badan-ekor dan kepala. Biasanya klo makan ikan bakar yang paling lezat daging sekitar kepala seperti saat makan ikan emas dan patin. Jadi aku ambil bagian kepala meski terlihat lebih sedikit daripada badan atau ekor. Sambil menunggu ikan selesai dibakar, pelayan kedai menyajikan nasi, lalapan, sambal, dan minuman. Aroma ikan dari asap pembakaran bikin perut semakin lapar. Selang kemudian, ikan bakar telah dihidangkan. Dengan piring kerajinan rotan beralas daun pisang, wadah nasi dari anyaman bambu, terasa makan di kampung halaman di desa. Tes citarasa dengan secubit daging ikan, tambah nasi dan sedikit sambal. Maknyus, istimewa, di atas rata-rata. Sayur lalapan pun berlimpah ada kubis, kacang panjang, daun singkong, daun sawi, mentimun, dan daun kemangi. Puas makan sayur di sini, sambalnya pun pas kadar pedasnya menurut selera penulis. Citarasa ikan bakar ini mengalahkan ikan bakar yang lebih mahal yang dua kali penulis pernah rasakan di Grogot. Kesimpulannya, rumah makan ini recommended buat pembaca. Di belakang ada toilet (tampaknya masih perlu perbaikan fasilitas), tempat wudlu dan ruang sholat sederhana tersedia. Bagaimana pendapat anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun